TRIBUNNEWSWIKI.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak negara-negara kaya untuk membantu program vaksinasi global, Rabu (9/2/2022).
Negara-negara kaya diminta untuk menyumbang dana sebesar $16 miliar demi memuluskan program WHO tersebut.
WHO mengatakan suntikan dana besar ke dalam proyek Access to Covid-19 Tools Accelerator (ACT-A) bisa menghentikan kondisi genting di dunia kesehatan akibat pandemi.
Dilansir dari Channel News Asia, (10/2/2022), ACT-A bertujuan mengembangkan, memproduksi, dan menyalurkan berbagai sarana yang digunakan untuk mengatasi pandemi.
Sarana tersebut di antaranya vaksin, alat tes, pengobatan, dan alat pelindung diri.
ACT-A juga melahirkan program Covax yang dirancang untuk memastikan bahwa negara-negara miskin bisa memperoleh vaksin.
Baca: Luhut: Kalau Anda Punya Komorbid, tapi Belum Divaksin, Hati-Hati Bisa Checkout
Baca: Pfizer Minta Vaksin Covid-19 Buatannya Diizinkan Digunakan untuk Balita
Untuk melaksanakan programnya pada periode Oktober 2021 hingga September 2022, ACT-A memerlukan dana $23,4 miliar.
Namun, hingga kini baru ada dana sebesar $800 juta yang diperoleh.
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, di tengah menyebarnya varian Omicron, harus dipastikan bahwa alat tes, obat-obatan, dan vaksin didistribusikan secara adil.
"Di mana pun kalian tinggal, Covid-19 belum selesai [urusannya] dengan kita," katanya.
"Ilmu pengetahuan memberi kita sarana untuk melawan Covid-19; jika sarana itu dibagi di seluruh dunia dengan solidaritas, kita bisa mengakhiri kondisi genting di dunia kesehatan tahun ini."
Hanya ada sebanyak 0,4 persen dari 4,7 miliar tes Covid-19 di dunia ini yang dilakukan di negara berpenghasilan rendah.
Baca: Luhut: Jika Anda Belum Vaksin, Bakal Jadi Sasaran Omicron
Baca: Pfizer Mulai Menguji Vaksin yang Dikhususkan untuk Melawan Varian Omicron
Sementara itu, hanya ada 10 persen dari warga di negara berpenghasilan rendah yang telah menerima setidaknya vaksin dosis pertama.
WHO mengatakan ketimpangan itu tidak hanya menimbulkan korban jiwa dan mengganggu perekonomian.
Ketimpangan tersebut juga memunculkan resiko lahirnya varian baru yang lebih berbahaya dan bisa mengurangi kemanjuran vaksin saat ini.
Sementara itu, Sekjen WHO Antonio Guterres mengatakan pandemi bisa diatasi tahun ini.
"Tapi kita harus bertindak sekarang," kata Guterres.
"Ketimpangan vaksin menjadi kerusakan moral terbesar pada zaman kita dan orang-orang dan negara-negara sedang membayarnya."
Baca: Vaksinasi Dosis Ketiga: Syarat, Jenis, dan Cara Cek Tiket Vaksin via PeduliLindungi
(Tribunnewswiki)
Baca berita lainnya tentang vaksin Covid-19 di sini