TRIBUNNEWSWIKI.COM - Seluruh tim Badminton Indonesia diminta mundur dari All England 2021 karena masalah tracing Covid-19.
Menurut tim Bulutangkis Indonesia, tindakan yang dilakukan Badminton World Federation (BWF) tidak adil.
Permasalahan mundurnya seluruh tim Indonesia di All England 2021 itu berbuntut panjang.
Dalam Mata Najwa edisi Rabu (24/3/2021) yang bertema 'Ujian di Lapangan', disebutkan bahwa Indonesia akan melayangkan gugatan terhadap BWF.
Gugatan itu nantinya diserahkan ke Pengadilan Arbitrase Internasional untuk Olahraga.
Hal itu kemudian dikonfirmasi oleh Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari.
"Gugatan itu adalah bentuk tekanan kita kepada BWF yang sampai hari ini, mohon maaf, belum ngaku kalau yang salah dia," ujar Raja Sapta dikutip dari Youtube Najwa Shihab.
Raja Sapta kemudian meminta BWF bertanggung jawab atas mundurnya seluruh tim Badminton Indonesia secara mendadak.
"Terkait kerugian atau apa yang dialami terkait atlet kita itu harus ada yang bertanggungjawab. Tidak bisa hanya bersembunyi dibalik regulasi satu negara seperti Inggris, yang mana sebelum ada kegiatan ini memang sudah ada gitu,"
"Jadi pertanyaannya sekarang, BWF itu bukan hanya minta maaf tapi harus jelas dulu di mana salahnya, kenapa bisa salah, dan konsekuensinya seperti apa," tutur Raja Sapta.
Raja Sapta pun menilai jika masalah yang menimpa tim Badminton Indonesia harus disuarakan.
Hal itu dilakukan agar masalah yang sama tak akan terulang di kemudian hari.
Baca: Viral Najwa Shihab Bawa Tulisan Saya Minta Tolong saat Live, Begini Kondisi Presenter Mata Najwa
Baca: All England Open Badminton Championships
Setelah itu, Peneliti Hukum Olahraga Eko Noer Kristiyanto atau yang akrab disapa Eko Maung mengatakan jika gugatan ke Arbritrase Internasional adalah tindakan yang tidak perlu.
Eko pun menyebut jika permintaan BWF selaku federasi besar sudah hal yang sangat luar biasa.
Terlebih BWF langsung meminta maaf kepada pemerintah Indonesia.
"Hal penting yang fundamental itu adalah permintaan maaf dari federasi Bulutangkis Internasional ke pemerintah Indonesia,"
"Itu bukan hal yang sembarangan lho ya, itu otoritas, jangkauan mereka itu transnasional, mereka menjangkau secara global, tapi mereka bisa meminta maaf kepada Pemerintah Indonesia," tutur Eko, pada Rabu (23/3/2021).
Lebih lanjut, menurut Eko, yang dilakukan oleh Tim Bulutangkis Indonesia ketika melayangkan gugatan ke BWF adalah berlebihan dan sinis.
Pernyataan Eko itu langsung membuat suasana Mata Najwa menjadi panas.
Ketua PBSI dan Ketua KOI yang hadir secara virtual langsung membentak Eko dan mengatakan hal itu tidaklah benar.
"Kita bicara harga diri, masalah kehormatan, kita tak bisa diperlakuka dengan seenaknya. Karena karakteristik arbitrase selama ini terkait masalah pendataan ke nominal. Tadi, teman atlet juga bisa soal nominal kerugian, sebelum acara ini juga saya dengan Humas PBSI terkait nominal. Ketika nanti mengumpulkan bukti, lalu menghitung nominal, seolah kita mereduksi harga diri bangsa dengan nominal uang," tegasnya.
Eko pun menuturkan jika hal yang paling mahal bukanlah permasalahan nominal kerugian tapi permintaan maaf yang sudah diberikan oleh BWF.
"Adanya permintaan maaf itu kita apresiasi, ini merupakan langkah dimana pemerintah Republik Indonesia dan kita asosiasi profesi didukung oleh KOI, kita serius soal ini, " ujar Ketua PBSI Agung Firman Sampurna.
Menurut Agung, permintaan maaf saja tidak cukup.
Baca: Insiden All England 2021, BWF Minta Maaf ke Jokowi dan Rakyat Indonesia : Pelajaran Serius
Baca: Tim Indonesia untuk All England 2021 Pulang ke Tanah Air, Menpora Sambut di Bandara Soetta
Pasalnya ada sejumlah masalah yang harus diselesaikan yang disertai dengan penjelasan yang clear.
"Penjelasan itu penting, agar tidak terjadi lagi di masa mendatang. Soal apakah digugat oleh CAS atau tidak itu soal lain lagi," tutur Agung.
Ia pun lantas menyindir Eko dengan mengatakan apa yang dilakukan oleh teman-teman tim Badminton Indonesia tidaklah sinis.
"Tapi kita tidak sinis. Kita tidak pernah sinis, kita serius menangani masalah ini. Dan tidak selesai masalah permintaan maaf saja,"
Ketua PBSI pun menekankan jika langkah gugatan terhadap BWF ini agar nantinya ada regulasi yang lebih jelas dan lebih detail.
Sontak, pernyataan Eko sebagai pengamat hukum olahraga itu mendapat banyak kritikan dari warganet.
Sebagian besar warganet menganggap jika yang dilakukan oleh stakeholder Bulungtangkis Indonesia sudah benar.
Berikut beberapa komentar warganet yang dikutip dari kolom komentar Youtube Mata Najwa.
"Dear Bung Eko yang katanya pengamat Bola, Manchester City banding ke CAS bukan masalah nominal atau Denda, tapi karena mereka dilarang tampil di Kompetisi Eropa selama 2 tahun sampai akhirnya CAS mengabulkan pembatalan hukuman tersebut," tulis Denny Wijaya.
"Jelas lah permintaan maaf doang kagak cukup, indonesia berhak meminta penjelasan kenapa bisa sampe terjadi seperti ini ?? Kenapa pihak bwf seakan akan bersembunyi dibalik regulasi suatu negara ?? Dan kenapa mereka menyelenggarakan turnamen, tapi tidak mau memberi jaminan kepada semua," komentar Ayono Putra Sulunk.
Ada juga warganet bernama Herianto Anto yang menuliskan, "Jangan sampai ada 2 -3 kaya mas eko ini bahaya .. sudah tau tim kita di rugikan, masa trima maaf bgtu ajh. harga diri bangsa bung... jangan sampai kedepannya indonesia di pandang sebelah mata oleh BWF dan yg lainnya,"
Baca artikel lain mengenai berita masalah Tim Badminton Indonesia dengan BWF di sini.
(TribunnewsWiki.com/Restu)