Masyarakat Sunda Masih Menunggu Permintaan Maaf dari Politikus PDIP Arteria Dahlan

Politisi PDIP Arteria Dahlan tengah menjadi sorotan publik lantaran dianggap rasis.


zoom-inlihat foto
arteria-dahlan.jpg
Instagram/arteriadahlan
Arteria Dahlan


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Nama Arteria Dahlan tengah menjadi sorotan publik lantaran pernyataannya untuk mengganti Kejaksaan Tinggi (Kajati) dengan Jaksa Agung (JA) ST Burhanuddin yang menggunakan bahasa Sunda saat rapat.

Pernyataan itulah yang membuat Arteria menuai protes, terutama dari kalangan masyarakat Sunda.

Bahkan, mulai dari tokoh masyarakat hingga netizen berbondong-bondong membicarakan polisitisi PDIP tersebut.

Dikutip dari Kompas.com, mengetahui hal itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pun turut angkat bicara.

Ridwal Kamil meminta Arteria untuk menyampaikan permohonan maaf atas pernyataan yang telah ia buat.

"Jadi saya mengimbau Pak Arteria Dahlan sebaiknya meminta maaf kepada masyarakat Sunda di Nusantara ini. Kalau tidak dilakukan, pasti akan bereskalasi. Sebenarnya orang Sunda itu pemaaf ya, jadi saya berharap itu dilakukan," ujar Emil di sela kunjungannya di Bali, Selasa (18/1/2021), dikutip dari Tribun Jabar.

Anggota Komisi II DPR F-PDIP Arteria Dahlan
Anggota Komisi II DPR F-PDIP Arteria Dahlan (Kompas.com / Dani Prabowo)

Baca: Arteria Dahlan

Baca: Berakhir Damai, Arteria Dahlan Akan Cabut Laporan Kasus Cekcok dengan Anggiat Pasaribu

Selain itu, mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi pun turut buka suara atas pernyataan Arteria tersebut.

Dedi berpendapat menggunakan bahasa daerah bukan berarti tidak nasionalis.

Karena nasionalisma dibangun dari kekuatan-kekuatan daerah.

"Jadi kalau Kajati terima suap saya setuju untuk dipecat, tapi kalau pimpin rapat pakai bahasa Sunda apa salahnya?" kata Dedi.

Tak berhenti sampai situ saja, rekan Arteria di PDIP yaitu TB Hasanuddin pun menilai Arteria sudah melampaui batas dan dapat melukai masyarakat Sunda.

"Kenapa harus dipecat seperti telah melakukan kejahatan saja? Saya ingatkan sebagai anggota DPR sebaiknya berhati-hati dalam berucap dan bersikap. Jangan bertingkah arogan, ingat setiap saat rakyat akan mengawasi dan menilai kita," beber Hasanuddin.

Anggota Komisi III DPR RI - Arteria Dahlan
Anggota Komisi III DPR RI - Arteria Dahlan (instagram.com/@arteriadahlan)

Baca: Ibunda Arteria Dahlan Terima Permintaan Maaf dari Anggiat Pasaribu

Baca: Kronologi Anggiat Pasaribu Cekcok dengan Arteria Dahlan, Berawal dari Buru-buru Kebelet Pipis

Munculnya polemik tersebut membuat Arteria Dahlan memberikan penjelasan terkait penyataannya saat rapat itu.

Arteria berpendapat bahwa pernyataannya saat rapa itu tidak bermaksud untuk mendiskreditkan masyarakat Sunda.

Hanya saja, ia ingin agar para jaksa tidak mempertontonkan kedekatan kedaerahan dengan menggunakan bahasa Sunda guna mendapat posisi yang lebih tinggi.

Arteria Dahlan ingin pengisian jabatan di Korps Adhyaksa tersebut berlandaskan sistem merit yang terukur, objektif, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.

"Saya akan marah betul di saat kita meyakinkan publik tidak ada Sunda Empire tiba-tiba masih ada 1-2 jaksa yang, bukannya cari muka, tapi berusaha mempertontonkan kedekatannya dengan cara-cara seperti itu," beber Arteria di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (19/1/2022), dikutip dari Kompas.com.

Dalam kesempatan itu, ia juga memepersilahkan untuk melaporkannya ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR apabila tak terima dengan pernyataan soal kajati yang berbicara menggunakan bahasa Sunda.

"Kalau saya salah kan jelas, mekanismenya ada MKD, apakah pernyataan salah. Kita ini demokrasi, silakan kalau kurang berkenan dengan pernyataan saya, silakan saja," imbuhnya.

Ia meyakini, DPR sudah memiliki mekanisme apabila publik keberatan dengan pernyataan anggota dewan.

"Izinkan saya juga menyatakan demikian, repot dong kalau anggota DPR tiba-tiba seperti ini," katanya.

Di sisi lain, Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai, lebih baik Arteria meladeni pernyataan Ridwan Kamil terkait permintaan maaf kepada masyarakat Sunda.

Menurut Hendri, permintaan maaf merupakan cerminan dari budaya Indonesia terkait musyawarah dan mufakat.

"Budaya kita kan budaya musyawarah dan diambil jalan tengahnya saja. Kalau memang keliru ya minta maaf, kalau merasa tidak keliru ya disampaikan lagi alasannya," dilansir oleh Kompas.com, Rabu (20/1/2022).

Ia juga mengatakan bahwa Arteria seharusnya tidak perlu mempersilahkan masyarakat yang tidak terima untuk melapor ke MKD DPR.

"Mustinya Bang Arteria enggak begitu. Dan seharusnya bisa mengambil jalan bijak sebagai warga negara. Bukan kemudian menantang, kalau enggak salah, dia bilang yang enggak suka, bisa lapor ke MKD. Enggak perlu seperti itu juga kan," terang Hendri.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/PUAN)

Baca lengkap soal Arteria Dahlan di sini





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved