Kelompok pemantauan AAPP memverivikasi penangkapan dan kematian sejak kudeta, menyatakan jumlah kematian yang lebih tinggi.
Sementara, warga yang bersembunyi di rumah mendengar suara tembakan terus menerus sepanjang hari.
Sedangkan, truk militer terlihat mengemudi melalui jalan berasap.
Utusan PBB untuk Myanmar mengutuk keras pertumpahan darah tersebut.
Menurutnya, komunitas internasional termasuk aktor regional, harus bersatu dalam solidaritas dengan rakyat Myanmar dan aspirasi demokratis mereka.
“Kebrutalan yang sedang berlangsung sangat merusak prospek perdamaian dan stabilitas" di negara itu,” katanya setelah mendengar laporan pembunuhan yang memilukan, dan penganiayaan terhadap demonstran dan tahanan dari kontak di Myanmar.
Baca: 5 Jurnalis Ditangkap Junta Militer Atas Tuduhan Liputan Antikudeta Penyebab Ketakutan
Kembali Mengancam di TikTok
Diketahui, beberapa jam sebelum kekerasan meletus di Hlaingtharyar, seorang petugas polisi mengunggah video TikTok yang menyatakan pasukan keamanan akan membawa persenjataan berat ke kota itu.
"Saya tidak akan mengasihani Hlaingtharyar dan mereka akan melawan dengan serius juga karena ada semua jenis karakter di sana," kata petugas di bawah akun @ aungthuraphyo40 itu.
"Kita seharusnya tidak mengasihani mereka," sebutnya.
Video tersebut pun telah diverivikasi oleh pemeriksa fakta AFP, dihapus beberapa jam kemudian.
Sementara itu, media yang dikelola pemerintah menyatakan lima pabrik di kota penghasil garmen telah dihancurkan.
“Di antara bangunan yang terbakar adalah pabrik milik China,” kata kedutaan besar Beijing di Myanmar.
Beijing mengutuk tindakan "perusak" dalam sebuah pernyataan yang diunggah di akun Facebook resmi mereka.
“Kedutaan segera mendesak polisi setempat untuk menjamin keamanan bisnis dan personel China," katanya.
Berita malam di Yangon mengonfirmasi kematian di kota Tamwe.
Pasukan keamanan disebut melepaskan tembakan ketika ratusan pengunjuk rasa mencoba membakar sebuah kantor polisi.
Di tempat lain, seorang pria ditembak mati di utara kota Hpakant, dan seorang wanita tewas karena tertembak di kepala di Mandalay.
Meskipun terjadi pertumpahan darah, anggota gerakan anti-kudeta tetap menentang.
"Saya telah melihat pahlawan yang jatuh menyerahkan nyawa mereka," kata Ma Khine Lay.