Lewat Pesan WhatsApp, Gubernur Gorontalo dan Risma Saling Meminta Maaf, Anggap Masalah Sudah Clear

Gubernur Gorontalo Rusli Habibie dan Mensos Risma saling meminta maaf terkait kejadian pendamping PKH yang dimarahi Risma beberapa waktu lalu.


zoom-inlihat foto
walikota-surabaya-tri-rismaharini.jpg
Warta Kota/Henry Lopulalan
Lewat Pesan WhatsApp, Gubernur Gorontalo dan Risma Saling Meminta Maaf, Anggap Masalah Sudah Clear


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Gubernur Gorontalo Rusli Habibie dan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini saling meminta maaf terkait kejadian pendamping PKH yang dimarahi Mensos Risma beberapa waktu lalu.

Rusli dan Risma saling meminta maaf lewat pesan di WhatsApp.

Orang nomor satu di Gorontalo itu mengaku bahwa ia sudah menerima pesan WhatsApp pribadi dari Risma.

Pesan tersebut dikirim Risma kepada istrinya Idah Syahidah yang juga menjabat anggota Komisi VIII DPR RI.

Hal tersebut diungkapkan Rusli pada Minggu (3/10/2021) saat mengundang pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Fajar Sidik Napu (korban aksi marah-marah Risma) di kediaman pribadi sang Gubernur di Kelurahan Moodu, Kota Gorontalo.

“Sebagai Gubernur juga saya meminta maaf kepada Ibu Menteri (Risma) jika ada kalimat, sikap saya yang menyinggung Ibu menteri untuk mohon dimaafkan,” kata Rusli, dikutip TribunnewsWiki dari .

mengaku tidak ingin memperpanjang masalah ini.

Ia juga meminta agar seuluruh masyarakat menyikapinya secara bijak.

Rusli yang mengaku sayang kepada Risma, tidak ingin sikap sering marah-marah mantan Wali Kota Surabaya ini terus berlanjut di daerah lain.

"Saya takutnya Ibu Menteri bertemu dengan warga yang tingkat kecerdasannya kurang, kita katakan sumbu pendek atau gimana maka Ibu Menteri yang balik diserang," katanya.

"Itu yang tidak kita harapkan. Mudah mudahan ini yang pertama dan terakhir,” imbuhnya.

Baca: Gubernur Gorontalo Tak Terima Warganya Dimarahi Risma, Minta Jokowi Berikan Evaluasi

Rusli Habibie Gubernur Gorontalo periode 2017-2022.
Rusli Habibie Gubernur Gorontalo periode 2017-2022. (gorontaloprov.go.id)

Baca: Rusli Habibie

Rusli memastikan apa yang dilakukannya adalah bentuk tanggung jawabnya sebagai gubernur sebagaimana Risma datang sebagai seorang menteri.

Dia menegaskan hal ini tidak ada kaitannya dengan politik dan partai politik mana pun.

“Jadi sudah clean and clear ini semata mata miskomunikasi. Jadi jangan digiring jadi opini politik. Tidak ada hubungan sama sekali. Saya bicara sebagai gubernur, Pak Fajar sebagai koordinator, Ibu Risma datang bukan sebagai kader partai tapi sebagai Mensos RI," kata Rusli.

Dalam kesempatan tersebut, Rusli juga meminta Fajar memaafkan Risma terkait insiden ia dimarahi sang Menteri Sosial ini.

“Jadi Pak Fajar, mungkin ibu menteri saat itu lagi capek jadi bisa kesal," kata Rusli.

"Saya minta, maafkan Ibu Menteri dan memaafkan saya juga. Ini hanya miskomunikasi antara kita,” imbuhnya,

Rusli juga menyemangati Fajar dan para pendamping PKH agar tetap tulus dan ikhlas bekerja mendampingi warga.

Sudah memaafkan

Fajar mengaku sudah memaafkan Risma.

Dia menilai sikap Risma adalah bentuk perhatian seorang ibu kepada anak-anaknya.

“Beberapa media juga bertanya kepada saya, apakah saya keberatan dengan tindakan kemarin? Saya membalas tidak mungkin saya memarahi orang tua yang memarahi saya, karena bagi saya itu bagian dari pendidikan ke kami,” kata Fajar.

Fajar menjelaskan duduk pangkal persoalan yang terjadi pada waktu itu.

Saat itu, kata Fajar, ada 26 nama penerima PKH yang dipertanyakan oleh kepala desa kenapa uangnya belum masuk.

Dia menjelaskan karena nama-nama tersebut belum masuk di daftar SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) yang menjadi domain Kementrian Sosial.

"Berikutnya saya jelaskan karena saat ini sedang terjadi proses pemadanan data sehingga terindikasi KPM ini dinonaktifkan dari DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial)," kata Fajar.

Menerima penjelasan itu, Risma bertanya kepada staf kementrian yang menjawab datanya ada.

Begitu pula dengan jawaban pihak bank yang bertugas mencairkan dana.

"Pihak bank menyampaikan sudah dalam proses transaksi. Mendengar hal itu ibu menteri langsung berdiri ke arah saya. Padahal maksud pihak bank itu yang sudah transaksi untuk program BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai) bukan penerima PKH yang ibu menteri maksudkan," beber Fajar.

Setelah kejadian tersebut, Fajar sudah mengklarifikasi kepada Risma.

Ia menjelaskan jika daftar 26 nama nama tersebut masih ada di aplikasi e-pkh.

Gubernur Gorontalo Rusli Habibie saat bertemu dengan Fajar Sidik Napu, pendamping PKH yang sempat dimarah-marahi Mensos Risma. Fajar diundang Rusli di kediaman pribadi sang Gubernur di Kelurahan Moodu, Kota Gorontalo pada Minggu (3/10/2021).
Gubernur Gorontalo Rusli Habibie saat bertemu dengan Fajar Sidik Napu, pendamping PKH yang sempat dimarah-marahi Mensos Risma. Fajar diundang Rusli di kediaman pribadi sang Gubernur di Kelurahan Moodu, Kota Gorontalo pada Minggu (3/10/2021). (Dok Pemprov Gorontalo)

Baca: Tri Rismaharini

Baca: Fadli Zon Sarankan Tri Rismaharani Jalani Terapi : Marah Tak Akan Selesaikan Masalah

Sebagian besar di antaranya merupakan penerima perluasan (PKH baru penambahan) tahun 2021.

"Nama nama yang belum masuk uangnya itu, PKH perluasan yang pendataannya dilakukan bulan Januari dan pengaktifannya antara bulan Juni dan Juli 2021," imbuhnya.

Sebagai koordinator PKH, pihaknya berkomitmen untuk bekerja sesuai dengan prinsip SIP yakni santun, integritas dan profesional.

Pihaknya tidak pernah menghapus dan menambah data sesuka hati.

Data tersebut tersimpan di Kementrian Sosial.

Viral Mensos Risma marah-marah

Sebelumnya, video yang merekam Mensos Risma marah-marah viral di media sosial.

Kemarahan Risma itu disebabkan data penerima bantuan sosial di Gorontalo.

Mengutip Kompas.com, peristiwa tersebut terjadi saat Risma menggelar rapat tertutup dengan Forkopimda tentang pemadanan data Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Sosial Tuani (BST) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BNPT).

Dalam video yang telah beredar luas di medsos itu, tampak Risma beranjak dari tempat duduknya dan menunjuk-nunjuk seorang pria yang duduk agak jauh darinya menggunakan bolpoin.

Diketahui pria tersebut adalah seorang petugas PKH Gorontalo.

Kemarahan Risma dipicu soal tudingan pencoretan data keluarga penerima manfaat (KPM) oleh Kemensos.

Akan tetapi, setelah dicek di data bansos, ternyata KPM tersebut masih terdaftar di Kemensos.

Risma menegaskan bahwa pihaknya tak pernah mencoret data KPM di PKH.

Kemarahan Risma semakin memuncak saat ada data penerima PKH yang dicoret sebagai KPM dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) karena saldo rekeningnya nol rupiah.

Risma pun sontak memarahi petugas PKH Gorontalo yang juga ikut dalam rapat.

"Jadi bukan kita coret, ya. Tak tembak kamu ya, tak tembak kamu!" kata Risma dalam video yang beredar luas di medsos.

Hal itu pun kemudian membuat Rusli tak terima dan tersinggung dengan sikap Risma tersebut.

(tribunnewswiki.com/Rakli Almughni)

Baca lebih lengkap seputar Gubernur Gorontalo di sini dan Mensos Risma di sini





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved