TRIBUNNEWSWIKI.COM - Rusia dilaporkan menyerang pusat perbelanjaan atau mal di Kota Kremenchuk, Ukraina, dengan rudal, (27/6/2022).
Gubernur Dymitro Lunin mengatakan serangan itu menewaskan setidaknya 15 orang dan melukai 40 lainnya.
Dikutip dari USA Today, serangan itu turut dikomentari oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy.
Zelenskiy menyebut serangan itu sebagai "salah satu serangan teroris paling berani dalam sejarah Eropa".
Dia menyayangkan serangan terhadap pusat perbelanjaan itu. Kata dia, tempat itu "tidak memberikan ancaman kepada tentara Rusia" dan "tidak memiliki nilai strategis".
Pihak Ukraina mengatakan Rusia turut menyerang target sipil lainnya, yakni arena olahraga setempat.
Para pemimpin Group of Seven (G-7) yang sedang berada di Jerman juga mengecam serangan itu.
Menurut mereka, serangan itu sudah termasuk kejahatan perang.
Baca: Makin Terdesak oleh Rusia, Pasukan Ukraina Akan Tinggalkan Sievierodonetsk
"Presiden Rusia Vladimir Putin dan mereka yang bertanggung jawab akan dimintai pertanggungjawaban," demikian pernyataan dari G7.
Seusai serangan itu, tentara dan tim SAR bekerja semalaman untuk mencari para korban dan membersihkan puing-puing.
Asap hitam dilaporkan masih keluar dari sela-sela reruntuhan hingga beberapa jam setelah serangan terjadi.
Rusia diperkirakan telah menembakkan 60 rudal ke wilayah Ukraina selama sepekan.
Rudal tersebut dilaporkan menewaskan sejumlah warga sipil dan merusak bangunan apartemen.
Pejabat Kementerian Pertahanan Amerika Serikat menduga serangan rudal tersebut bisa jadi merupakan protes Rusia atas rapat G-7 atau bantuan roket AS untuk Ukraina.
Baca: Belajar dari Kesalahan, Rusia Kini Unggul di Medan Tempur Ukraina Timur
Rusia digdaya, Ukraina terdesak
Dua pejabat AS mengatakan pasukan Rusia kini unggul di medan perang Ukraina timur.
Pasukan Rusia terlihat lebih kuat setelah belajar dari kesalahan mereka buat pada awal invasi ke Ukraina.
Di Ukraina timur, tentara Vladimir Putin bisa melancarkan serangan udara dan darat dengan lebih baik serta mampu memperbaiki jalur logistik.
Dikutip dari CNN International, (24/6/2022), AS telah mengirim bantuan persenjataan baru ke Ukraina, termasuk sistem peluncur roket HIMARS.
Namun, menurut AS, senjata tersebut tidak bisa segera mengubah situasi di medan perang.
Baca: 75 Persen Serangan Siber Rusia ke Ukraina Berakhir dengan Kegagalan