TRIBUNNEWSWIKI.COM - Wacana cat ulang pesawat kepresidenan RI terus menuai pro dan kontra.
Sebagian masyarakat setuju warna pesawat diganti karena momennya sesuai dengan kemerdekaan di bulan Agustus.
Ada juga yang senang karena warna baru pesawat tersebut melambangkan identitas Indonesia.
Namun banyak juga yang melayangkan kritik terhadap wacana tersebut.
Warganet bertanya mengapa harus mengganti warna cat pesawat di tengah kondisi yang tak menentu saat pandemi Covid-19 ini.
Menurut mereka, wacana tersebut termasuk ke dalam kegiataan pemborosan anggaran negara.
Mantan komisioner Ombudsman Republik Indonesia Alvin Lie juga mengatakan hal yang salam, dalam unggahan Twitternya, @alvinlie21.
Menurut Alvin, biaya cat ulang pesawat kepresidenan berkisar antara USD100 ribu hingga USD150 ribu atau sekitar Rp 1,4 miliar- Rp 2,1 miliar.
"Hari gini masih aja foya-foya ubah warna pesawat Kepresidenan. Biaya cat ulang pesawat setara B737-800 berkisar antara USD100ribu sd 150 ribu, sekitar Rp 1,4 M sd Rp 2,1 M," tulis Alvin, Selasa (3/8/2021).
Unggahan Alvin itu pun lantas langsung mendapat balasan dari Ferdinand Hutahaean.
Ferdinand menuliskan, cat ulang pesawat Kepresidenan bukanlah foya-foya.
Dirinya pun berpendapat bahwa Rp 2,1 M adalah perkara uang kecil.
"Itu bukan foya2 bang Albin, tapi sebuah pengrbanan untuk kembali ke Jati diri kita sesungguhnya, Indonesia dengan merah putih. Biru itu identik dengan asing, identitas kelompok tertentu, jadi tak masalah apalagi dengan biaya kecil seperti itu. Objektif dikitlah bang,"
Baca: Pesawat Kepresidenan Bakal Dicat Merah Putih, Politikus Demokrat: Entah Maksudnya Apa
Baca: Ferdinand Hutahaean
Pengamat Penerbangan itu kemudian menyinggung langkah pemerintah soal biaya penanganan Covid-19 di Indonesia.
Pemerintah seharusnya lebih mementingkan kebutuhan penanganan pandemi daripada mengubah warna pesawat kepresidenan.
"Saat negara sedang hadapi pandemi dan krisis ekonomi, pemerintah seharusnya menunjukkan sense of crisis," kata Alvin dikutip dari Kompas.com, Selasa (3/8/2021).
"Hal-hal yang bukan kebutuhan mendesak perlu ditangguhkan. Anggaran difokuskan pada penggulangan pandemi," ujar dia.
Lebih jauh, Alvin menilai pengecatan ulang atau mengubah warna pesawat bukanlah kebutuhan mendesak.
Apalagi pesawat kepresidenan yang kini dipakai pemerintah baru berusia 7 tahun
"Perawatan bagus, penampilan juga masih layak. Tidak ada urgensi dicat ulang atau ubah warna," kata Alvin
"Ingat, tunjangan dan insentif ASN dan anggaran berbagai Lembaga dan Kementerian dipangkas untuk refocusing Anggaran," tutur dia.