TRIBUNNEWSWIKI.COM – Wuhan menggelar wisuda massal tanpa menjaga jarak dan mengenakan masker pada saat sebagian besar negara lain sedang berjuang melawan pandemi Covid-19.
Kota Wuhan, China, diyakini sebagai tempat pertama virus corona berasal.
Ribuan mahasiswa di Wuhan yang mengikuti wisuda, seolah-olah pandemi Covid-19 tak pernah terjadi.
Para mahasiswa muncul secara massal dengan jubah dan papan mortir untuk upacara kelulusan Central China Normal University pada hari Minggu, (13/6/2021), waktu setempat.
Khususnya, kerumunan siswa tidak mengenakan masker atau menjaga jarak.
Sangat kontras dari lockdown covid-19 yang intens di Jepang dan anjuran masker yang masih berlaku di beberapa bagian Asia seperti Singapura.
Menurut outlet berita lokal Hubei News, upacara diadakan di sebuah stadion di dalam kampus universitas dan dihadiri oleh lebih dari 11.000 mahasiswa.
Outlet itu menulis bahwa lebih dari 3.000 orang tua diberikan kursi untuk menyaksikan anak-anak mereka lulus, sehingga jumlah total orang di stadion di atas 14.000.
Menyambut kelas kelulusan adalah spanduk merah yang memuat garis dari puisi Cina kuno: "Lautan tak terbatas untuk ikan yang melompat.
Siswa angkatan 2020 membuat postingan di Weibo (Twitter versi negara) untuk merayakan acara tersebut. Seorang siswa dengan ID Panghuhudewangwangya menulis:
"Saya kembali ke sekolah, memenuhi penyesalan karena tidak dapat lulus tahun lalu."
Siswa lain menulis: "Terima kasih kepada sekolah saya karena memberi kami, kelas 2020, upacara kelulusan."
Upacara wisuda massal ini berlangsung di tempat yang pada awal tahun 2020 merupakan episentrum global pertama dari pandemi virus corona.
Virus ini pertama kali terdeteksi di kota di Provinsi Hubei pada akhir 2019, dan 11 juta penduduknya akhirnya dipaksa melakukan penguncian ketat selama 76 hari.
Pada bulan-bulan setelah penguncian, Wuhan bangkit kembali dan mulai mengadakan acara publik berskala besar pada Agustus 2020, beberapa bulan sebelum negara-negara lain yang terkena dampak membuat langkah serupa.
Pihak berwenang China mengatakan COVID-19 kurang lebih terkendali di negara itu.
Hanya 21 infeksi virus corona yang tercatat pada Selasa, yang semuanya digambarkan sebagai kasus impor.