TRIBUNNEWSWIKI.COM - Rusia terancam tidak bisa melunasi utangnya karena terus dihujani sanksi oleh negara-negara Barat.
Negara yang dipimpin Vladmir Putin ini telah dikeluarkan dari sistem keuangan dunia dan banyak perusahaan telah angkat kaki dari Rusia.
Kendati demikian, Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan hal itu tidak akan memicu krisis keuangan dunia.
Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva pada hari Minggu, (13/3/2022), mengatakan sanksi yang dijatuhkan oleh berbagai negara telah berdampak parah bagi ekonomi Rusia.
Menurutnya, hujan sanksi itu juga akan menimbulkan resesi besar di Rusia tahun ini.
Selain itu, perang yang terjadi di Ukraina dan dan hujan sanksi akan berdampak kepada negara-negara tetangga yang bergantung pada pasokan energi dari Rusia.
Gelombang pengungsi juga dilaporkan telah membanjiri negara-negara tetangga.
Baca: Hadapi Sanksi Bertubi-tubi, Vladimir Putin Tetap Tenang : Semua Bisa Kita Selesaikan
Baca: Warga Rusia Mulai Rasakan Dampak Hujan Sanksi: Harga Melonjak hingga Susah Tarik Uang
Sanksi itu membatasi Rusia dalam mengakses aset-asetnya. Oleh karena itu, menurut Georgieva, ketidakmampuan Rusia untuk membayar utang adalah hal yang mungkin terjadi.
Namun, ketika ditanya apakah ketidakmampuan Rusia membayar utang akan memicu krisi keuangan dunia, dia membantahnya.
"Untuk saat ini, tidak. Jumlah utang Rusia kepada bank berjumlah sekitar $120 miliar. Meski tidak kecil, jumlah itu tidak 'berdampak besar secara sistematik'," kata Georgieva dikutip dari Reuters, (14/3/2022).
Dia kemudian ditanya apakah Rusia bisa mengakses dana $1,4 miliar yang merupakan dana darurat IMF untuk Ukraina, seandainya Ruisa menang perang dan membuat pemerintahan baru di Ukraina.
Kata dia, dana itu tidak bisa dipakai Rusia karena dana itu hanya bisa digunakan oleh pemerintah Ukraina.
Berdasarkan pernyataan IMF, dana itu untuk "pemerintahan Ukraina yang diakui secara internasional".
IMF juga pernah melakukan hal yang mirip di Afganistan. Lembaga keuangan itu mencegah Taliban menggunakan dana IMF yang diberikan kepada pemerintah Afganistan.
IMF mengaku tidak bisa mengizinkan Taliban menggunakan dana itu karena pemerintahan Taliban di Afganistan tidak diakui secara internasional.
Baca: Perusahaan AS Ramai-Ramai Jatuhkan Sanksi kepada Rusia, dari Apple hingga Google
Baca: Daftar Perusahaan Global yang Belum Angkat Kaki dari Rusia, Ada Burger King hingga Dunkin
Sementara itu, IMF sempat memperkirakan pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2022 akan mencapai 4,4 persen.
Perkiraan itu kemudian diturunkan karena adanya invasi di Ukraina. Namun, secara keseluruhan perkembangan ekonomi masih berada di jalur positif.
(Tribunnewswiki)
Baca berita lainnya tentang konflik Ukraina-Rusia di sini