UPN Veteran Jakarta Pastikan Tak Ada Kekerasan di Kasus Meninggalnya Mahasiswi saat Pembaretan Menwa

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama UPNVJ, Ria Maria Theresia memastikan bahwa tidak ada tanda kekerasan di tubuh Lala.


zoom-inlihat foto
mahasiswa-Universitas-Pembangunan-Nasional-Veteran-Jakarta.jpg
Tribun Jakarta/Annas Furqon Hakim
Sejumlah mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta menggelar aksi unjuk rasa di kampusnya di kawasan Pondok Labu, Jakarta Selatan, Selasa (30/11/2021).


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Seorang mahasiswi D-3 Fisioterapi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (UPNVJ), Fauzia Nabila atau Lala, meninggal dunia saat mengikuti kegiatan pembaretan Resimen Mahasiswa (Menwa) pada Kamis, 25 September 2021 lalu.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama UPNVJ, Ria Maria Theresia memastikan bahwa tidak ada tanda kekerasan di tubuh Lala.

Ria mengatakan, pihak keluarga sudah melihat sendiri jenazah Lala yang tidak ada tanda-tanda kekerasan.

"Pihak kampus telah menawarkan kepada keluarga untuk mengotopsi jenazah Lala guna memastikan penyebab kematiannya. Namun, keluarga Lala menolak," kata Ria dalam keterangan tertulis, Rabu (1/12/2021), seperti dikutip dari Kompas.com.

"Kami justru khawatir pihak keluarga malah merasa terganggu karena kejadian ini dipermasalahkan kembali, dua bulan setelah Lala meninggal," kata Ria.

Baca: Jadi Tersangka Tewasnya Gilang Endi, 2 Senior Menwa UNS Terancam 7 Tahun Penjara

Baca: Kasus Diklat Maut Menwa UNS, Polisi Sebut Ada Kemungkinan Tambahan Tersangka Lain

UPNVJ turut prihatin terkait dengan kematian mahasiswi saat kegiatan Menwa yang sebenarnya tak mendapatkan izin.

Dikatakan Ria, permasalahan itu menjadi pembelajaran UPNVJ untuk organisasi kemahasiswaan.

"Kami semua di UPNVJ merasa prihatin atas kejadian ini dan berharap ini menjadi pembelajaran bagi seluruh pihak, baik mahasiswa, organisasi kemahasiswaan, maupun pihak kampus," kata Ria.

Kronologi

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama UPNVJ, Ria Maria Theresa, mengungkapkan kronologi meninggalnya Lala.

Lala meninggal di tengah mengikuti kegitan pembaretan Menwa di kawasan Bogor, Jawa Barat pada 25 September 2021.

Awal mula adalah Lala mengikuti Etape I longmarch berjarak tiga kilometer menuju Masjid Jami Tanah Baru.

Waktu istirahatnya adalah dua kali dengan waktu selama lima menit.

"Kronologis yang kami terima, kondisi medan untuk longmarch masih jalur landai. Pada pukul 13.45 WIB, saat menuju pemberhentian kedua etape 1, almarhumah terlihat kelelahan dan akhirnya panitia memutuskan menaikannya ke dalam ambulans," kata Ria, Selasa (30/11/2021), dikutip dari Tribunnews.

Pada pukul 14.30 WIB, saat tiba di tujuan etape I bersama ambulans, Lala keluar dari ambulans dan ikut bergabung kembali bersama teman-temannya yang tengah istirahat.

Lala menyatakan sudah merasa lebih baik dan siap melanjutkan perjalanan kembali.

"Pukul 14.45 WIB, setelah istirahat di etape 1, perjalanan dilanjutkan menuju etape II di Masjid Quba dengan jarak 3,1 kilometer," kata Ria.

"Pukul 15.30 WIB, kira-kira berjarak dua kilometer dari etape 1, almarhumah mengalami kram kaki kirinya," imbuhnya.

"Panitia memutuskan membawa almarhumah dengan ambulans menuju etape II," ujar Ria.

Baca: Resimen Mahasiswa (Menwa)

Pada pukul 16.10 WIB, sesampai di etape II, kondisi Lala semakin lemah dan mulai tidak kooperatif saat dibantu.

Kemudian panitia meminta bantuan ustaz di masjid.

Akan tetapi, ustaz tersebut tak bisa memberikan bantuan.

Saat itu, Lala sudah diberi bantuan oksigen karena sesak napas.

Untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut berupa oksigen tambahan, Lala lantas dibawa ke lokasi pembaretan yang menjadi lokasi akhir long march.

Lantaran kondisi Lala tidak membaik, panitia akhirnya memutuskan membawa Lala ke Rumah Sakit EMC Sentul.

Akan tetapi, meskipun sudah menyalakan sirine, ambulans yang membawa Lala tak bisa bergerak lantaran terjadi kemacetan di kawasan Sentul.

Panitia pun disarankan oleh warga setempat untuk berputar arah ke Ciawi.

Lagi-lagi, perjalan menuju Rumah Sakit Ciawi juga terjadi kemacetan.

Pada pukul 18.45 WIB, denyut nadi di radialis Lala tak teraba.

Teman-temannya pun berinisiatif melakukan tindakan resusitasi jantung paru.

Akan tetapi, setelag tiba di Rumah Sakit Ciawi, Lala dinyatakan meninggal pada pukul 19.07 WIB.

"Setelah mendengar kabar almarhumah meninggal, pembina Menwa UPNVJ segera berangkat ke Rumah Sakit Ciawi untuk membawa almarhumah ke rumah keluarga di Palmerah, Jakarta Barat dan memakamkan di Sragen, Jawa Tengah," kata Ria.

Ria berujar kegiatan pembaretan yang diikuti almarhumah tak dapat izin dari pihak UPNVJ.

Kegiatan Menwa yang terakhir mendapatkan izin adalah Pendidikan Dasar Anggota Baru yang diadakan pada 10-12 September 2021.

"Pada 13 September 2021, muncul edaran dari Kemendikbud Ristek bahwa kegiatan yang diperbolehkan hanya pembelajaran," kata Ria.

"Karena itu, pengajuan kegiatan organisasi kemahasiswaan langsung tidak diizinkan," lanjutnya.

"Yang sebelumnya sempat diberikan izin bahkan juga segera dicabut," ujarnya.

(tribunnewswiki.com/Rakli Almughni)

Baca lebih lengkap seputar berita terkait lainnya di sini





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved