Kebijakan Terbaru China, Larang Pria Bergaya Perempuan Tampil di TV : Agar Tetap Maskulin

China mengklaim langkah ini sebagai kampanye guna memperketat kontrol dan menegakkan moralitas.


zoom-inlihat foto
china-zhurong.jpg
AFP/STR
ILUSTRASI. Presiden China Xi Jinping menyampaikan pidato melalui video conference saat membuka China International Import Expo (CIIE) ke-3 di sebuah pusat media di Shanghai, China pada 4 November 2020.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - China melarang pria dengan penampilan seperti perempuan muncul di televisi.

Mereka ingin para lelaki muda tidak mengikuti tren itu yang menurut mereka tidak maskulin.

Dikutipdari World of Buzz pada Jumat (3/9/2021), China mengatakan kepada stasiun TV agar mempromosikan "budaya revolusioner".

China mengklaim langkah ini sebagai kampanye guna memperketat kontrol dan menegakkan moralitas.

Seorang regulator pemerintah mengungkapkan, stasiun TV harus mengakhiri penampilan "cowok cantik" dan estetika tak normal lainnya.

Mereka juga diperintahkan untuk menghindari tayangan selebriti internet vulgar, serta nafsu terhadap kekayaan.

Baca: The Great Wall of China

Baca: China (Tiongkok)

Partai Komunis China (PKC) menanggapi tren "cowok cantik" sebagai perhatian yang tidak sehat terhadap selebriti.

Mereka juga menyoroti eksistensi bintang dan aktor K-Pop serta Jepang yang lebih feminin.

Presiden China Xi Jinping berbicara selama konferensi dengan para pemimpin Eropa dari Beijing.
Presiden China Xi Jinping berbicara selama konferensi dengan para pemimpin Eropa dari Beijing. (AP VIA DAILYMAIL)

Kebijakan ini diberlakukan dalam upaya peremajaan nasional Partai Komunis China.

Selanjutnya, setiap selebriti yang dianggap melanggar ketertiban umum atau kehilangan moralitas akan dihukum.

PKC meminta televisi nasional dengan penuh semangat mempromosikan budaya tradisional China.

Yakni budaya yang dianggap sangat baik, budaya revolusioner, dan budaya sosialis maju.

Kim Jong Un Tuding K-Pop Kanker Ganas yang Gerogoti Korea Utara

Sementara itu, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyatakan generasi muda negaranya telah meniru kebudayaan tetangga sekaligus musuh bebuyutannya, Korea Selatan.

Menurutnya, anak muda Korea Utara telah teracuni Korea Selatan dalam urusan gaya rambut, gaya berbicara, cara berpakaian  dan perilaku.

Dikutip dari New York Times, Kim Jong Un menegaskan, jika kondisi ini berlanjut, Korea Utara bakal hancur seperti tembok yang lembab.

Setelah meraih banyak fans di seluruh dunia, kultur pop Korsel, termasuk K-Pop, memasuki rintangan terakhir yakni Korea Utara.

Kim Jong Un pun kemudian mencanangkan perang terhadap kultur budaya Negeri Ginseng yang dianggap anti-sosialis dan non-sosialis.

Bahkan, beredar kabar seorang pria ditembak mati di hadapan umum karena menjual film asal Korsel pekan lalu.

Seorang pembelot Korut yang mengelola penyelundupan K-Pop Jung Gwang Il mengungkapkan, rezim Kim harus memasukkan ideologinya ke anak-anak muda.

"Generasi saat ini berpikir tak berutang apa pun kepada Kim Jong Un. Jadi, dia harus mengontrol ideologi jika tak ingin kekuasaan keluarganya runtuh," kata dia.

Propaganda Korea Utara sejak lama mendeskripsikan Korea Selatan sebagai neraka yang diisi para pengemis.

Melalui K-drama (drakor dalam istilah Indonesia), warga Korut akhirnya mulai mengetahui realitas negaranya.

Di saat mereka tengah berjuang untuk mendapatkan pasokan makanan, warga Korea Selatan justru berusaha mengurangi berat badan.

Hiburan Korea Selatan sangat membekas di hati mereka, meski harus menontonnya secara sembunyi-sembunyi.

Pada Desember 2020 lalu, Korea Utara mengesahkan undang-undang berisi ancaman 15 tahun kerja paksa apabila ketahuan menonton drama atau musik negara tetangga.

Mereka yang tertangkap menyebarkan atau menyelundupkan barang tersebut bakal dijatuhi hukuman mati.

UU yang baru juga melarang warga Korea Utara untuk berbicara, menulis, dan bernyanyi ala Korsel dengan ancaman hukuman dua tahun kerja paksa.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/PUTRADI PAMUNGKAS)

SIMAK ARTIKEL SEPUTAR CHINA DI SINI





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved