TRIBUNNEWSWIKI.COM - Dalam laporan terakhirnya kepada WHO, Korea Utara masih menyatakan negaranya bebas Covid-19.
Pada awal pandemi, Korea Utara menyatakan pencegahan masuknya Covid-19 adalah upaya yang "berkaitan dengan eksistensi negara".
Dilansir dari Europe News, negara pimpinan Kim Jong-un itu melakukan sejumlah upaya pencegahan, seperti menutup perbatasannya dan melarang turis masuk.
Korea utara juga membatasi lalu lintas perbatasan dan mengkarantina puluhan ribu orang.
Namun, klaim bebas Covid-19 itu diragukan banyak pihak. Korea Utara memiliki infrastruktur kesehatan yang buruk dan memiliki perbatasan dengan China, negara yang diduga menjadi asal Covid-19.
Dalam surel kepada AP pada Rabu, (7/4/2021), perwakilan WHO di Korea Utara, Edwin Salvador, menyatakan negara itu sudah mengetes puluhan ribu orang.
Baca: Korea Utara Dilanda Bencana Kelaparan Akibat Aturan Ketat Kim Jong Un Terkait Pandemi Covid-19
Baca: Kasus Covid-19 Dunia Capai 100 Juta, Korea Utara Kini Waspada Penuh Meski Klaim Nol Kasus
Ada sebanyak 23.121 orang yang dites sejak awal pandemi hingga 1 April 2021, dan semua hasilnya negatif.
Salvador menyatakan ada 732 orang yang dites antara 26 Maret hingga 1 April 2021.
Namun, pejabat WHO mengatakan Korea Utara tidak lagi memberikan jumlah orang yang dikarantina dan memilliki gejala kepada WHO.
Pada Selasa lalu, Korea Utara menyatakan tidak akan ikut dalam Olimpiade di Tokyo karena takut terhadap pandemi Covid-19.
Jumlah kematian akibat Covid-19 mencapai 3 juta
Jumlah kematian yang terkait dengan Covid-19 di seluruh dunia menembus angka 3 juta pada Selasa, (7/4/2021), berdasarkan hitungan dari Reuters.
Laju infeksi Covid-19 dan kematian akibat Covid-19 juga menunjukkan kenaikan, terutama di Brasil dan India.
Baca: Korea Utara Retas Pfizer, Berupaya Curi Data Vaksin dan Perawatan Covid-19, Padahal Klaim Nol Kasus
Para pejabat kesehatan mengaitkan kenaikan ini dengan kemunculan varian virus corona yang lebih menular.
Varian yang dimaksud adalah varian yang pertama kali terdeteksi di Inggris dan Afrika selatan.
Dilansir dari Reuters, butuh setahun agar jumlah kematian akibat Covid-19 mencapai 2 juta.
Sementara itu, dari 2 juta menjadi 3 juta kematian hanya perlu waktu sekitar tiga bulan.
Jumlah kasus kematian harian di Brazil terbanyak di dunia, dan menyumbang satu dari empat kematian akibat Covid-19 di seluruh dunia tiap hari.
Baca: Kenali Masker Palsu Berisiko Tularkan Covid-19, Berikut Jenis yang Direkomendasikan WHO
Baca: Jangan Unggah Sertifikat Vaksin Covid-19 di Media Sosial, Ini Penjelasan Satgas
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengatakan Brasil berada dalam kondisi sangat kritis dan dan sistem kesehatannya kewalahan.
"Situasi yang benar-benar serius sedang terjadi di Brazil saat ini," kata epidemiolog WHO Maria van Kerkhove, Selasa, (6/4/2021).