TRIBUNNEWSWIKI.COM - Terduga teroris berinisial SU (54), tewas ditembak Detasemen Khusus 88 (Densus 88) Antiteror Polri di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, pada Rabu, (9/3/2022) malam.
SU terpaksa ditembak lantaran melakukan perlawanan dan membahayakan jiwa saat hendak ditangkap Densus 88.
Terduga teroris tersebut ditangkap di Jalan Bekonang-Sukoharjo, Dukuh Cendono, Desa Sugihan, Kecamatan Bendosari, pada Rabu.
Terduga teroris itu ternyata adalah seorang dokter di Sukoharjo. Dia merupakan warga Kelurahan Gayam, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
SU membuka praktik di rumahnya sendiri. Tercantum di rumahnya bahwa jam praktik buka pukul 06.00-08.00 WIB dan pukul 17.00-20.00 WIB.
Ketua RT setempat, Bambang Pujiana Eka Warsono, menjelaskan bahwa semenjak ada informasi penangkapan terhadap SU, rumah tersebut sepi.
"Pekerjaannya yang saya tahu sampai saat ini dokter, kalau kelihatannya dokter umum," kata Bambang, Kamis (10/11/2022), seperti dikutip dari Tribun Solo.
Baca: Melawan saat Ditangkap, Tersangka Teroris di Sukoharjo Tewas Ditembak Densus 88
Baca: Densus 88 Tangkap 1 Orang Terduga Teroris yang Sembunyi di Polsek Kampar
Bambang mengatakan bahwa dirinya tidak pernah melihat praktik dokter SU itu ramai selama membuka praktik medis.
"Kalau saya lewat ya tidak ramai, sepi artinya tidak ada banyak pasien," ujar dia.
Menurut Bambang, SU tidak pernah bersosialisasi dengan para warga setempat.
Namun Bambang tak tahu alasan SU tak pernah bersosialisasi.
Dia juga tak pernah menanyakan kepada yang bersangkutan.
"Semenjak saya megang Ketua RT dari 2019, saya mengadakan pertemuan kegiatan warga dia tidak pernah ada, tidak pernah datang, tidak pernah sosialisasi," kata Bambang.
SU, kata Bambang, bahkan tak pernah membayar iuran yang hanya berjumlah Rp25 ribu per bulannya.
"Tidak sama sekali, boleh dicek di bendahara saya, kalau yang namanya pak Sunardi itu tidak pernah iuran. Padahal iuran di tempat saya cuma Rp25 ribu per bulan," ujar Bambang.
Bambang selama ini juga tak pernah bertegur sapa ataupun mengobrol dengan SU.
Sosok dokter yang disebutnya bertubuh agak gempal itu memang sudah dikenal di kampung tidak pernah beraktivitas apa-apa.
Dikatakan Bambang, SU juga berjalan menggunakan tongkat bantu, lantaran kakinya pernah mengalami kecelakaan.
Bambang mengaku bahwa ia hanya beberapa kali pernah berpapasan dengan SU saat menunaikan ibadah salat.
Akan tetapi, Bambang menegaskan bahwa tak pernah ada tutur kata atau obrolan terucap dari mulut SU kepadanya.
"Biasanya kalau saya ketemu itu pas maghrib sama isya. Itu aja kadang tidak ketemu, ya tidak rutin, ya cuma pernah salat di situ," ujar Bambang.
Melawan saat Ditangkap
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan membenarkan bahwa tersangka teroris tersebut merupakan warga Sukoharjo.
Dia berujar, karena SU melakukan perlawanan saat hendak ditangkap, petugas pun terpaksa melepaskan tembakan kepada SU.
Ramadhan menyampaikan bahwa upaya penangkapan tersebut dilakukan di Jalan Bekonang, Sukoharjo, Rabu (9/3/2022), pukul 21.15 WIB.
"Pada saat dilakukan penangkapan pada saudara SU, saudara SU melakukan perlawanan terhadap petugas secara agresif yaitu dengan menabrakan mobilnya ke arah petugas yang sedang menghentikan tersangka," kata Ramadhan, Kamis (10/3/2022), dikutip TribunnewsWiki laman Humas Polri.
Ramadhan menyebutkan bahwa petugas dengan sigap langsung mencoba menghentikan laju mobil bak yang dikendarai oleh tersangka dengan menaiki mobil tersebut dari belakang.
Petugas, kata dia, bahkan sempat memberikan peringatan supaya tersangka teroris tersebut menghentikan lajunya.
"Tersangka menggoyangkan stir ke kanan ke kiri atau gerakan zig zag yang tujuannya untuk menjatuhkan petugas. Kemudian menabrak kendaraan masyarakat yang melintas," ujar Ramadhan.
Baca: 1 Buronan Teroris MIT Poso Tewas Ditembak Satgas Madago Raya
Ramadhan mengungkapkan bahwa tindakan tersebut dinilai membahayakan jiwa sehingga petugas melakukan tindakan tegas terukur dengan melumpuhkan tersangka.
"Dikarenakan situasi yang dapat membahayakan jiwa petugas dan masyarakat, sehingga petugas melakukan upaya paksa tindakan tegas terukur dengan melumpuhkan tersangka dan mengenai di daerah punggung atas dan bagian pinggul kanan bawah," ujar Ramadhan.
Setelah berhasil melumpuhkan tersangka, kata Ramadhan, petugas langsung mengevakuasinya ke RS Bhayangkara Polresta Surakarta untuk penanganan medis.
Namun, nahasnya SU meninggal dunia ketika sedang mendapatkan perawatan.
"Yang bersangkutan meninggal dunia saat dievakuasi. Selain itu dua anggota yang terluka saat melakukan penangkapan terhadap tersangka SU saat ini sedang mendapatkan perawatan di RS Dinik Bhayangkara," kata Ramadhan.
Ramadhan menjelaskan bahwa SU terlibat dalam anggota kelompok Jamaah Islamiyah (JI) dan sempat menduduki beberapa jabatan.
SU pernah menjabat sebagai Amir ahikmat, Deputi Dakwah dan Informasi, penasehat Amir JI, serta Penanggung Jawab Ilal Amar Society.
(tribunnewswiki.com/Rakli Almughni)
Baca lebih lengkap seputar berita terkait lainnya di sini