Pyongyang Geram Joe Biden Anggap Nuklir Korut sebagai Ancaman: Amerika Serikat Akan Menyesal

Hubungan bilateral antara Korea Selatan dengan Amerika Serikat kembali memanas dipicu dengan adanya kesalahpahaman pidato Joe Biden dan Ned Price


zoom-inlihat foto
pembelot-korea-utara-05.jpg
STR / KCNA VIA KNS / AFP
Gambar ini diambil pada 8 Februari 2021 dan dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara pada 9 Februari menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri hari pertama rapat paripurna ke-2 Komite Sentral ke-8 Partai Pekerja dari Korea (WPK) di Korea Utara. Hubungan bilateral antara Korea Selatan dengan Amerika Serikat kembali memanas dipicu dengan adanya kesalahpahaman pidato Joe Biden dan Ned Price.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Hubungan bilateral antara Korea Utara dengan Amerika Serikat (AS) kembali memanas.

Minggu, (2/5/2021) Korea Utara mengatakan bahwa Presiden Amerika Serikat, Joe Biden telah melakukan kesalahan besar.

Hal tersebut dikatakan langsung oleh Direktur Jenderal Departemen Urusan AS Kementerian Luar Negeri Korea Utara, Kwon Jung Gun.

Seperti yang diwartakan oleh Yonhap, Korea Utara menyayangkan perkataan Biden pada negara saudara Korea Selatan itu.

Diketahui sebelumnya bahwa Biden menyampaikan pidato konggres pertamanya pekan lalu.

Dikatakan oleh Kwon, dalam pidato tersebut, Biden mengatakan bahwa senjata nuklir Korea Utara adalah ancaman yang serius bagi AS.

Tak hanya itu, Pyongyang juga menyoroti Biden yang mengingatkan bahwa AS akan menghadapi krisis yang tak terkendali karena nuklir Korea Utara.

Biden dalam pidato tersebut juga mengatakan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan sekutu untuk mengatasi 'ancaman serius' dari Korea Utara dan Iran melalui diplomasi dan pencegahan yang tegas.

Ofisial Pyongyang kemudian menyorot Biden yang mengatakan bahwa:

"(AS) akan menghadapi krisis yang lebih buruk dan tak terkendali dalam waktu dekat jika melakukan pendekatan (hubungan bilateral) dengan Korea Utara, jika masih berpegang pada kebijakan usang dari perspektif Perang Dingin."

Baca: Kim Jong Un Dorong Korea Utara Upgrade Senjata Nuklir, Harus Bisa Musnahkan Target Sejauh 15 Ribu KM

Baca: Korea Utara Kenalkan Rudal Balistik Baru, Diluncurkan dari Kapal Selam, Diklaim Paling Kuat Sedunia

Joe Biden mengheningkan cipta untuk menoakan Korban Covid-19 di AS dalam pidato pertamanya, Lincoln Memorial, Washington DC, Rabu (21/1/2021).
Joe Biden mengheningkan cipta untuk menoakan Korban Covid-19 di AS dalam pidato pertamanya, Lincoln Memorial, Washington DC, Rabu (21/1/2021). (CHIP SOMODEVILLA/GETTY IMAGES NORTH AMERICA/GETTY IMAGES VIA AFP)

Atas pidato tersebut, Korea Utara menganggap bahwa diplomasi dan langkah tegas yang dikatakan oleh Biden tersebut sebagai 'topeng untuk menutupi tindakan permusuhan' dengan Pyongyang.

"Hal ini menunjukkan bahwa eksekutif AS telah membuat kesalahan besar, dalam sudut pandang ini," kata Kwon.

Kwon menyebut bahwa saat ini hubungan antara Korea Utara dengan AS menjadi lebih 'jelas'.

"Sekarang inti dari kebijakan Korea Utara - AS menjadi lebih jelas, kami akan dipaksa untuk melakukan langkah yang sesuai (dengan kemauan AS)," terang Kwon.

"Seiring dengan berjalannya waktu, AS akan (menyesal karena) telah membuat diri mereka dalam situasi yang sangat serius (dengan Korea Utara)," lanjutnya.

AS dianggap telah menghina Kim Jong Un

Dalam pernyataan terpisah, pihak Kementerian Luar Negeri Korea Utara juga mengecam AS karena mengkritik hak asasi manusia di negara pimpinan Kim Jong Un ini.

Padahal menurut pihak Korea Utara, urusan soal hak asasi manusia adalah kedaulatan penuh bagi negara.

Oleh karena itu, pihaknya mengartikan bahwa AS telah menghina sang supreme leader Kim Jong Un.

Tanggapan tersebut diberikan seusai Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price merilis pernyataan resminya dalam agenda Pekan Kemerdekaan Korea Utara pekan lalu.





Halaman
12
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved