8 Poin Penting Saat Pembelajaran Tatap Muka Terbatas, Kondisi Kelas hingga Kantin Harus Diperhatikan

Inilah 8 poin penting yang harus diperhatikan saat pembelajaran tatap muka terbatas dilaksanakan.


zoom-inlihat foto
belajar-123.jpg
Istimewa
Ilustrasi kegiatan belajar mengajar di sekolah


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Inilah 8 poin yang harus diperhatikan saat pembelajaran tatap muka diselengarakan.

Pembelajaran tatap muka terbatas tetap wajib menjalankan protokol kesehatan secara kertat.

Hal ini disampaikan Menteri Pendidikan Nadiem Makarim dalam alam keterangan resmi SKB 4 Menteri yang dilaksanakan secara virtual, Selasa (30/3/2021) kemarin.

Ada 8 poin penting yang perlu dilaksanakan saat Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dilaksanakan. 

Berikut 8 poin tersebut adalah:

1. Kondisi kelas

- Di jenjang SMA, SMK, MA, MAK, SMP, MTs, SD, MI dan program kesetaraan: jaga jarak minimal 1,5 meter dan maksimal 18 peserta didik perkelas.

- SDLB, MILB, SMPLB, MTsLB. SMLB, MALB jaga jarak 1,5 meter dan maksimal 5 peserta didik per kelas.

Ilustrasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka saat pandemi. Sekolah tatap muka akan dimulai bulan Juli 2021.
Ilustrasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka saat pandemi. Sekolah tatap muka akan dimulai bulan Juli 2021. (Tribunnews)

- PAUD maksimal 5 peserta didik per kelas.

- Satuan pendidikan juga bisa memanfaatkan ruang terbuka sebagai tetap PTM terbatas.

2. Jumlah hari dan pembagian rombel

Jumlah hari dan jam pembelajaran tatap muka terbatas dengan pembagian rombongan belajar (rombel) ditentukan satuan pendidikan dengan tetap mengutamakan kesehatan dan keselamatan warga satuan pendidikan.

3. Perilaku wajib di seluruh lingkungan satuan pendidikan

- Menggunakan masker kain 3 lapis atau masker sekali pakai/bedah yang menutupi hidung, mulut sampai dagu. Masker kain digunakan setiap 4 jam atau sebelum basah atau lembab.

- Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau cairan pembersih tangan.

- Menjaga jarak minimal 1,5 meter tidak melakukan kontak fisik seperti bersalaman dan cium tangan.

- Menerapkan etika batuk atau bersin.

Baca: Segera Dibuka Pendaftaran Sekolah Kedinasan Kemenkumham 2021, Ini Berkas yang Harus Disiapkan

Baca: Kini Luncurkan RANS Cilegon FC, Raffi Ahmad juga Berencana Buka Sekolah Sepak Bola

4. Kondisi medis warga satuan pendidikan

Semua warga satuan pendidikan yang mengikuti PTM harus dalam kondisi sehat. Jika mengidap penyakit penyerta harus dalam kondisi terkontrol.

Selain itu, semua warga satuan pendidikan juga tidak memiliki gejala Covid-19, termasuk orang yang serumah dengan warga satuan pendidikan.

5. Kantin

Pada masa transisi atau dua bulan pertama, kegiatan di area kantin tidak diperbolehkan. Warga satuan pendidikan disarankan membawa makanan atau minuman dengan menu gizi seimbang.

Sedangkan pada masa kebiasaan baru, kantin boleh beroperasi dengan tetap menjaga protokol kesehatan.

6. Kegiatan olahraga dan ekstrakurikuler

Pada dua bulan pertama, olahraga dan ekstrakurikuler di sekolah tidak diperbolehkan. Namun disarankan tetap melakukan aktivitas fisik di rumah.

Pada masa kebiasaan baru, dua kegiatan ini diperbolehkan dengan tetap menjaga protokol kesehatan.

