Hal itu disebabkan daftar tunggu pembeli yang panjang, termasuk Jepang, Korea Selatan, dan Singapura.
Selain itu, meskipun pertama kalinya AS menjual F-15 dalam 20 tahun, Arab Saudi dan Qatar terus mendanai peningkatan senilai $ 5 miliar selama tahun-tahun sebelumnya.
Tak heran, pakar militer pun menunjuk pada mesin kembar F-15EX yang lebih kuat, sistem dan sensor kokpit yang diperbarui, kemampuan fusi data, dan kemampuan untuk membawa 29.500 pon persenjataan lebih dari 2.200 kilometer sebagai contoh peningkatan pesawat tempur superioritas udara yang dibuat khusus.
Baca: Cerita Lagu Viral Terpesona, Jadi Yel-yel TNI Polri hingga Ditawari Kerjasama Perusahaan Rekaman
Mereka juga mencatat bahwa F-35 jauh lebih mahal untuk dioperasikan dan lebih bermasalah untuk diperbaiki dibandingkan dengan F-15EX, yang terkenal memiliki umur 20.000 jam, menurut beberapa sumber, dan diperkirakan biayanya setengah dari F- 35 untuk beroperasi.
Setiap jet memiliki harga terbang $ 87,7 juta atau sekitar Rp1,2 triliun (kurs Rp14.010 per dolar AS), tetapi sistem avionik dan persenjataan dapat menambah sebanyak $ 40 juta untuk keseluruhan biaya.
Para ahli juga mencatat bahwa beberapa teknologi mutakhir Amerika dilarang untuk diekspor ke negara-negara seperti Indonesia.
Sementara itu, akuisisi sistem radar interdiksi mobile Leonardo akan membantu memperkuat pertahanan udara Indonesia.
Jika ditempatkan pada ketinggian tinggi di pulau-pulau perbatasan seperti Natuna Besar dan Sebatik, diperkirakan dapat mencakup lebih dari 500 kilometer baik udara maupun laut, jauh melampaui ZEE-nya.
Selain itu, Predator yang dikenal sebagai kendaraan tempur udara tak berawak (UACV), disebut merupakan tambahan yang mengejutkan dalam daftar belanja pertahanan Indonesia, meski Indonesia telah mengoperasikan drone pengintai buatan China, Israel, dan Prancis selama tiga tahun.
(TribunnewsWiki.com/nr, Intisari/Khaerunisa)
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Gagal Beli SU-35 Rusia, Angkatan Udara Indonesia Malah Makin Mentereng, Bakal Miliki Jet Tempur Rafale Membuatnya Menjadi Satu-satunya Negara di Asia Tenggara yang Memilikinya