TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pasukan Rusia dilaporkan kembali menyerang Ukraina timur dan selatan dengan rudal, (30/4/2022).
Ukraina timur dan selatan kini menjadi prioritas karena pasukan Vladimir Putin gagal merebut ibu kota Ukraina, Kiev.
Rusia telah merebut Kota Kherson di Ukraina selatan dan menduduki sebagian besar Kota Mariupol.
Bahkan, pada tanggal 21 April Rusia telah menyatakan menang dalam pertempuran di Mariupol.
Kendati demikian, masih ada ratusan pejuang Ukraina dan warga sipil yang bersembunyi di pabrik baja Azovstal.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak warga sipil di pabrik itu dievakuasi.
Berdasarkan, penuturan seorang pejuang Ukraina, sudah ada sekitar 20 wanita dan anak-anak yang berhasil keluar.
"Kami mengeluarkan warga sipil dari reruntuhan dengan tali. Mereka lansia, wanita, dan anak-anak," kata Svaitoslav Palamar, pejuang Ukraina tersebut, dikutip dari Reuters.
Baca: Pasukan Rusia Dituding Curi Ratusan Ribu Ton Gandum di Ukraina
Baca: Jokowi Minta Vladimir Putin Segera Hentikan Perang atas Ukraina, Siap Kontribusi Perdamaian
Menurut Palamar, pihak Rusia dan Ukraina mematuhi adanya gencatan senjata setempat.
Warga sipil yang dievakuasi diharapkan bisa dipindahkan ke Kota Zaporizhzia di barat laut.
Rusia dan PBB memilih bungkam mengenai proses evakuasi ini. Dilaporkan masiha ada ratusan orang Ukraina di dalam pabrik Baja.
Serangan Rusia di Ukraina selatan ditujukan untuk menghubungkan wilayah itu dengan Krimea.
Rusia berusaha menguasai sepenuhnya wilayah Donbas yang berada di Ukraina timur.
Dua provinsi di Donbas, Luhansk dan Donetsk, sudah dikuasai oleh kelompok separatis pro-Rusia sebelum invasi dimulai.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan Rusia tengah mengumpulkan lebih banyak pasukan untuk menyerang wilayah timur.
Baca: Volodymyr Zelensky
Baca: Jadi Relawan Perang Ukraina, Mantan Marinir AS Tewas di Medan Pertempuran Melawan Rusia
Kedua belah pihak sudah melakukan perundingan perdamaian selama berminggu-minggu. Namun, hingga kini belum ada kemajuan besar yang didapatkan.
Pada hari Sabtu, (30/4/2022), Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pencabutan sanksi Barat merupakan salah satu bagian dari negosiasi.
Namun, Zelenskiy menegaskan sanksi dari Barat justru harus diperkuat dan tidak dapat ditawar-tawar.
Ukraina menuding pasukan Rusia melakukan kekejaman kepada warga sipil ketika mereka bergerak mundur dari Kiev awal April lalu.
Moskwa membantah tudingan ini. Delegasi kedua belah pihak saat ini hanya berunding melalui pesan video.
Amerika Serikat (AS) dan sekutu Eropanya telah menjatuhkan banyak sanksi kepada atas invasi Rusia ke Ukraina.
Negara-negara Barat juga telah mengirimkan banyak senjata dan bantuan kemanusiaan kepada Ukraina.
Baca: Jokowi Tak Akan Beri Bantuan Senjata kepada Ukraina: Indonesia Beri Bantuan Kemanusiaan
(Tribunnewswiki)
Baca berita lainnya tentang konflik Ukraina-Rusia di sini