TRIBUNNEWSWIKI.COM - Seorang mualaf asal Jepang bernama Kaiji Wada membagikan kisahnya mengenal agama Islam.
Kaiji kini memiliki nama lengkap Kaiji Kadir Wada.
Dirinya mengaku sudah 4 tahun menjadi seorang mualaf.
Sebelum mengenal Islam, Kaiji selalu mendengar berita yang tak baik.
Banyak teroris, permusuhan, dan perpecahan.
Ia pun menganggap Islam adalah agama yang tidak baik, berdasarkan cerita soal ISIS.
Namun pandangannya terhadap Islam mulai berubah saat dirinya mengikuti pertukaran pelajar di Brunei Darussalam.
Di sana, ia berteman dengan mahasiswa muslim yang cukup banyak.
Ajang pertukaran pelajar ini merupakan pertemuan dan komunikasi pertamanya dengan warga Muslim dan dunia Islam
Ia pun akhirnya mengerti dan mengenal budaya Islam selama belajar di negara tersebut.
Selepas pulang ke Jepang, Kaiji kembali aktif belajar mengenai Islam.
Dirinya mengaku telah menemukan sesuatu yang istimewa, yakni pengalaman spiritual yang membantunya mengetahui tujuan hidup.
Hingga akhirnya ia memutuskan untuk masuk Islam pada 2017.
Baca: Pria Mualaf Inggris di Hadapan Brenton Tarrant: Saya Pria Kulit Putih dan Bangga Jadi Muslim
Baca: Mengenal Tradisi Khas Masyarakat Mesir Menyambut Ramadan: Fanus & Maidatur Rahman
"Pikiran saya berubah. Setelah kembali (ke Jepang), saya sering ketemu orang Malaysia, Indonesia, Brunei. Mereka tenang, mereka baik. Saya terinpirasi dengan pengalaman itu, karena itu saya tertarik pada Islam dan ingin tahu apa yang dipelajari dalam Islam,"
Bahkan setelah masuk Islam, Kaiji ditawari untuk melangsungkan ibadah Umrah di Makkah.
Ia pun berangkat ke Tanah Suci bersama dengan rombongan teman-temannya yang juga seorang mualaf.
Ketika ditanya mengenai pandangan orang terdekat mengenai status dirinya, ia pun mengatakan jika ibunya kaget.
Menurutnya, ibunya adalah tipikal orang tak tak percaya kepada agama.
Meskipun demikian, lambat laun ibunya pun mendukung keyakinan Kaiji dalam memeluk agama Islam.
"Awalnya ibu saya tak suka agama, bukan hanya Islam tapi semua agama. Saya pikir karena ibu tak ada pengalaman berkomunikasi langsung dengan orang Islam, hanya informasi dari media. Kalau ketemu langsung, mereka tidak bahaya," tambahnya.
Jika untuk teman-temannya sendiri, ia mengaku jika kebanyakan dari mereka tak masalah.
Sudah banyak temannya yang 'open minded' untuk menerima dirinya sebagai seorang muslim.
Meskipun menurutnya, masih sedikit sulit menemukan tempat salat di Jepang.
Walaupun jumlah masjid yang dibangun di Jepang kini terus bertambah.
Dirinya mengatakan jika biasanya, dirinya harus salat di area terbuka.
Entah itu di taman, di tempat parkir, atau di atap gedung.
Baca: Iseng Ikut Puasa, Seorang Perempuan Memutuskan Jadi Mualaf: Saya Ringan setelah Salat
Baca: 14 Tahun di Penjara karena Bunuh Pacarnya, Artis Cantik Ini jadi Mualaf, Ini Kondisinya Sekarang
Dirikan Young Muslims Japan
Kepada TribunnewsWiki, Kaiji mengaku memiliki posisi sebagai Public Relations (PR) atau humas di sebuah komunitas bernama Young Muslims Japan.
Di komunitas tersebut, biasanya menggelar acara keagamaan yang dihadiri oleh para pemuda Islam di Jepang.
Jika Idul Fitri tiba, biasanya mereka menggelar lapak untuk berjualan.
Young Muslims Japan menjual berbagai makanan dan minuman halal dalam acara Idul Fitri.
Pernah belajar Islam di Indonesia
Kaiji kemudian bercerita jika dirinya pernah datang ke daerah Batam selama 1,5 tahun.
Saat tinggal di sana, ia mengaku memiliki pengalaman unik dengan Idul Adha.
Pasalnya, Kaiji baru pertama kali melihat perayaan Idul Adha dengan adanya penyembelihan hewan kurban di Indonesia.
Ia pun sangat antusias melihat kurban berlangsung.
Jika dibandingkan dengan Jepang, perayaan Idul Adha di Negeri Sakura itu tak semeriah di Indonesia.
Hal itu disebabkan karena pemerintah melarang adanya acara terbuka yang memperbolehkan penyembelihan hewan di tempat umum.
Sehingga Idul Adha di Jepang dilakukan hanya dengan membagikan daging kepada umat muslim yang membutuhkan.
(TribunnewsWiki.com/Restu)