Staf Sekolah SMP N 5 Semarang sedang melakukan persiapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang rencananya akan di mulai 5 April 2021. Sesuai hasil rapat untuk jumlah siswa yang masuk dibatasi 50 persen dari kapasitas sekolah. Untuk pelajar kelas XII masuk pukul 8.30 WIB sampai 10.30 WIB, kelas XIII pukul 08.00 WIB sampai 10.00 WIB dan untuk kelas IX di mulai pukul 07.30 WIB sampai 09.30 WIB, Rabu (24/3/21). (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)
Staf Sekolah SMP N 5 Semarang sedang melakukan persiapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang rencananya akan di mulai 5 April 2021. Sesuai hasil rapat untuk jumlah siswa yang masuk dibatasi 50 persen dari kapasitas sekolah. Untuk pelajar kelas XII masuk pukul 8.30 WIB sampai 10.30 WIB, kelas XIII pukul 08.00 WIB sampai 10.00 WIB dan untuk kelas IX di mulai pukul 07.30 WIB sampai 09.30 WIB, Rabu (24/3/21). (Tribun Jateng/Hermawan Handaka) (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)

7. Kegiatan selain pembelajaran di lingkungan sekolah

Selama masa transisi tidak diperbolehkan ada kegiatan selain pembelajaran. Seperti orangtua menunggu peserta didik di satuan pendidikan, istirahat di luar kelas.

Pertemuan orangtua dengan peserta didik, pengenalan lingkungan satuan pendidikan dan sebagainya.

Pada masa kebiasaan baru, dua kegiatan ini diperbolehkan dengan tetap menjaga protokol kesehatan.

8. Pembelajaran di luar lingkungan satuan pendidikan

Kegiatan guru kunjung diperbolehkan dengan tetap menjaga protokol kesehatan.

Setelah guru dan tenaga kependidikan menerima vaksin lengkap, kata Nadiem,  satuan pendidikan wajib memberikan pilihan Pembelajaran Tatap Muka (PTM)

adiem menerangkan, pelaksanaan PTM tidak perlu menunggu samapi datangnya tahun ajaran baru.

"Tatap muka terbatas tidak perlu menunggu sampai tahun ajaran baru. Mulai dari sekarang, tatap muka terbatas sudah bisa dicoba asal guru dan tenaga kependidikan sudah mendapatkan vaksin," kata Nadiem Makarim.

Baca: Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka April 2021, Simak Persyaratannya

Baca: SKB 4 Menteri: Sekolah Tatap Muka Wajib Dibuka Setelah Vaksinasi Guru Selesai

Sekolah Tatap Muka Dimulai Juli 2021: Diikuti 50% Siswa dan Jarak Antarsiswa Disarankan 1 Meter

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy, mengatakan sekolah tatap muka ditargetkan dimulai secara terbatas pada Juli 2021 mendatang.

Pembelajaran tatap muka dimulai setelah para tenaga kependidikan selesai disuntik vaksin Covid-19.

"Vaksinasi tenaga pendidik dan kependidikan ditargetkan selesai bulan Juni 2021," ujarnya, dikutip dari siaran langsung YouTube Kompas TV, Selasa (30/3/2021).

Sementara itu, Menteri Pendidikan Nadiem Makarim mengatakan pembelajaran harus menerapkan jaga jarak antarsiswa.

"Jaga jarak antara bangku bangku dan kursi, dan maksimal 18 peserta didik perkelas, yang biasanya 36 sekarang 50 persen jadi 18 ini," ucap Nadiem dalam konferensi pers virtual, Selasa (30/3/2021).

Mendikbud Nadiem Makarim. Program 'Merdeka Belajar' dari Kemendikbud RI kini menjadi sorotan publik karena dinilai menguntungkan pihak tertentu dan membuat negara seolah
Mendikbud Nadiem Makarim. Program 'Merdeka Belajar' dari Kemendikbud RI kini menjadi sorotan publik karena dinilai menguntungkan pihak tertentu dan membuat negara seolah "promosi gratis" produk swasta. (dokumen kemendikbud)

Sekolah, kata Nadiem, boleh menetapkan jumlah maksimal siswa selama tidak melebihi batas 50 persen.

Dalam satu kelas boleh dipecah hingga beberapa rombongan belajar. Penentuan waktu giliran penerapan pembelajaran tatap muka juga diserahkan kepada sekolah.

"Misalnya saya maunya dua hari dulu, baru minggu depannya ya atau bulan depannya, mulai tiga hari seminggu tatap muka. Bagi dua grup atau tiga grup itu diskresi masing-masing sekolah sesuai dengan kebutuhannya," tutur Nadiem.

Dirjen PAUD Dikdasmen Kemendikbud Jumeri menjelaskan mengenai durasi belajar di kelas.

"Satu kali PTM itu berlangsung tiga jam, yaitu misal jam tujuh sampai jam 10. Karena setiap rombongan belajar melakukan dua kali pertemuan dalam satu minggu, maka melakukan pembelajaran tatap muka di sekolah itu 6 jam seminggu," kata Jumeri.

Dengan demikian, jam masuk dibuat selang-seling dengan jeda beberapa menit. Langkah ini dilakukan agar siswa yang datang dan yang pulang tidak bertemu.

Melalui skema tersebut, masih ada hari bagi siswa belajar dari rumah. Oleh karena itu, kombinasi antara PTM terbatas dan PJJ akan tetap berjalan.

Sementara itu, Guru Besar Paru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Profesor Tjandra Yoga Aditama mengatakan demi mencegah meluasnya Covid-19, jarak antarsiswa disarankan 1 meter dan aktivitas makan dan olahraga dilakukan di ruang terbuka.

Baca: Kakek Ini Pelihara Tuyul Selama 40 Tahun, Mampu Biayai Sekolah Anak hingga Sarjana dan Jadi Guru

Baca: Daftar Sekolah Kedinasan 2021, Berniat Mendaftar? Simak Persyaratan yang Dibutuhkan

Profesor Tjandra mengemukakan perlunya mengadopsi panduan dari Center of Disease Control (CDC) Amerika Serikat terkait sekolah tatap muka yang akan dimulai di Indonesia.

"Mereka baru saja perbarui panduan sekolah tatap muka pada 19 Maret 2021. Aturan ini berdasar perkembangan bukti ilmiah terbaru tentang kemungkinan berapa jarak penularan yang mungkin terjadi pada berbagai keadaan," ujar Prof. Tjandra dalam keterangannya, Selasa (30/3/2021).

Ia memaparkan panduan tersebut berisi pelaksanaan jaga jarak di sekolah.

Pertama, pada Sekolah Dasar, setidaknya 3 feet, sekitar 1 meter. Kemudian, untuk SMP dan SMA, murid harus jaga jarak setidaknya 1 meter.

"Jaga jarak seperti itu diberlakukan di daerah dengan penularan masyarakat rendah, sedang dan cukup. Pada area dengan penularan masyarakat tinggi maka jarak antar murid sebaiknya 6 feet atau 1.8288 meter," katanya.

Selanjutnya, jarak 6 feet atau 1,8 meter harus tetap dijaga antara orang dewasa (guru dan staf sekolah), antara orang dewasa dan murid di sekolah.

Jika masker tidak digunakan (misalnya ketika makan), pada keadaan dimana orang banyak mengeluarkan nafas seperti saat aktivitas menyanyi, berteriak, olahraga dan lain-lain, di ruang tertutup, ada baiknya kegiatan seperti ini dilakukan di ruang terbuka.

Juga dianjurkan agar barang-barang tidak penting dikeluarkan dari kelas dan dilakukan modifikasi di kelas untuk menjamin jaga jarak antar murid.

Tentu juga harus dihilangkan atau dikurangi interaksi yang tidak terlalu penting.

"Seperti makan pada saat yang sama, tamu yang datang ke sekolah juga harus dibatasi, yang amat perlu saja," ucap Tjandra.

Ia mengatakan, CDC Amerika juga memberi empat panduan lain seperti, perlu diatur jam giliran sekolah supaya tidak terlalu penuh murid di sekolah pada suatu waktu tertentu

Kedua, berbagai aturan rinci lain tentang penggunaan masker dan cuci tangan,

Ketiga, kebersihan lingkungan, bangku, kelas dan sekolah. Serta prosedur kemungkinan tes dan penelusuran kasus bila diperlukan.

Karena di Amerika Serikat ada bis sekolah maka juga dibuat aturan di dalam bis, seperti jarak antar kursi yang boleh diduduki, penggunaan masker, jendela bis dibuka.

"Jelasnya, kalau memang sekolah akan dibuka maka persiapan amat matang memang perlu dilakukan, dan perlu dilakukan kebijakan berdasar dua hal, pertama perkembangan ilmu pengetahuan terkini, yang memang cepat berubah dari waktu ke waktu dan situasi epidemiologi terkini di daerah itu," kata Prof. Tjandra.

Baca lengkap soal sekolah di sini

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Ka)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved