Begini Isi Lengkap Kritikan Ibas Soal Penanganan Covid-19, Tak Ingin Indonesia Jadi Failed Nation

Ibas mengaku khawatir Indonesia disebut sebagai bangsa gagal karena tidak mampu menyelamatkan rakyatnya dari Covid-19.


zoom-inlihat foto
Wakil-Ketua-Badan-Anggaran-Banggar-DPR-RI-Edhie-Baskoro-Yudhoyono-alias-Ibas.jpg
Tribunnews.com
Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas memimpin Rapat Panitia Kerja Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan Prioritas Anggaran RAPBN Tahun 2022 di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (16/6/2021)


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Sosok Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), mendadak mencuat lantaran melontarkan kritik terhadap pemerintah soal penanganan Covid-19.

Ibas menyinggung tentang failed nation atau bangsa yang gagal.

Dikutip dari Tribunnews, Ibas menyampaikan kritikan tersebut sebagai respons atas melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia beberapa waktu terakhir, termasuk angka kematian yang cukup tinggi.

Ibas khawatir Indonesia bakal disebut sebagai bangsa gagal lantaran tidak mampu menyelamatkan rakyatnya dari pandemi Covid-19.

Ia mempertanyakan sampai kapan situasi ini bakal terjadi.

"Begini ya, Covid-19 makin mengganas. Keluarga kita, sahabat kita dan orang-orang di lingkungan kita banyak yang terpapar bahkan meninggal dunia. Sampai kapan bangsa kita akan terus begini?"

"Jangan sampai negara kita disebut sebagai failed nation atau bangsa gagal akibat tidak mampu menyelamatkan rakyatnya," ujar Ibas dalam keterangannya, Rabu (7/7/2021).

Baca: Susu Beruang Dipercaya Mampu Obati Covid-19, Dokter dari Amerika Serikat : Tak Ada Peran Sembuhkan

Baca: Kapan Waktu yang Tepat untuk Berjemur di Masa Pandemi Covid-19? Begini Penjelasan Dokter

Ibas juga menyoroti kelangkaan tabung oksigen di sejumlah wilayah Indonesia.

"Bagaimana mungkin tabung oksigen disumbangkan ke negara lain, tapi saat rakyat sendiri membutuhkan, barangnya susah didapat,” katanya.

Eddy Baskoro Yudhoyono atau Ibas
Eddy Baskoro Yudhoyono atau Ibas saat ditemui di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (10/9/2019)

Lebih lanjut, Ibas menilai pemerintah kurang mempersiapkan diri dalam menghadapi varian baru Covid-19.

Menurutnya, pemerintah bisa mengantisipasi adanya varian baru.

Terlebih, pandemi di Indonesia sudah memasuki tahun kedua.

"Kan ada varian baru di negara lain. Kita tahu, itu bukan tak mungkin masuk ke negara kita."

"Lalu muncul kasus-kasus baru, kemudian angka yang kita khawatirkan juga terjadi, dan lain sebagainya," terang dia.

"Itu semua gejala-gejala yang rasanya mudah dibaca dan terkait dengan kesiapan kita dalam menyediakan kebutuhan medis."

"Tidak ada yang mendadak. Karena pandemi kan sudah masuk tahun kedua, jadi harusnya bisa diantisipasi," imbuhnya.

Ibas mendesak pemerintah agar tegas dalam mengambil keputusan soal vaksinasi Covid-19.

Pemerintah harus segera menyiapkan vaksin yang lebih baik jika yang sebelumnya dinilai tak cukup manjur.

Kemudian, Ibas juga menekankan prioritas percepatan vaksinasi di kota dan di desa atau daerah ekstrem penularan Covid-19.

"Sehingga kita bisa hidup normal lagi seperti negara lain, seperti beberapa negara di Eropa, misalnya,’’ pungkasnya.

Ibas Disindir

Sementara itu, Ibas yang merupakan anggota DPR RI, mendapat sindiran dari sesama anggota Komisi VI, Andre Rosiade.

Andre mengajak Ibas untuk hadir dalam rapat-rapat Komisi VI, sebagai kontribusi nyata untuk membantu penanganan Covid-19.

Hal tersebut dianggap lebih berguna ketimbang hanya melontarkan kritik di publik.

"Saya sebagai sesama anggota komisi VI, saya mengajak Mas Ibas untuk hadir dalam rapat-rapat di Komisi VI dengan mitra-mitra kita."

"Hadir ini bisa hadir secara fisik maupun secara virtual," kata Andre kepada wartawan, Kamis (8/7/2021).

Baca: Cara Italia Atasi Covid-19, Dulu Terparah Kini Bebas Masker: Nyawa Lebih Penting daripada Ekonomi

Baca: Covid-19 Varian Delta Merebak, 8 Negara Ini Malah Sudah Terapkan Aturan Bebas Masker

Andre mengatakan, Ibas bisa memberi saran secara langsung pada BUMN Farmasi terkait pelayanan vaksinasi atau soal produksi obat-obatan jika hadir dalam rapat.

Ibas juga dinilai bisa mendorong BUMN untuk menyediakan oksigen untuk mengatasi kelangkaan seperti yang disebutkan dalam kritik.

"Lalu juga bisa mendorong dalam rapat, agar holding BUMN rumah sakit, yaitu Pertamedika IHC untuk menambah kapasitas tempat tidur dan ICU, untuk lebih maksimal melayani masyarakat."

"Termasuk juga mendorong BUMN menyediakan oksigen," ujar Ketua DPD Gerindra Sumbar itu.

Karena itu, lebih baik Ibas hadir dalam rapat untuk menyampaikan kritiknya.

"Jadi, daripada berteriak di luar, lebih baik Mas Ibas hadir dalam rapat."

"Kan sayang sekali, Mas Ibas dipilih oleh ratusan ribu orang tapi Mas Ibas tidak hadir dalam rapat."

"Sekali lagi, hadir bisa bisa secara fisik maupun virtual," tandasnya.

Sindiran tersebut disampaikan Andre pada Ibas yang tak hadir secara fisik maupun virtual dalam rapat Komisi VI DPR RI yang digelar pada Kamis (8/7/2021).

Rapat tersebut mengulas Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun 2022 bersama Menteri BUMN, Erick Thohir, yang hadir secara virtual.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/PUTRADI PAMUNGKAS, TRIBUNNEWS.COM)

SIMAK ARTIKEL SEPUTAR IBAS YUDHOYONO DI SINI





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved