TRIBUNNEWSWIKI.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy geram dengan perilaku brutal tentara Rusia di Ukraina.
Dalam sidang Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), Zelenskiy mengungkapkan sejumlah dugaan kekejaman tentara Rusia.
Dia bahkan menyamakan perilaku brutal tentara Rusia dengan teroris ISIS yang ada di Irak dan Suriah.
Namun, kata dia, dalam peristiwa mengerikan di Ukraina saat ini pelakunya adalah Rusia, salah satu anggota DK PBB.
Zelenskiy pun mengkritik DK PBB yang menurutnya tidak bisa menjalankan tugasnya dengan baik.
"Sudah jelas bahwa lembaga penting di dunia ini, yang seharusnya memaksa negara agresor untuk melakukan perdamaian, tidak dapat bekerja dengan efektif," kata Zelenskiy, Selasa, (5/4/2022), dikutip dari The Guardian.
Menurut dia, para pemimpin Rusia harus diadili di pengadilan penjahat perang.
Pengadilan itu, kata dia, haruslah mirip dengan pengadilan Nuremberg yang digunakan untuk mengadili para penjahat Perang II.
Baca: Zelenskiy: Tentara Rusia Melempar Warga Ukraina ke Dalam Sumur hingga Tewas
Zelenskiy menyebut peristiwa dugaan pembunuhan terhadap warga sipil di Kota Bucha baru-baru ini adalah salah satu bukti kejahatan perang yang dilakukan Rusia.
Pejabat Ukraina mengatakan ada 410 jenazah warga sipil di Bucha yang diduga tewas akibat tindakan pasukan Rusia.
Zelenskiy sendiri sempat mengunjungi Kota Bucha sehari sebelum berpidato pada sidang DK PBB.
"Tidak ada satu pun kejahatan yang tidak akan mereka lakukan di sana," kata Zelenskiy melalui video, dikutip dari The Guardian.
"Tentara Rusia mencari [warga Ukraina] dan dengan sengaja membunuh siapa pun yang mengabdi kepada negara kami."
"Mereka menembak dan membunuh para wanita di luar rumah mereka. Mereka membunuh seluruh keluarga, orang dewasa dan anak-anak, dan mereka mencoba membakar jenazahnya."
Baca: Dalam Sidang PBB, Zelenskiy Minta para Pemimpin Rusia Diadili atas Kejahatan Perang
Selain itu, dia menyebut adanya warga sipil yang ditembak pada bagian belakang kepala hingga tewas setelah sebelumnya disiksa.
"Beberapa dari mereka ditembak di jalan; yang lainnya dilemparkan ke dalam sumur. Jadi mereka meninggal di sana dalam penderitaan."
Biden minta Putin diadili
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden juga meminta pihak Rusia, terutama Presiden Vladimir Putin, diadili atas dugaan kejahatan perang.
Biden kembali menyebut Presiden Rusia sebagai penjahat perang, Senin (4/4/2022).
Ucapan itu keluar setelah media dunia melaporkan dugaan kekerasan yang dilakukan pasukan Rusia di Kota Bucha, Ukraina.
Baca: Kisah Muslim Ukraina Berpuasa di Tengah Perang & Kehabisan Makanan: Yang Penting Anak Bisa Makan
"Anda melihat apa yang telah terjadi di Bucha," kata Biden dikutip dari The Guardian.
Tak hanya itu, Biden juga berencana menjatuhkan lebih banyak sanksi kepada Rusia.
Kendati demikian, Presiden AS tertua itu belum menyebut tindakan pasukan Rusia di Bucha sebagai genosida.
"Kita harus terus memberi Ukraina senjata yang diperlukan untuk melanjutkan perjuangan," kata dia.
"Dan kita hrus mengumpulkan semua detailnya sehingga ini bisa menjadi pengadilan kejahatan perang yang sebenarnya."
Dengan geram, Biden mengecam Putin dan menyebutnya "brutal".
"Apa yang sedang terjadi di Bucha adalah hal yang tidak patut dan setiap orang melihatnya," kata Biden menambahkan.
Baca: Ukraina Temukan 410 Mayat di Dekat Kota Kyiv, Rusia Bantah Tuduhan: Itu Provokasi Untuk Media Barat
(Tribunnewswiki)
Baca berita lainnya tentang konflik Ukraina-Rusia di sini