Matahari Artifisial Buatan China Sukses Menyala Selama 2 Menit, Capai Suhu 120 Juta Derajat Celcius

Nantinya Reaktor Tokamak HL-2M akan diuji coba apakah bisa mempertahankan suhu terbaru dalam sepekan. Simak selengkapnya.


zoom-inlihat foto
jack-o-lantern-sun.jpg
nasa.gov
Penampakan matahari yang ditangkap oleh NASA pada 2014. Matahari tampak menyerupai Jack O'Lantern atau labu dekorasi Halloween.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - China dikabarkan telah berhasil menyalakan matahari artifisial hasil proyek fusi nuklir.

Informasi ini tentu saja menghebohkan media negeri tirai bambu tersebut.

Proyek pembuatan matahari artifisial tersebut diberi nama Reaktor Tokamak HL-2M.

Penelitian ini telah dimulai sejak tahun lalu, dan kini hasilnya sudah mulai nampak.

Diinformasikan oleh Oilprice, proyek yang ditenagai oleh nuklir tersebut berhasil menahan plasma bersuhu 120 juta derajad Celcius.

Bahkan matahari artifisial tersebut bisa bertahan selama dua menit.

Baca: Salahkan Israel atas Sabotase di Fasilitas Nuklir Natanz, Iran Bersumpah Akan Balas Dendam

Baca: Hari Ini dalam Sejarah: INF Treaty, AS dan Uni Soviet Sepakat Kurangi Jumlah Senjata Nuklir

(FILES) Dalam foto ini, foto yang diambil pada 12 Mei 2015, ICMB nuklir Titan II yang tidak aktif terlihat di sebuah silo di Museum Rudal Titan pada 12 Mei 2015 di Green Valley, Arizona. Ilmuwan AS terkemuka meminta Presiden Donald Trump pada 16 Juli 2020, tidak melanjutkan uji coba senjata nuklir, dengan mengatakan tes semacam itu akan meningkatkan risiko perang nuklir. Dalam sebuah surat yang diterbitkan pada peringatan 75 tahun uji bom atom pertama di dunia pada tahun 1945, sekitar 70 ilmuwan, termasuk setengah lusin penerima Hadiah Nobel, mempertanyakan kemungkinan rencana administrasi Trump untuk mengakhiri moratorium pengujian selama 28 tahun.
(FILES) Dalam foto ini, foto yang diambil pada 12 Mei 2015, ICMB nuklir Titan II yang tidak aktif terlihat di sebuah silo di Museum Rudal Titan pada 12 Mei 2015 di Green Valley, Arizona. Ilmuwan AS terkemuka meminta Presiden Donald Trump pada 16 Juli 2020, tidak melanjutkan uji coba senjata nuklir, dengan mengatakan tes semacam itu akan meningkatkan risiko perang nuklir. Dalam sebuah surat yang diterbitkan pada peringatan 75 tahun uji bom atom pertama di dunia pada tahun 1945, sekitar 70 ilmuwan, termasuk setengah lusin penerima Hadiah Nobel, mempertanyakan kemungkinan rencana administrasi Trump untuk mengakhiri moratorium pengujian selama 28 tahun. (Brendan SMIALOWSKI / AFP)

Capaian terbaru Reaktor Tokamak HL-2M menjadi rekor baru dalam proyek pembuatan matahari artifisial.

Pasalnya pada percobaan sebelumnya, seperti yang diwartakan oleh media harian China Global Times juga sempat berhasil.

Namun saat itu matahari buatan bisa menyala selama 20 detik mempertahankan plasma pada suhu 160 juta deraja Celcius.

Pada akhir tahun 2020, Reaktor Tokamak HL-2M juga telah berhasil mempertahankan suku 100 derajad Celcius selama 100 menit.

Catatan percobaan-percobaan tersebut memang masih jauh dari harapan.

Oleh karena itu, profesor fisika dari Universitas Sains dan Teknologi di Shenzhen mengatakan akan kembali melakukan uji coba.

Nantinya Reaktor Tokamak HL-2M akan diuji coba apakah bisa mempertahankan suhu terbaru dalam sepekan.

Harapan baru energi tak terbatas di masa depan

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl setelah meledak pada 26 April 1986, di Pripyat, Uni Soviet. (santafenewmexican.com)
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl setelah meledak pada 26 April 1986, di Pripyat, Uni Soviet. (santafenewmexican.com) (santafenewmexican.com)

Fusi nuklir memang tengah menjadi tren di era modern.

Manfaatnya diprakirakan bisa membantu umat manusia sebagai sumber energi baru.

Namun pada kenyatannya, saat ini untuk meneliti dan melakukan uji coba fusi nuklir, peneliti masih menggunakan sumber daya yang lebih banyak.

Tentu saja hal ini masih belum sebanding dengan harapan masa depan.

Tak hanya China, proyek serupa juga dikembangkan di Korea Selatan dan Rusia.

Rusia baru-baru ini melaporkan bahwa tokamak T-15MD yang mereka teliti juga telah menyala untuk pertama kalinya.

Saat ini, baik China maupun Rusia saat ini merupakan anggota dari proyek fusi nuklir ITER di Eropa.

Pembangunan tokamak ITER telah dimulai tahun lalu di Prancis bagian selatan.

Tujuan akhir dari penelitian ini adalah jika berhasil, fusi nuklir akan menjadi penemuan yang dahsyat.

Fusi nuklir akan menjadi sumber energi ultrapower dengan ongkos produksi yang murah.

Tak hanya itu, fusi nuklir juga dikatakan bebas emisi dan menjadi sumber energi alternatif yang tak terbatas sempurna.

Fusi nuklir juga dikatakan tidak akan meninggalkan limbah radioaktif.

Baca: Hari Ini dalam Sejarah 11 Maret: Tragedi Fukushima, Bencana Nuklir Terburuk Kedua di Dunia

Baca: Hari Ini dalam Sejarah 2 Desember: Enrico Fermi Menghasilkan Reaksi Nuklir Berantai Pertama

(TRIBUNNEWSWIKI/Magi)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved