TRIBUNNEWSWIKI.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin tentang konsekuensi invasi Rusia ke Ukraina.
Pasukan Rusia kini dilaporkan bersiap menuju Kyiv. Hingga saat ini sudah ada ratusan ribu warga Ukraina yang lari menyelamatkan diri sejak Putin memerintahkan invasi besar.
Namun, hingga kini Rusia masih belum berhasil merebut satu pun kota besar di Ukraina.
Para pakar dari Barat mengatakan saat ini Rusia tampaknya memutuskan menggunakan strategi yang mengharuskan adanya serangan besar-besaran ke suatu wilayah sebelum memasuki wilayah tersebut.
Dilansir dari Reuters, (2/3/2022), Biden mengatakan Putin "tidak paham apa yang bakal terjadi".
"Meski dia mungkin mendapat kemajuan di medan perang, pada akhirnya dia akan terus membayar harga tinggi," kata Biden dalam pidatonya yang disampaikan kepada DPR AS.
Ketika Biden menyampaikan hal ini, para anggota DPR terlihat berdiri dan bertepuk tangan dan melambaikan bendera Ukraina.
Baca: Perusahaan AS Ramai-Ramai Jatuhkan Sanksi kepada Rusia, dari Apple hingga Google
Sementara itu, seorang Kementerian Pertahanan AS pada hari Selasa mengatakan pasuka Rusia yang bergerak menuju Kyiv kini menghadapi masalah logistik.
Kata dia, pasukan Rusia mengalami kekurangan makanan dan bahan bakar. Bahkan, beberapa satuan tempur dilaporkan tidak lagi bersemangat.
Meski demikian, tidak jelas apakah konvoi pasukan Rusia terhenti karena masalah ini. Namun, pasukan tersebut terlihat tidak banyak mendapat kemajuan.
Di sisi lain, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenzkiy mendesak Rusia untuk berhenti membombardir warga sipil, dan melanjutkan pembicaraan.
"Setidaknya harus berhenti mengebom warga sipil, hentikan saja pengeboman itu dan kemudian duduk di meja perundingan," kata dia kepada Reuters.
Majelis Umum PBB pada hari Rabu ini dilaporkan akan menegur tindakan invasi Rusia.
Baca: Setelah Serbu Jemaah Palestina Secara Brutral, Israel Kini Kecam Invasi Rusia di Ukraina
PBB mendesak negara yang dipimpin Putin itu berhenti menyerang dan menarik mundur pasukannya.
Sehari sebelumnya, hampir seluruh anggota Majelis Umum PBB telah menandatangi draft resolusi PBB.
Draft tersebut berisi penyataan yang menyesalkan agresi Rusia ke Ukraina.
Sanksi dari perusahaan AS
Sejumlah perusahaan besar asal AS mengecam tindakan Rusia di Ukraina dan memberikan sanksi kepada negara itu.
Perusahaan tersebut di antaranya Apple, Google, Ford, Harley Davidson, dan Exxon Mobil.
Pada hari Selasa lalu, (1/3/2022), Apple mengatakan telah menghentikan penjualan iPhone dan produk lainnya di Rusia.
Melansir pemberitaan Reuters, (2/3/2022), Apple juga tengah membuat perubahan pada aplikasi Maps miliknya untuk melindungi warga Ukraina.
"Kami sangat prihatin dengan invasi Rusia ke Ukraina dan berada di pihak yang kini menderita karena kekerasan," demikian pernyataan Apple dikutip dari Reuters.
Baca: Kini Warga Rusia Mulai Rasakan Sanksi Internasional Usai Putin Lancarkan Invasi ke Ukraina
Alphabet Inc yang merupakan induk perusahaan memutuskan mengeluarkan media pemerintah Rusia dari kanal berita mereka.
Sementara itu, raksasa otomotif Ford Motor mengatakan tengah menangguhkan operasional bisnisnya di Rusia.
"Ford sangat prihatin dengan invasi di Ukraina dan ancaman yang ditimbulkannya terhadap perdamaian dan stabilitas."
"Situasi ini telah mamaksa kami untuk mempertimbangkan kembali operasional kami di Rusia," demikian pernyataan Ford.
Menyusul Ford, perusahaan sepeda motor Harley Davidson juga menangguhkan penjualan produknya di negara itu.
Baca: Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei: Rezim Mafia Amerika Serikat Menciptakan Krisis Ukraina
(Tribunnewswiki)
Baca berita lainnya tentang krisis Ukraina-Rusia di sini