Syed Muhammad Naquib Al Attas

Al-Attas adalah filsuf dan pemikir muslim kontemporer dari Malaysia.


zoom-inlihat foto
Naquib-Al-Attas-2.jpg
Media Dakwah
Naquib Al Attas

Al-Attas adalah filsuf dan pemikir muslim kontemporer dari Malaysia.




  • Kehidupan Pribadi #


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Al-Attas adalah filsuf dan pemikir muslim kontemporer dari Malaysia.

Nama lengkapnya adalah Syed Muhammad Naquib ibn Ali ibn Abdullahi bn Muhsin Al-Attas.

Ia lahir pada 5 September 1931 di Bogor, Jawa Barat.

Ayah Al-Attas bernama Syed Ali ibn Abdullah al-Attas.

Ia adalah orang yang terkemuka.

Ibunya bernama Syarifah Raquan Al-‘Aydarus.

Ia adalah keturunan raja-raja Sunda.

Al-Attas adalah keturunan ke-37 dari Imam Hussein, cucu Nabi Muhammad saw.

Di antara leluhur al-Attas, ada yang menjadi wali, ulama, dan ilmuwan.

Baca: K.H. Imam Zarkasyi

Salah seorang dari mereka ialah Syed Muhammad Al-‘Aydarus.

Selain itu juga ada Syed Abdullah ibn Muhsin ibn Muhammad Al-Attas.

Ia adalah seorang wali dari tanah Jawa.

Ia juga sangat berpengaruh sampai di dunia Arab.

Salah seorang muridnya, Syed Hasan Fad’ak, adalah seorang penasihat agama kepada Amir Faisal.

Latar belakang keluarga memberikan pengaruh yang besar dalam pendidikan al-Attas, baik pendidikan ilmu-ilmu keislaman maupun pendidikan bahasa, sastra dan kebudayaan Melayu.

  • Pendidikan #


Pada usia lima tahun, al-Attas dididik di Sekolah Dasar Ngee Heng (1936-1941) di Johor, Malaysia.

Kemudian mendapat pendidikan di Madrasah al-‘Urwatu al-Wutsqa di Sukabumi (1942-1945) untuk belajar bahasa Arab dan agama Islam.

Empat tahun kemudian, tahun 1946, ia masuk dan bersentuhan dengan pendidikan modern di English College, Johor, Malaysia (1946-1951).

Kemudian pada tahun 1951, ia masuk dinas militer.

Berkat prestasi dan kedisiplinannya, ia dipilih untuk mengikuti pendidikan militer di Easton Hall, Chester, dan kemudian di Royal Military Academy di Sandhurst, Inggris, pada tahun 1952-1955.

Selama pendidikan militer di Inggris, ia mengenal dan memahami semangat dan gaya hidup kebudayaan Barat.

Setelah menyelesaikan pendidikan militer di Inggris, al-Attas ditugaskan sebagai pegawai kantor di Resimen Tentara Kerajaan Malaysia.

Namun, ia lebih tertarik kepada ilmu pengetahuan dibanding militer sehingga ia keluar dari dinas militer dengan pangkat terakhir Letnan.

Baca: Kiai Haji Noer Ali

Kemudian ia masuk di University of Malaya, Singapura (1957-1959).

Selama menekuni dunia ilmu pengetahuan di universitas tersebut, al-Attas telah menulis dua buku.

Pertama, bukunya berjudul Rangkaian Ruba’iyat, yang merupakan karya sastra pertama yang dicetak Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur pada 1959.

Kedua, bukunya berjudul Some Aspects of Shufism as Understood and Practised Among the Malays.

Buku ini diterbitkan oleh Lembaga Penelitian Sosiologi Malaysia, pada tahun 1963.

Berkat kecerdasan dan kesungguhannya dalam mengkaji dan mengumpulkan bahan-bahan dalam tulisannya tersebut, ia dianugerahi oleh pemerintah Kanada beasiswa belajar di Universitas McGill, Montreal, pada tahun 1960.

Di kampus tersebut ia berkenalan dengan beberapa sarjana terkenal, seperti Sir Hamilton Gibb (Inggris), Fazlur Rahman (Pakistan), Toshihiko Izutsu (Jepang), dan Seyyed Hossein Nasr (Iran).

Pendidikannya ini selesai pada 1962, dengan hasil nilai yang sangat memuaskan dan mendapatkan gelar MA dengan tesis berjudul Raniry and the Wujudiyah of 17 Century Aceh. Pada tahun 1963.

Baca: Adian Husaini

Tak puas di McGill, ia melanjutkan pendidikan doktoralnya di School of Oriental and African Studies (SOAS) University London, Inggris.

