(UPLOAD PAGI) TRIBUNNEWSWIKI.COM - Sebuah video antean vaksinasi Covid-19 di Batam, viral di media sosial.
Mulanya, akun Twitter @PSD_313 membagikan sebuah video yang memperlihatkan ratusan warga melanggar protokol kesehatan.
Dalam video tersebut, para warga terlihat saling berhimpitan dalam sebuah barisan.
Mereka saling dorong dan nampak tak ada yang mau mengalah.
Ternyata, video antrean tersebut diambil di GOR Temenggung Abdul Jamal, Batam.
Ratusan warga yang saling himpit di tengah pandemi Covid-19 ini ternyata sedang mengantre vaksin.
Para warga diketahui harus mengantre dan berhimpitan agar mendapat kuota vaksinasi Covid-19.
Video tersebut diunggah oleh akun @PSD_313 pada Jumat (30/7/2021).
“Suasana antrian Vaksinasi di GOR Temenggung Abdul Jamal, Batam,” tulis akun tersebut.
Tak hanya itu, dalam video tersebut juga nampak seorang anggota TNI.
Anggota TNI tersebut terlihat mencoba membuat para warga tak saling dorong.
Namun usahanya gagal karena banyanya warga yang datang mengantre.
Dalam video yang lain, perekam memperlihatkan antrean mengular ribuan warga di sebuah tempat fasilitas kesehatan.
Dari pantauan TribunnewsWiki, hingga Sabtu (31/7/2021) malam, video tersebut sudah dilihat sebanyak 142 ribu pengguna Twitter.
Salah seorang warganet kemudian mengaku jika di Batam memang sulit untuk mendapat vaksinasi Covid-19.
"Warga batam mw nyebrang ke pinang hrs pake kartu vaksin, ngurus berkas kependudukan apapun kartu vaksin, semua serba kartu vaksin. Manajemen nya aja yg bangke bener. Di bintan gk ada penumpukan gini. Disebar per puskesmas, rs, dan faskes lainnya. Pak walkot kog gini amat,"
Ada juga warganet yang berkomentar, "Padahal solusinya gampang, tinggal disebar titik vaksinasi nya. Tapi ya gituu...,"
"Maybe mereka antre gini bukan krn takut terinfeksi c-19 tapi butuh sertifikat vaksinnya buat ini itu. Bentar lagi vaksin gotong royong s2 akan hadir krn kelangkaan vaksin gratiss," tulis warganet yang lain.
Selain itu, seorang warganet bernama akun @ibeelo** memberikan masukan.
Menurutnya seharusnya vaksinasi tersebut diadakan di bawah manajemen panitia yang terorganisir.
Pasalnya jika tak di-plan dengan baik, maka vaksinasi yang berpotensi melanggar prokes bisa terulang lagi.
"Ini penyelenggara nya memang cacat management, kalo ga bisa mending nunjuk yg biasa ngerjain event atau minimal berdiskusi sa mereka, aneh deh, masa pemikiran simple simple ke gitu aja ga kepikiran sih, dan bukan masalah jawa atau luar jawa, ini panitia yg ga faham bikin event,"
Baca: Viral Influencer Diduga Terima Vaksin Dosis ke-3, IDI dan Satgas Covid-19 : Seharusnya Nakes Dulu
Baca: Vaksin Pfizer
Vaksin habis
Program vaksinasi Covid-19 dinilai sudah mulai berjalan dengan baik.
Banyak masyarakat antusias mendapatkan vaksin Covid-19.
Namun banyaknya permintaan dari masyarakat, pemerintah disebut mulai kehabisan stok vaksin.
Diketahui, sejumlah daerah di Indonesia mulai mengeluhkan kurangnya stok vaksin untuk masyarakat.
Hal ini tentu saja akan berimbas pada upaya percepatan vaksinasi Covid-19 yang ditargetkan mencapai lebih dari 180 juta dosis pada akhir 2021.
Di Sumatera Selatan, misalnya, hanya mendapatkan 1,6 juta dosis vaksin sejak Januari hingga Juli 2021 dan kini hanya menyisakan 100.000 dosis untuk tahap kedua.
Keluhan yang sama juga dilontarkan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Ganjar mengatakan, suntikan vaksin dosis pertama di Jawa Tengah baru sebesar 16,16 persen dan dosis kedua 8,28 persen.
Sementara itu, Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, fokus vaksinasi Covid-19 saat ini adalah 50 persen Jawa-Bali.
"Karena tingginya laju penularan di sana, sisanya dibagi ke non-Jawa dan Bali," kata Nadia.
Berbicara mengenai stok vaksin Covid-19 yang habis di sejumlah daerah, Nadia mengungkapkan, vaksinasi yang dilakukan saat ini berdasarkan jumlah vaksin yang diterima dari produsen luar negeri sampai Desember 2021.
Dengan demikian, semua daerah tidak bisa mendapatkan vaksin pada waktu bersamaan.
Baca: Viral Influencer Disebut Dapat Vaksin Covid-19 Dosis Ketiga, DPRD DKI Duga Ini Hoaks
Baca: Vaksin Moderna
(TribunnewsWiki.com/Rest)