Kelaparan, Warga Korea Utara Culik Anak Orang Kaya, Minta Tebusan Demi Bisa Makan

Situasi bermula dari kekurangan makanan, obat-obatan, bahan bakar, dan kebutuhan sehari-hari lainnya sejak Pyongyang menutup perbatasannya


zoom-inlihat foto
kim-il-sung-kim-jong-il-the-day-of-the-sun-hari-matahari.jpg
AFP/KIM WON JIN
Warga memberikan penghormatan di hadapan patung mediang pemimpin Korea Utara terdahulu, Kim Il Sung dan Kim Jong Il, Rabu, (15/4/2020) di Mansu Hill, Pyongyang, Korea Utara. Penghormatan dilakukan untuk memperingati hari lahir Kim Il Sung atau yang dikenal dengan Hari Matahari.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Warga Korea Utara yang kelaparan terpaksa harus menculik anak-anak dari keluarga kaya dan menuntut sejumlah uang tebusan.

Hal itu mereka lakukan demi agar tetap bisa makan.

Dalam beberapa pekan terakhir, dilaporkan terjadi empat penculikan anak.

Situasi bermula dari kekurangan makanan, obat-obatan, bahan bakar, dan kebutuhan sehari-hari lainnya sejak Pyongyang menutup perbatasannya pada Januari 2020.

Korea Utara sengaja memberlakukan kebijakan tersebut untuk mencegah Covid-19 memasuki negara itu.

Mereka khawatir sistem perawatan kesehatan Korea Utara yang kuno akan runtuh, jika virus corona menyebar di antara penduduk.

Memang, tidak ada kasus Covid-19 Korea Utara.

Hanya saja, para ahli menganggap tidak mungkin virus itu tidak mencapai Korea Utara.

Di sisi lain, Kim Jong Un telah mengisyaratkan bahwa tanah airnya berada di ambang bencana.

Orang-orang yang memakai topeng wajah pergi setelah meletakkan bunga di depan patung-patung pemimpin Korea Utara Kim Il Sung dan Kim Jong Il pada kesempatan ulang tahun ke-108 dari pemimpin Korea Utara Kim Il Sung, yang dikenal sebagai Day of the Sun, di Pyongyang pada 15 April 2020.
Orang-orang yang memakai topeng wajah pergi setelah meletakkan bunga di depan patung-patung pemimpin Korea Utara Kim Il Sung dan Kim Jong Il pada kesempatan ulang tahun ke-108 dari pemimpin Korea Utara Kim Il Sung, yang dikenal sebagai Day of the Sun, di Pyongyang pada 15 April 2020. (AFP/KIM WON JIN)

Dikutip dari Daily Mail pada Kamis (2/9/2021), dilaporkan kasus kelaparan di bagian-bagian terpencil Korea Utara.

Sektor industri dan pertanian sebagian besar terhenti, lantaran kurangnya bahan bakar dan suku cadang.

Kemudian, muncul laporan pencurian yang tersebar luas, bahkan di antara wajib militer yang kekurangan makanan yang merupakan bagian terbesar dari tentara negara itu.

Baca: Kim Jong Un Tuding K-Pop Kanker Ganas yang Gerogoti Korea Utara : Anak Muda Sudah Teracuni

Baca: Bergaya dan Nyanyikan K-Pop, 3 Remaja Korea Utara Dihukum Kerja Paksa, Keluarga Diasingkan

Bulan lalu, seorang gadis berusia enam tahun dilaporkan menghilang saat bermain di tepi sungai di luar rumahnya di Kabupaten Songchon, utara Pyongyang.

"Dia diculik dan disandera oleh seorang pria berusia tiga puluhan yang tinggal di desa yang jauh dari rumahnya," kata seorang sumber di Korea Utara kepada outlet yang berbasis di Washington DC.

Penculik tersebut bahkan mendapatkan nomor ponsel orang tuanya sebelum melakukan aksi kejahatan itu untuk mendapatkan uang tebusan.

Kemudian, penculik mengunci gadis itu di sebuah kamar di rumahnya, serta menuntut 500.000 won (sekitar Rp 1 juta) dari orang tuanya.

Sementara, kasus serupa yang melibatkan seorang anak laki-laki berusia 10 tahun.

Seorang pria yang berhenti di samping anak itu dengan sepeda motornya dan menawarkan tumpangan pulang.

Namun bocah itu berhasil melarikan diri lantaran sadar hendak diculik dan melaporkan kejadian itu ke polisi.

"Dia mengaku selama penyelidikan polisi bahwa dia meminjam sepeda motor temannya untuk meniru adegan dari film asing, di mana aktor menyandera untuk uang tebusan," kata sumber itu.

“Dia bilang dia tidak punya makanan untuk dimakan dan menderita kelaparan.”

Informasi mengenai betapa putus asanya orang Korea Utara untuk memberi makan diri mereka sendiri ini, muncul di tengah spekulasi yang merajalela seputar penurunan berat badan Kim Jong Un.

Kim Jong Un terlihat lebih kurus dalam penampilan publik baru-baru ini dalam foto-fotonya.

Kabar itu memicu kekhawatiran atas kesehatannya.

Bahkan memaksa pemerintah untuk melarang gosip tentang berat badan pemimpin otoriter itu dan menyebutnya sebagai “tindakan reaksioner”.

Aparat mengatakan kepada media pemerintah bahwa Kim makan lebih sedikit 'demi negara' dan bersikeras bahwa dia sehat.

Meski demikian, ada laporan bahwa Kim mungkin memasang pita lambung untuk menurunkan berat badan.

Para ahli percaya bahwa hal ini adalah upaya dilakukan untuk mengumpulkan simpati bagi Kim, ketika begaranya berada dalam pergolakan krisis ekonomi, dipicu oleh pandemi Covid-19 dan panen buruk.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/PUTRADI PAMUNGKAS)

SIMAK ARTIKEL SEPUTAR KOREA UTARA DI SINI





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved