Masjid Gedhe Kauman

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Masjid Gedhe Kauman merupakan tempat ibadah kesultanan di Keraton Yogyakarta.

Selain digunakan untuk ibadah raja, masjid ini juga digunakan sebagai tempat ibadah rakyatnya.

Masjid ini dibangun di masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1775.

Untuk rancangan masjidnya sendiri dirancang oleh seorang arsitek yang bernama Kanjeng Tumenggung Wiryokusumo. (1)

Baca: Masjid Sultan Ternate

Gaya arsitektur di Masjid Gedhe Kauman ini tidak jauh berbeda dengan masjid-masjid kuno yang ada di tanah Jawa yang beratap tumpang tiga dengan mustaka di atasnya.

Begitu pula dengan Masjid Gedhe Kauman yang menggunakan atap bertumpuk tiga dengan mustaka di atasnya.

Masjid berdenah bujur sangkar ini memiliki pawestren, serambi dan kolam yang berada di ketiga sisinya.

Komponen-komponen yang ada di bangunan masjid ini tidak hanya bersifat fungsional saja melainkan mengandung aspek simbolik.

Misalnya saja tiga atap yang bertumpuk itu adalah simbol dari Iman, Islam dan Ihsan.

Sedangkan atap tumpang yang menyatu dalam satu titik itu melambangkan ke-Esa-an Allah swt. (2)

Baca: Masjid Katangka

Di bangunan induk Masjid Gedhe Kauman terdapat bangunan utama yang digunakan untuk salat.

Kemudian di dalamnya juga terdapat mihrab yang digunakan untuk imam ketika memimpin salat.

Jika Sri Sultan ingin salat di Masjid Gedhe Kauman ini maka akan menempati Maksura yang mana tempat itu fungsinya sebagai pengamanan.

Selain ruang utama itu, di masjid ini juga terdapat bangunan-bangunan lain yang memiliki fungsi yang berbeda-beda.

Adapun bangunan-bangunan itu adalah sebagai berikut:

1. Pawestren ini yakni tempat khusus yang digunakan untuk jemaah putri.

2. Yakihun merupakan tempat yang digunakan untuk istirahat para ulama, khatib dan juga marbot.

3. Blumbang berasal dari bahasa Jawa yang artinya kolam.

4. Serambi masjid ini bisa dimanfaatkan untuk kajian, diskusi maupun membaca Alquran. (3)

(TribunnewsWiki.com/Bangkit N)