Informasi Awal #
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Patung Dirgantara atau yang lebih dikenal dengan sebutan Patung Pancoran merupakan sebuah monumen patung yang terletak di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan.
Letak patung ini tepat di depan kompleks perkantoran Wisma Aldiron Dirgantara yang dulunya merupakan Markas Besar TNI Angkatan Udara.
Presiden Soekarno selaku penggagas ide awal pendirian patung ini menghendaki agar dibuatkan sebuah patung mengenai dunia penerbangan Indonesia atau kedirgantaraan.
Patung Dirgantara yang memiliki tinggi 11 meter dengan tiang penyangga 27 meter ini menggambarkan sosok manusia angkasa.
Penggambaran tersebut diartikan sebagai semangat keberanian bangsa Indonesia dalam menjelajah angkasa. (1)
Baca: Monjaya (Monumen Jalesveva Jayamahe)
Baca: Monumen Perjuangan Taruna (Monumen Plataran)
Tujuan #
Pembuatan Patung Dirgantara pada 1964-1965 berkaitan erat dengan visi Presiden Soekarno perihal dunia kedirgantaraan Indonesia.
Soekarno meminta sang pematung, Edhi Sunarso, agar membuat Patung Dirgantara sebagai wujud penghormatan kepada para pahlawan penerbang Indonesia.
Permintaan tersebut disanggupi Edhi dengan membuat dan mempresentasikan rancangan patung yang akan dibuatnya kepada Soekarno.
Patung Dirgantara yang dirancang Edhi berupa sosok lelaki berotot dengan sehelai kain terjuntai pada bagian bahu yang seolah tertiup angin.
Ekspresi wajahnya keras, mulut mengatup, dan tatapan mata tajam menatap lurus ke depan, dengan gestur tubuh yang digambarkan seolah akan melesat menuju angkasa.
Rancangan itu disetujui Soekarno, kecuali keberadaan pesawat yang digenggam sosok tersebut.
Soekarno menganggap pesawat itu layaknya mainan anak-anak. Terlebih lagi ia tidak berniat menampilkan fisik pesawat, tetapi ingin mengekspresikan jiwa-jiwa bangsa. (2)
Baca: Monumen Kapal Selam (Monkasel) Surabaya
Baca: Museum Sepuluh Nopember
Sejarah #
Perancangan patung ini dilakukan oleh Edhi Sunarso dengan bantuan dari Keluarga Arca Yogyakarta sekitar tahun 1964 - 1965.
Proses pengecorannya dilakukan oleh Pengecoran Patung Perunggu Artistik Dekoratif Yogyakarta pimpinan I Gardono.
Patung yang terbuat dari perunggu ini memiliki berat mencapai 11 ton, dengan tinggi patung 11 meter, dan kaki patung mencapai 27 meter.
Proses pembangunannya dilakukan oleh PN Hutama Karya dengan arsitek pelaksana, Ir. Sutami.
Proses pembangunan sempat mengalami keterlambatan lantaran terjadinya peristiwa Gerakan 30 September pada tahun 1965.
Gagasan pembangunan patung ini atas permintaan Bung Karno yang ingin menampilkan keperkasaan bangsa Indonesia di bidang dirgantara.
Penekanan dari desain patung tersebut berarti bahwa untuk mencapai keperkasaan, bangsa Indonesia mengandalkan sifat-sifat Jujur, Berani dan Bersemangat.
Pada akhir tahun 1966, pemasangan Patung Dirgantara akhirnya dapat terselesaikan.
Penempatan Patung Dirgantara cukup strategis karena lokasinya merupakan pintu gerbang kawasan Jakarta Selatan dari Lapangan Terbang Halim Perdanakusuma.
Selain itu, Patung Dirgantara ini dahulunya dekat dengan Markas Besar Angkatan Udara Republik Indonesia. (1)
Baca: 17 AGUSTUS - Serial Pahlawan Nasional: Halim Perdanakusuma
Baca: Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU)
(TribunnewsWiki.com/Septiarani)
| Nama | Patung Dirgantara |
|---|
| Pemrakarsa | Ir. Soekarno |
|---|
| Perancang | Edhi Sunarso |
|---|
| Selesai Dibangun | 1966 |
|---|
| Tujuan | Penghormatan kepada para pahlawan penerbang Indonesia |
|---|
Sumber :
1. id.wikipedia.org
2. megapolitan.kompas.com