TRIBUNNEWSWIKI.COM - Seorang pendaki ditinggal rombongannya ngopi saat mendaki di Gunung Lawu hanya karena kakinya cidera.
Pria asal Magelang ini diduga ditinggal rombongan karena kakinya cedera.
Informasi ini dibagikan oleh akun instagram @jejak pendaki, Selasa (23/3/2021).
Postingan ini sudah disukai oleh 23 ribu netizen hingga Rabu (24/3/2021).
Bahkan kolom komentar postingan tersebut juga ramai ditanggapi oleh cuitan netizen.
Potingan tersbeut dilengkapi lokasi kejadian yang ternyata terjadi di Gunung Lawu.
Berikut narasi dari keterangan yang ditulis akun tersebut:
"Dan terjadi lagi, enaknya diapain?
Kronologi :
Sekitar jam 7 malam di bawah pos 2 via Cemoro Sewu, suasana sudah gelap, gerimis juga tak berhenti.
Lampu senter kami tiba-tiba menangkap sosok yg "ndepipis" di bawah pohon, menggigil kedinginan dan basah kuyup tanpa jas hujan.
Saya : "kenapa mas?"
Korban : "kaki saya cidera pak, saya ditinggal rombongan" (dengan wajah meringis)
Saya : "tadi naik berapa orang mas, rombongan dari mana?"
Korban : "kami berangkat 8 orang, dari magelang pak"
Saya : "masih kuat jalan mas?"
Korban : "masih pak, tadi saya berhenti karena gak ada penerangan"
Saya : "kalau begitu bergabung dengan kami saja mas, kita jalan pelan pelan"
Korban : "iya pak..."
Pelan-pelan akhirnya kita bisa sampai di basecamp dengan selamat.
Kemudian setelah sampai di basecamp, kami sempat membantu mencarikan rombongan korban.
"Itu rombongan saya pak!!", kata dia sambil menunjuk beberapa anak muda yg sedang asyik menikmati nasi goreng, ngopi, udad-udud sambil tertawa-tawa.
Saya paham, sambil ngelus dodo ndoro."
Baca: Nekat Lanjutkan Ekspedisi Pendakian saat Cuaca Buruk, Pendaki Ini Hilang & Ditemukan Tewas di Gunung
Baca: Viral Jalak Lawu Tuntun Pendaki yang Tersesat, Sering Terjadi dan Sudah Dikenal Sejak Era Majapahit
Di bawah keterangan tersebut, dituliskan sumber berasal dari seseorang yang bernama Agoes Agoes.
Kejadian pendaki ditinggal rombongannya ini terjadi di Cemoro Sewu, Magetan, Jawa Timur.
Kejadian ini mendapatkan sorotan dari Komandan Markas SAR Karanganyar, Arif Sukro Yunianto.
Arif mengatakan, penyebab kejadian pendaki ditinggal rombongan ini adalah pendaki yang baru pertama kali naik gunung, Selasa (23/3/2021).
Arif juga menambahkan, para pendaki pemula ini belum mempunyai rasa solidaritas.
"Biasanya mereka ini pendaki pemula sehingga solidaritasnya belum ada," kata dia.
Dia mengimbau agar pendaki pemula untuk tidak bersikap egois.
"Kalau ada temannya yang capek, jangan langsung ditinggal. Misal ada 10 orang yang naik, dua orang bisa menemani yang capek ini," papar dia.
Pendaki yang ditinggal sendirian ini bisa terancam bahaya seperti serangan hewan buas, tersesat, dan mengalami hipotermia.
"Efeknya kalau ada pendaki yang ditinggal sendiri seperti itu," terang dia.
Pendaki Gunung Slamet Ditemukan Tanpa Alas Kaki, Diduga Meninggal karena Hipotermia
Syafanu Multazam (19), seorang pendaki Gunung Slamet asal Kota Tegal ditemukan meninggal dunia pada Senin (7/12/2020).
Ia ditemukan tak bernyawa di sekitar area Pos 6 Jalur Blambangan, Purbalingga.
