TRIBUNNEWSWIKI.COM – Sejumlah warga sipil dikabarkan ikut menjadi korban dalam serangan pesawat tanpa awak militer Amerika Serikat yang menghantam bom mobil ISIS di Kabul, Afghanistan.
Mengutip Aljazeera, sejumlah saksi mata mengungkapkan setidaknya tiga anak termasuk di antara enam warga sipil yang tewas dalam serangan pada Minggu (29/8/2021).
Sementara itu, CNN melaporkan terdapat 9 korban sipil termasuk enam anak-anak. Dikatakan semua sembilan korban adalah anggota satu keluarga.
Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM) mengatakan pihaknya mengetahui laporan adanya korban sipil setelah serangan pesawat tak berawak, yang dikatakan menghantam "beberapa pembom bunuh diri" yang sedang bersiap untuk menyerang evakuasi yang sedang berlangsung di bandara Kabul.
Baca: Balas Dendam Insiden Bom Kabul, AS Gempur ISIS-K di Afghanistan
Baca: Mengenal ISIS-K, Kelompok Militan yang Berpotensi Ancam Jiwa Warga Afghanistan di Bandara Kabul
CENTCOM mengatakan telah meluncurkan penyelidikan.
Serangan hari Minggu adalah yang kedua oleh pasukan Amerika Serikat di Afghanistan sejak seorang anggota Negara Islam yang berafiliasi dengan ISIL di Provinsi Khorasan, ISKP (ISIS-K) meledakkan bahan peledaknya di bandara pada hari Kamis, menewaskan puluhan warga sipil Afghanistan yang mencoba melarikan diri dari Taliban- negara yang dikendalikan.
Seorang pejabat senior AS mengatakan kepada kantor berita Associated Press (AP) serangan hari Minggu terjadi setelah orang-orang terlihat memuat bahan peledak ke bagasi kendaraan yang diparkir di kompleks perumahan dekat bandara Kabul.
Drone militer AS menembakkan rudal Hellfire ke mobil.
Pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan dua anggota ISKP yang menjadi sasaran tewas.
CENTCOM mengatakan masih menilai hasil serangan ini, yang kami tahu mengganggu ancaman ISIS-K yang akan segera terjadi di bandara.
Baca: Amarah Meluap, Joe Biden Bakal Buru Dalang Bom Bunuh Diri Kabul Afghanistan
Baca: Bom Bunuh Diri Kabul, AS Bersumpah Teruskan Misi Evakuasi Afghanistan, Tak Gentar Ancaman ISIS
Dikatakan penghancuran kendaraan mengakibatkan ledakan berikutnya yang substansial dan kuat, menunjukkan sejumlah besar bahan peledak disimpan di sana.
“Ledakan sekunder mungkin telah menyebabkan korban tambahan," kata CENTCOM
"Tidak jelas apa yang mungkin terjadi dan kami sedang menyelidiki lebih lanjut,” lanjutnya.
Di Kabul, saksi mata melaporkan ledakan besar mengguncang lingkungan tempat kendaraan diparkir dan tayangan televisi menunjukkan asap hitam membubung ke langit.
Baca: Kisah Tragis Zaki Anwari, Pesepak Bola Muda Afghanistan yang Tewas Jatuh dari Pesawat Militer AS
Baca: Unggahan Terakhir Tentara AS yang Tewas dalam Insiden Bom Bunuh Diri Kabul : Aku Cinta Pekerjaanku
AS, yang menginvasi Afghanistan setelah serangan September 2001, akan menarik semua pasukannya keluar dari negara itu pada 31 Agustus 2021.
Bersama dengan sekutunya, AS telah menerbangkan lebih dari 114.000 warga Afghanistan dan orang asing sejak 15 Agustus 2021, ketika Taliban mengambil alih Kabul.
(Tribunnewswiki.com/Ami)