TRIBUNNEWSWIKI.COM - Negara-negara Eropa dan sekutunya mengumumkan akan memberlakukan sanksi baru kepada Rusia, Sabtu (26/2/2022).
Salah-satu dari sanksi tersebut adalah mengeluarkan bank-bank penting di Rusia dari sistem pembayaran dunia.
Negara Barat berusaha menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Rusia atas tindakan invasinya ke Ukraina.
Bank sentral Rusia akan diberi sanksi agar tidak bisa membiayai perang dan menguatkan rubel, mata uang Rusia.
Pengumuman itu muncul di tengah pertempuran antara pasukan Ukraina dan Rusia di Ibu Kota Kiev.
Melansir pemberitaan Reuters, (27/2/2022), pada hari Sabtu malam masih terdengar ledakan dan tembakan di kota tersebut, tetapi tidak jelas dari mana asalnya.
Pasukan Rusia juga dilaporkan meluncurkan serangan rudal ke kota-kota lain di Ukraina.
Baca: Sosok Tentara Ukraina, Korbankan Diri dengan Meledakkan Jembatan yang akan Dilintasi Tank Rusia
Kini sudah sudah tiga hari Rusia melakukan invasi ke negara bekas Uni Soviet itu.
Presiden Rusia Vladimir Putin memilih menggunakan istilah "operasi militer khusus" untuk menyebutnya.
Putin telah mengabaikan peringatan dari negara Barat dan mengatakan bahwa "neo-Nazi" kini menguasai Ukraina.
Neo-Nazi itu, kata Putin, mengancam keamanan Rusia. Kendati demikian, Ukraina dan Barat menegaskan bahwa klaim Putin itu hanyalah propanda tanpa dasar.
Invasi Rusia ini disebut-sebut sebagai operasi milter terbesar di negara Eropa sejak Perang Dunia II.
"Karena pasukan Rusia melancarakan serangan ke Kiev dan kota-kota lain di Ukraina, kami memutuskan terus menjatuhkan sanksi kepada Rusia yang akan mengeluarkan Rusia dari sistem keuangan dunia dan ekonomi kami," kata salah seorang pejabat pertahanan Amerika Serikat (AS) dikutip dari Reuters.
"Kami akan menerapkan sanksi itu dalam beberapa hari mendatang," demikian pernyataan bersama dari AS, Prancis, Kanada, Italia, Inggris, dan Komisi Eropa.
Baca: Ogah Nyerah Lawan Rusia, Presiden Ukraina Bersumpah Pertahankan Kyiv: Kami Tak Akan Letakkan Senjata
Baca: Meski Kalah di 3 Kota, Rusia Berhasil Duduki Konotop dan Kepung Kota Lainnya di Ukraina
Awalnya negara Barat berupaya menghindari langkah besar itu karena mengkhawatirkan dampaknya terhadap ekonomi mereka sendiri.
Namun, Barat akhirnya menegaskan bakal mengeluarkan bank-bank Rusia dari sistem SWIFT.
Kendati demikian, belum ada pengumuman bank apa saja yang akan dikeluarkan.
Menteri Keuangan Prancis sebelumnya menyebut langkah itu sebagai "senjata nuklir keuangan" karena bakal mengganggu ekonomi Rusia.
Sanksi tersebut dikatakan bakal "menghancurkan" perdagangan yang dilakukan Rusia dan mempersulit perusahan-perusahaan Rusia.
Selain itu, sanksi kepada bank sentral Rusia bisa membatasi dana $630 miliar yang digunakan oleh Putin.
Menurut Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, langkah-langkah itu bakal mencegah Rusia menggunakan "dana perang" miliknya.
Baca: Bantu Perkuat Pertahanan Ukraina, NATO Kerahkan Ribuan Pasukan Siap Tempur Lawan Rusia
Melalui akun Twitter, Perdana Menteri Ukraina Denys Shmygal menyambut baik langkah tersebut.
"Terima kasih kepada sahabat kami atas komitmennya untuk mengeluarkan beberapa bank Rusia dari SWIFT," kata Shmygal.
Dia juga mengaku senang karena aset-aset bank sentral Rusia dibekukan.
Sementara itu, Wakil Presiden Eksekutif untuk Institut Keuangan Internasional, Clay Lowery, mengatakan sanksi-sanksi itu kemungkinan besar akan berdampak parah terhadap ekonomi Rusia.
Baca: Perang Rusia-Ukraina, Imigrasi Siapkan SPLP Permudah Evakuasi WNI
(Tribunnewswiki)
Baca berita lainnya tentang konflik Ukraina-Rusia di sini