Imam Ath-Thahawi

TRIBUNNEWSWIKI.COM- Imam Ath-Thahawi adalah imam sekaligus pakar hadist dari mazhab Hanafi.

Ia juga dikenal sebagai penulis kitab akidah "Al-Aqidah Ath-Thahawiyah" yang diakui dan digunakan seluruh mazhab Ahlus Sunnah. (1) 

Imam Ath-Thahawi lahir pada tahun 239 H dan meninggal tahun 321 H.

Ia juga seperti para imam ahli Huffazh dan para al-Kutub as-Sittah yang bersama-sama menulis dalam riwayat hadist. (2) 

Baca: Imam Ibnu Majah

Imam Ath-Thahawi memiliki nama lengkap Imam Abu Ja’far Ahmad bin Muhammad bin Salamah bin Abdil Malik al-Azdy al-Mishri ath-Thahawi Al-Hanafi.

Al-Azdy adalah qabilah tersebar Arab, Imam Ath-Thahawi merupakan suku Al-Qahthani dari sisi ayahnya dan Al-Adnani dari ibunya karena seorang Muzainah, yakni saudara al-Imam Al-Muzzaani sahabat Imam Syafi'i.

Imam Ath-Thahawi dinasabkan pada Thaha sebuah desa di Sha'id, Al-Mishr. (1)

Baca: Imam Abu Hanifah

Sejak kecil, Imam Ath-Thahawi sudah hidup dilingkungan ilmiah dan unggul.

Ayahnya bernama Muhammad bin Salaamah, seorang cendikiawan ilmu dan bashar dalam syi'ir dan periwayatnya.

Sedangkan, ibunya termasuk dalam Ash-haab asy-Syafi'i yang aktif dalam majelis.

Pamannya bernama imam al-Muzanni, salah satu orang yang paling ahli Ash-haab asy-Syafi'i dan banyak menyebarkan ilmunya. (2)

Baca: Imam Syafii

Dahulu, Al-Imam ath-Thahawi belajar pada pamannya sendiri Al-Muzanni sekaligus mendengar periwayatannya dari Al-Imam Asy-Syafi'i.

Ketika menginjak usia 20 tahun, ia meninggalkan madzhab Al-Imam Asy-Syafi'i, dan beralih ke Imam Abu Hanifah, disebabkan beberapa faktor:

1. Imam Ath-Thahawi menyaksikan pamannya yang banyak menelaah kitab Abu Hanifah.

2. Tulisan-tulisan ilmiah yang ada, yang banyak disimak dari tokoh mazhab Syafi'i dan madzhab Hanafi.

3. Tashnifat (karangan-karangan) yang banyak dikarang oleh kedua madzhab itu yang berisi perdebatan antara kedua mazhab itu dalam beberapa masalah, seperti karangan al-Muzanni dengan kitabnya al-Mukhtashar yang berisi bantahan-bantahan terhadap Abi Hanifah dalam beberapa masalah.

4. Banyaknya halaqah ilmu yang ada di masjid Amr bin al-‘Ash, tetangganya mengkondisikan beliau untuk memanfaatkannya dimana di sana banyak diskusi dan adu dalil dan hujjah dari para pesertanya.

5. Banyak syeikh dari Mesir Syam mengambil pendapat dari mazhab Abi Hanifah, untuk menyelesaikan tugasnya sebagai qadli, yaitu al-Qadli Bakar bin Qutaibah dan Ibnu Abi Imran serta Abi Khazim.

Perpindahan mazhab ini tidak bertujuan untuk mengasingkan diri.

Bahkan tidak akan mengingkari madzab yang ia tinggal, karena banyak di kalangan ilmu yang berpindah dari satu mazhab ke mazhab lainnya tanpa mengingkari mazhab sebelumnya. (1)

Baca: Imam Arief Fadillah

Ath-Thahawi telah menyusun berbagai macam dan jenis kitab, baik dalam bidang aqidah, tafsir, hadits, fiqih, dan tarikh. Sebagian ahli tarikh menyatakan lebih dari tiga puluh kitab. Diantaranya sebagai berikut:

- Syarh Ma’ani al-Atsar

- Ikhtilaaf al-Fiqhiyah.

- Mukhatashar ath-Thahawi.

- Sunan asy-Syafi’i.

- Al-Aqidah ath-Thahawiyah, kitabnya yang terbaik.

- Naqdlu kitab al-Mudallisin li Faqih Baghdad al-Husain bin Ali bin Yazid al-Karabisi.

- Taswiyatu baina Hadtsana wa Akhabarana.

- Asy-Syurut ash-Shaqhir.

- Asy-Syurut al-Ausath.

- Asy-Syurut al-Kabir.

- At-Tarikh al-Kabir

- Ahkamul Qur’an.

- Nawadirul Fiqhiyah.

- An-Nawadir Wal Hikayaat.

- Juz-un fi hukmi ardli Makkah.dll. (1)

Baca: Imam Muslim

(Tribunnewswiki.com/ Husna)