Syafanu diduga meninggal karena hipotermia karena saat ditemukan hanya mengenakan celana pendek, jaket, dan tak memakai alas kaki.
Menurut Junior Manager Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur Sugito, Syafanu mendaki bersama enam rekannya pada Sabtu (5/12/2020) siang.
Di tengah perjalanan, Syafanu memilih beristirahat lebih lama di Pos 7.
Sementara enam rekannya tetap melanjutkan perjalanan.
Syafanu kemudian melanjutkan perjalanan dengan rombongan lain dari Jakarta.
Ia bertemu dengan enam rekannya yang turun di Plawangan.
Enam rekannya kemudian menunggu Syafanu di Pos 3.
Setelah menunggu selama 3 jam dan Syafanu tak juga terlihat, rombongan tersebut memutuskan turun dan tiba di basecamp Bambangan pada Minggu (6/12/2020).
Mereka kembali menunggu Syafanu hingga Minggu malam.
Karena khawatir, ketua rombongan melapor ke pengelola.
Baca: Viral Pendaki Capai Puncak Gunung Merapi, Kepala TNGM: Dia Terkenal, Sudah Menguasai Medan
Baca: Kronologi Pendaki Gunung Rinjani Tewas Jatuh ke Jurang, Diduga Salah Pilih Jalur
Tak setelah berjam-jam, Syafanu tetap tak terlihat.
"Tapi sampai Magrib korban tidak kunjung turun, sehingga ketua rombongan melapor ke pengelola basecamp Bambangan bahwa seorang teman sesama pendaki ada yang belum turun," kata Sugito.
Tim SAR pun turun tangan mencari Syafanu dan korban ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa pada Senin sekitar pukul 23.55 WIB.
Jasad Syafanu kemudian dievakuasi dan tiba di Puskesmas Karangreja pada Selasa (8/12/2020) pagi.
"Saat ditemukan, korban mengenakan celana pendek, berjaket dan tidak mengenakan alas kaki," kata Sugito.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter Puskesmas Karangreja dan Inafis Polres Purbalingga tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.
"Korban kemungkinan meninggal dunia karena mengalami hipotermia atau kedinginan," jelas Sugito.
Setelah diperiksa, jasad Syafanu diserahkan ke pihak keluarga.
"Jenazah sudah kami serahkan kepada pihak keluarga," ujar Sugito.
Cuaca buruk, jalur pendakian ditutup
Sementara itu dua jalur pendakian Gunung Slamet dari Kabupaten Purbalingga ditutup sejak Senin (7/12/2020).
Penutupan jalur pendakian Bambangan dan Gunungmalang dilakukan karena beberapa hari terakhir, cuaca buruk terjadi di wilayah tersebut.
Hal tersebut disampaikan Junior Manager Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur Sugito.
"Beberapa hari lalu teman-teman di basecamp melaporkan bahwa kondisi di atas hujan badai. Malam Senin saya ditelepon, katanya kondisinya buruk sekali, tim yang naik beberapa hari terakhir melaporkan hujan terus menerus dan badai," kata Sugito saat dihubungi, Selasa (8/12/2020).
Jalur tersebut akan dibuka jika cuaca di atas sudah kondusif.
Ia mengatakan, penutupan pendakian tidak terkait dengan penemuan pendaki yang meninggal karena hipotermia pada Senin malam.
"Tidak terkait dengan korban ini, korban ini kan diketahui hilang Senin sore. Beberapa hari sebelumnya tim melaporkan cuaca buruk, sehingga Senin pagi kami putuskan untuk menutup," jelas Sugito.
Menurutnya, cuaca ekstrem hanya terjadi di kawasan atas gunung.
"Semalam pukul 03.00 WIB temen-teman yang mengevakuasi jasad pendaki melaporkan di atas hujan badai, padahal saya di basecamp terang benderang," kata Sugito.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Ka, TRIBUN SOLO)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun Solo dengan judul Viral Pendaki Cedera di Gunung Lawu, Malah Ditinggal Teman, Ini Pesan SAR Karanganyar