- Merasa sulit berkonsentrasi atau sulit untuk mengingat sesuatu.
- Merasa kesepian dan tidak berguna.
- Merasa bersalah.
- Merasa pesimis terhadap suatu hal.
- Tidak memiliki nafsu makan.
- Gangguan tidur.
- Punya pikiran untuk bunuh diri.
Ketika mengalami gangguan bipolar, penderitanya mampu mengalami tanda-tanda atau gejala mania dan depresif sekaligus.
Hal tersebut dinamakan dengan gejala campuran atau mixed state.
Terdapat berapa faktor yang diduga meningkatkan risiko seseorang terkena gangguan bipolar, yakni:
- Mengalami stres berat.
- Kejadian traumatik.
- Kecanduan akan minuman beralkohol atau obat-obatan terlarang.
Memiliki riwayat keluarga dekat (saudara kandung atau orangtua) yang mengidap gangguan bipolar.
Secara pasti, gangguan bipolar ini belum diketahui penyebabnya.
Namun diduga gangguan bipolar merupakan dampak dari gangguan senyawa alami yang berfungsi menjaga fungsi otak (neurotransmitter).
Gangguan tersebut dapat dipicu oleh beberapa faktor, yaitu genetik, sosial, lingkungan, dan fisik.
Baca: Hilda Vitria Akui Punya Gangguan Mental sejak Kecil, Kini Lebih Parah: Aku Gak Sadar Lakuin Sesuatu
Baca: Mengenal Borderline Personality Disorder, Gangguan Mental yang Dialami Ariel Tatum
Orangtua atau keluarga dapat memiliki kemungkinan sebagai bibit bipolar yang kemudian diwariskan ke anggota keluarga lain.
Stres, rendahnya kepercayaan diri, atau mengalami suatu kehilangan yang tragis juga dapat sebagai pemicu gangguan bipolar.
Bipolar terdiri atas beberapa tipe, yaitu :