Putin Bantah Pasukan Rusia Serang Mal di Ukraina dengan Rudal

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Rusia tidak bisa dimintai pertanggungjawaban atas serangan terhadap mal di Ukraina.


zoom-inlihat foto
Kota-Kremenchuk-Ukraina.jpg
STR / UKRAINIAN STATE EMERGENCY SERVICE PRESS SERVICE / AFP
Tim SAR terlihat berada di tengah reruntuhan sebuah mal di Kota Kremenchuk, Ukraina, yang hancur akibat dihantam rudal Rusia, (28/6/2022).


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin membantah bahwa pasukannya telah menyerang sebuah mal atau pusat perbelanjaan di Kota Kremenchuk, Ukraina.

Berdasarkan pemberitaan dari media Rusia, Putin menyebut Rusia tidak bisa dimintai pertanggungjawaban karena Rusia tidak pernah menyerang target sipil.

Serangan terhadap mal tersebut terjadi pada hari Senin, (27/6/2022).

Menurut media Ukraina, serangan rudal itu menewaskan setidaknya 18 warga sipil dan melukai puluhan lainnya.

Melansir dari CNN International, pemerintah Ukraina telah merilis video yang memperlihatkan rudal menghantam mal.

Di sisi lain, Rusia membantah tudingan bahwa pasukannya menargetkan mal dan bangunan sipil lainnya.

Baca: Rusia Serang Mal di Ukraina, Zelenskiy: Itu Salah Satu Serangan Teroris Paling Berani

Dikutip dari The Mocow Times, Rusia bahkan menganggap tudingan itu palsu dan merupakan provokasi.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Selasa, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukan Rusia menargetkan tumpukan amunisi/senjata kiriman Barat dan kemudian meledakkannya.

Ledakan itu kemudian memunculkan api di "pusat perbelanjaan yang tidak beroperasi" yang berada di sebelahnya.

Kata kementerian itu, senjata tersebut berasal dari Amerika Serikat & Eropa dan telah dihancurkan oleh serangan udara Rusia.

Rusia tidak menyebutkan adanya korban sipil dalam serangan itu.

Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan laporan militer tentang serangan itu telah "lengkap".

Baca: Rusia Tuding Satelit di Negara Barat Bekerja untuk Musuh alias Ukraina

Presiden Rusia Vladimir Putin (tengah) dan warga Rusia lainnya membawa foto anggota mereka, yang menjadi tentara Perang Dunia II, ketika mengikuti peringatan Hari Kemenangan di Alun-Alun Merah, Moskwa, 9 Mei 2022.
Presiden Rusia Vladimir Putin (tengah) dan warga Rusia lainnya membawa foto anggota mereka, yang menjadi tentara Perang Dunia II, ketika mengikuti peringatan Hari Kemenangan di Alun-Alun Merah, Moskwa, 9 Mei 2022. (NATALIA KOLESNIKOVA / AFP)

"Serangan teroris"

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy Zelenskiy mengutuk keras serangan tersebut..

Dia menyebut serangan itu sebagai "salah satu serangan teroris paling berani dalam sejarah Eropa".

Zelenskiy menyayangkan adanya serangan terhadap pusat perbelanjaan itu. Kata dia, tempat itu "tidak memberikan ancaman kepada tentara Rusia" dan "tidak memiliki nilai strategis".

Pihak Ukraina mengatakan Rusia turut menyerang target sipil lainnya, yakni arena olahraga setempat.

Baca: Makin Terdesak oleh Rusia, Pasukan Ukraina Akan Tinggalkan Sievierodonetsk

Senada dengan Zelenskiy, Para pemimpin Group of Seven (G-7) yang sedang berada di Jerman turut mengecam serangan itu.

Menurut mereka, serangan itu sudah termasuk kejahatan perang.

"Presiden Rusia Vladimir Putin dan mereka yang bertanggung jawab akan dimintai pertanggungjawaban," demikian pernyataan dari G7, dikutip dari USA Today.

Rusia diperkirakan telah menembakkan 60 rudal ke wilayah Ukraina selama sepekan.

Rudal tersebut dilaporkan menewaskan sejumlah warga sipil dan merusak bangunan apartemen.

Pejabat Kementerian Pertahanan Amerika Serikat menduga serangan rudal tersebut bisa jadi merupakan protes Rusia atas rapat G-7 atau bantuan roket AS untuk Ukraina.

Baca: Belajar dari Kesalahan, Rusia Kini Unggul di Medan Tempur Ukraina Timur

(Tribunnewswiki)

Baca berita lainnya tentang konflik Ukraina-Rusia di sini





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved