Ismail Haniyeh

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Ismail Haniyeh adalah pemimpin Hamas.

Ia pernah mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo untuk memobilisasi perlawanan terhadap Israel.

Haniyeh lahir di kamp pengungsi Al-Shati, Jalur Gaza, pada 1962.

Sebagaimana anak pengungsi lainnya, ia belajar di sekolah yang dikelola oleh United Nations Relief and Works Agency for Palestina Refugees in the Near East (UNRWA).

Setelah selesai, ia belajar sastra Arab di Universitas Islam Gaza sejak tahun 1981.

Di kampus itu, ia memimpin perkumpulan mahasiswa Islam yang berafiliasi kepada Ikhwanul Muslimin.

Baca: Mahmoud Abbas

Pada tahun 1988, ia ditangkap oleh otoritas Israel karena berpartisipasi dalam perlawanan terhadap Israel pertama.

Ia kembali di tangkap pada tahun berikutnya.

Kali ini, ia juga dideportasi ke Lebanon.

Pada tahun 1993, ia berhasil kembali ke Gaza.

Di Gaza, ia menjabat sebagai Dekan Universitas Islam Gaza. (1)

Pada tahun 1997, ia menjadi sekretaris pribadi pendiri Hamas, Syeikh Ahmed Yassin.

Keduanya beberapa kali menjadi sasaran pembunuhan.

Pada tahun 2006, Hamas memenangkan mayoritas kursi dalam pemilihan legislatif Palestina.

Hal tersebut memuluskan langkah Haniyeh sebagai perdana menteri Otoritas Palestina pada tahun 2006-2007.

Saat itu, Hamas tidak hanya berkonflik dengan Israel, tetapi juga berkonflik dengan Fatah.

Baca: Benjamin Netanyahu

Akibatnya, pemeritahan Otoritas Palestina bubar.

Hamas kemudian memimpin daerah Jalur Gaza.

Haniyah menjadi pemimpin pemerintahan di Jalur Gaza hingga tahun 2014 secara de facto.

Pada tahun 2017, ia terpilih sebagai kepala biro politik Hamas.

Baca: Yasser Arafat

Ketika konflik Israel Palestina kembali memanas, ia menggalang dukungan dari berbagai negara muslim, termasuk Indonesia.

Ia meminta Presiden Joko Widodo untuk memobilisasi dukungan dunia Arab dan Islam agar mengambil sikap yang tegas terhadap Israel.

Ia juga meminta Jokowi untuk menyerukan diakhirirnya kekerasan di Yerusalem. (2)

(Tribunnewswiki.com/Yusuf)