Dokter Muda di India Bunuh Diri karena Depresi Tangani Lonjakan Kasus Covid-19

Sebuah catatan bunuh diri ditemukan di lokasi. Namun di dalam catatan tersebut tidak tertulis alasan dokter muda ini mengakhiri hidupnya.


zoom-inlihat foto
Lonjakan-covid-19-di-India-kremasi-2.jpg
TAUSEEF MUSTAFA / AFP
FOTO: Jenazah korban yang meninggal akibat virus Corona Covid-19 terlihat sebelum dikremasi di tempat kremasi di New Delhi pada 2 Mei 2021. Seorang dokter di India bunuh diri karena depresi menangani lonjakan kasus covid-19.


TRIBUNNEWSWIKI.COM – Seorang dokter residen di sebuah rumah sakit swasta di Kota Delhi, India, dikabarkan meninggal bunuh diri.

Dokter Vivek Rai (35) nekat mengakhiri hidupnya sendiri karena depresi menghadapi gelombang kedua Covid-19 di negara tersebut.

Hal ini disampaikan oleh mantan kepala Asosiasi Medis India (IMA) Dr. Ravi Wankhedkar.

"Dia adalah seorang dokter yang sangat brilian dari Gorakhpur (di Uttar Pradesh) dan membantu menyelamatkan ratusan nyawa selama pandemi," kata Dr. Wankhedkar melalui twitnya, Sabtu (1/5/2021).

Mengutip NDTV, Dr. Vivek Rai telah merawat pasien Covid-19 di rumah sakit swasta selama satu bulan terakhir.

“Dia telah menangani tujuh hingga delapan pasien kritis setiap hari,” kata Dr. Wankhedkar, seraya menambahkan dokter muda itu mengalami depresi setelah semakin banyak orang terus sekarat.

Baca: Cetak Rekor Baru, Jumlah Kematian Akibat Covid-19 di India Mencapai 3.689 per Hari

Baca: Viral Polisi India Rebut Tabung Oksigen Milik Pasien Covid-19 dan Diberikan ke Pasien VIP

"Karena situasi yang membuat dia frustrasi, dia mengambil keputusan yang sulit untuk mengakhiri hidupnya sendiri daripada hidup dengan penderitaan dan emosi orang-orang yang meninggal di jam tangannya," lanjutnya.

Seorang petugas kesehatan yang mengenakan setelan alat pelindung diri (APD) melayani pasien virus corona Covid-19 di dalam pusat desa Commonwealth Games (CWG) untuk sementara diubah menjadi fasilitas perawatan Covid, di New Delhi pada 2 Mei 2021.
Seorang petugas kesehatan yang mengenakan setelan alat pelindung diri (APD) melayani pasien virus corona Covid-19 di dalam pusat desa Commonwealth Games (CWG) untuk sementara diubah menjadi fasilitas perawatan Covid, di New Delhi pada 2 Mei 2021. (TAUSEEF MUSTAFA / AFP)

Dr. Wankhedkar juga mangatakan bahwa insiden ini seharusnya bisa menjadi fokus ketegangan emosional yang luar biasa saat mengelola krisis Covid-19 di India.

“Kematian seorang dokter muda ini tidak lain adalah pembunuhan oleh 'sistem' yang telah menciptakan frustrasi dengan kekurangan fasilitas perawatan kesehatan dasar. Ilmu pengetahuan yang buruk, politik yang buruk, dan pemerintahan yang buruk,” katanya.

Mengutip Hindustan Times, pihak kepolisian mengatakan bahwa Dr. Vivek Rai meninggal karena bunuh diri di kediamannya di Malviya Nagar pada 30 April 2021.

Sebuah catatan bunuh diri ditemukan di lokasi, tetapi di dalam catatan tersebut tidak tertulis alasan dokter muda tersebut mengakhiri hidupnya.

"Pencarian menyeluruh di ruangan itu dilakukan dan pemberitahuan bunuh diri ditemukan di mana tidak ada tuduhan yang dibuat terhadap siapa pun oleh almarhum," kata polisi.

Baca: Ramadhan yang Berat untuk Penggali Kubur Pasien Covid-19 di India, Kerja 24 Jam, Tak Bisa Puasa

Baca: Viral Anak di India Ikat Jenazah Ayahnya di Atas Mobil: Jumlah Infeksi Covid-19 Tembus 17,9 Juta

Dokter Vivek Rai sendiri diketahui menikah pada November, dan kini dirinya meninggalkan istri yang tengah hamil dua bulan.

Lonjakan kasus Covid-19 di India dalam beberapa pekan terakhir telah menyebabkan apa yang sekarang disebut gelombang kedua pandemi yang lebih mematikan.

Media sosial penuh dengan cerita orang-orang yang putus asa berusaha mencari oksigen atau tempat tidur rumah sakit untuk teman dan keluarga mereka.

Saat ini semakin banyak orang yang mengeluh sesak, yang membutuhkan dukungan oksigen.

Namun, pasokan oksigen menjadi sangat terbatas karena lonjakan permintaan yang tiba-tiba di kota-kota besar dan kecil.

Baca: Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Makin Naik, Kemenkes Waspadai Lonjakan seperti India

Pusat tersebut menjalankan kereta "Oxygen Express" yang membawa tanker ke negara bagian yang paling parah terkena Covid-19.

Negara ini tidak hanya mengalami jumlah infeksi harian tertinggi, tetapi juga jumlah kematian harian tertinggi karena banyak yang meninggal tanpa mendapatkan tempat tidur rumah sakit dan oksigen.

Saat ini, India menjadi negara dengan jumlah kasus Covid-19 tertinggi kedua di dunia.

Berdasarkan data Worldometers, per Senin (3/1/2021), India mencatatkan kasus Covid-19 sebanyak 19.919.715 dengan total kematian 218.945, serta jumlah kasus aktif sebanyak 3.419.032.

 

(Tribunnewswiki.com/Ami)

Baca artikel lainnya terkait Covid-19 di sini

 

 





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved