TRIBUNNEWSWIKI.COM - Ramai komentar masyarakat mengenai proyek pengadaan laptop pelajar dari Kemendikbudristek.
Diketahui, pemerintah mengalokasikan anggaran senilai Rp 17,42 triliun untuk kebutuhan pengadaan produk teknologi informasi dan komunikasi (TIK) buatan lokal di bidang pendidikan sepanjang 2020-2024.
Salah satu proyek yang bakal dilakukan yakni pengadaan laptop buatan dalam negeri.
Pengadaan laptop ini merupakan bagian dari program digitalisasi sekolah oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Pada tahun 2021 anggaran khusus pengadaan laptop untuk pelajar yang disalurkan melalui dana alokasi khusus (DAK) fisik pendidikan ke pemerintah daerah (pemda) dialokasikan sebesar Rp 2,4 triliun untuk 240.000 unit.
Kemudian, banyak masyarakat menilai bahwa laptop pelajar merupakan laptop merah putih.
Ternyata, keduanya adalah proyek yang berbeda.
Laptop pelajar yang dianggarkan tahun ini dan laptop merah putih merupakan dua hal yang berbeda.
Kepala Biro Perencanaan Kemendikbudristek M Samsuri mengatakan, laptop Merah Putih merupakan proyek yang dikerjakan oleh Kemendikbudristek bersama Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), dan Universitas Gadjah Mada (UGM).
"Itu berbeda. Jadi kalau pengadaan laptop (tahun ini) itu murni pengadaan untuk kebutuhan sekolah-sekolah, yang belum memiliki peralatan TIK yang belum memadai," katanya.
Adapun kolaborasi pemerintah dengan ITB, ITS, dan UGM diperkuat dengan membentuk Konsorsium Merah Putih-Dikti Edu dan telah menjalin kerja sama dengan industri.
Rencananya pemasaran laptop Merah Putih baru akan diakukan pada 2022 mendatang.
"Itu posisinya masih pengembangan. Sudah ada prototipenya dan sudah di coba, nah nanti hasil pengembangannya itu tentu akan ditangkap oleh industri. Industrilah yang nantinya memproduksi," jelas dia.
Baca: Polemik Pengadaan Laptop Pelajar Harga Rp 10 Juta, Kemendikbud: Speknya Standar Minimum
Baca: MacBook Air M1
Penjelasan Laptop Merah Putih
Sebelumnya, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemendikbudristek, Paristiyanti Nurwardani mengatakan, proyek pembuatan laptop Merah Putih merupakan kelanjutan dari kesuksesan membuat tablet bermerek Dikti Edu yang digarap bersama ITB.
Tablet yang berisikan 300 e-modul untuk 5 prodi itu diperuntukkan bagi mahasiswa di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) yang tidak terjangkau internet (blank spot) dan kurang mampu.
Saat ini 3.000 tablet Dikti Edu sudah digunakan di Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Papua.
"Setelah sukses dengan tablet Dikti Edu, maka Pak Dirjen (Dikti) memberi arahan untuk membuat Laptop Merah Putih melalui konsorsium ITB, UGM, dan ITS," jelasnya, dikutip dari Kompas.com, Jumat (23/7/2021).
Paristiyanti menjelaskan, saat ini pengerjaan laptop Merah Putih masih terus dilakukan, di mana ITB, UGM, dan ITS terlibat dalam pembuatan desain dan pengisian software yang unik seperti untuk mahasiswa tunanetra.
Menurutnya, laptop tersebut memiliki keunggulan yang mampu bersaing dengan merek laptop lainnya di pasaran.