Di kampus tersebut, ia dibimbing oleh Prof. A.J. Arberry dan Dr. Martin Lings, dengan dua jilid disertasi berjudul The Mysticisme of Hamzah Fansuri.

Ia berhasil memperoleh gelar Ph. D dengan nilai yang sangat memuaskan pada tahun 1965. (1)

  • Karier Akademik #


Pada tahun 1965, ia pulang ke Malaysia.

Ia kemudian menjadi Ketua Jurusan Sastra di Universitas Malaya, di jurusan Sastra.

Beberapa tahun kemudian ia menjadi Dekan Fakultas Sastra di kampus yang sama.

Ia adalah orang yang sangat gigih dalam mengubah pengantar kuliah dari bahasa Inggris menjadi bahasa Melayu.

Ia mulai mempopulerkan gagasan Islamisasi ilmu pada tahun 1977.

Saat itu, ia diundang untuk menjadi pembicara dalam acara First World Conference on Islamic Education tentang pendidikan Islam di Makkah, Arab Saudi.

Ia juga ditugaskan untuk membahas tujuan dan definisi pendidikan Islam.

Dua tahun kemudian, ia mendapatkan anugrah Medali Seratus Tahun Meninggalnya Sir Muhammad Iqbal dari Presiden Pakistan.

Ia juga mendapatkan Doktor Kehormatan D. Litt. dari Universitas Khartoum.

Pada tahun 1991, ia meresmikan ISTAC (International Institute of Islamic Thought and Civilisation).

Syed Muhammad Naquib Al Attas
Syed Muhammad Naquib Al Attas

Konon, tidak ada arsitektur modern dalam dunia pendidikan tinggi Islam di seluruh Asia Tenggara yang sebaik ISTAC.

Tidak hanya ilmuwan, Al-Attas juga merupakan seorang seniman.

Ia yang menyusun rancang bangun bangunan ISTAC, baik bangunan fisik maupun kurikulum pendidikan.

ISTAC adalah lembaga pendidikan tinggi yang digagas dan dipimpin oleh al-Attas khusus untuk program studi pascasarjana (S2 dan S3)

ISTAC menawarkan tiga pilihan konsentrasi, yaitu Pemikiran Islam (Islamic Thought), Sains Islam (Islamic Science), dan Peradaban Islam (Islamic Civilization).

Kampus yang menjadi lembaga otonom dari Universitas Islam Internasional Malaysia (IIUM) tersebut diresmikan oleh Perdana Menteri Mahathir Mohammad.

Saat terjadi krisis politik Malaysia pada akhir 1998, ISTAC mengalami perombakan dan diambil alih oleh IIUM.

Pada tahun 2002, Al-Attas diberhentikan.

Sejak saat itu, ISTAC berkali-kali berganti pimpinan, nama, serta kurikulum.

Pada tahun 2015, ISTAC telah ditutup dan diganti dengan Ibnu Khaldun International Institute of Advanced Research (ISLAH).

Beberapa alumni ISTAC yang bersinar di Indonesia antara lain Adian Husaini dan Hamid Fahmy Zarkasyi.

  • Karya #


Beberapa karya Naquib Al Attas antara lain sebagai berikut

The Correct Date of the Terengganu Inscription, Kuala Lumpur Museum Department (1970)

Islam Dalam Sejarah dan Kebudayaan Melayu (1972)

Baca: Hamid Fahmy Zarkasyi

Comments on the Re-Examination of Al-Raniri’s Hujjat au’l Siddiq: A Refutation, Kuala Lumpur Museum Department. (1975)

Islam and Secularism (1978)

The Concept of Education in Islam (1980)

The Oldest Known Malay Manuscript: A 16th Century Malay Translation of the `Aqa’id of al-Nasafi (1988)

Islam and the Philosophy of Science (1989)

The Nature of Man and the Psychology of the Human Soul (1990)

On Quiddity and Essence (1990)

The Intuition of Existence (1990)

The Concept of Religion and the Foundation of Ethics and Morality (1992)

The Meaning and Experience of Happiness in Islam (1993)

The Degrees of Existence (1994)

Prolegomena to the Metaphysics of Islam: An Exposition of the Fundamental Elements of the Worldview of Islam (1995)

Historical Fact and Fiction (2011) (2)

(Tribunnewswiki.com/Yusuf)



Nama Naquib Al Attas
Dikenal sebagai Filsuf
Tempat dan tanggal lahir Bogor, 5 September 1931
   


Sumber :


1. ibtimes.id
2. id.wikipedia.org


BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

  • Film - Wan An (2012)

    Wan An adalah sebuah film pendek karya sutradara
© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved