
Informasi Awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kota Tebing Tinggi adalah sebuah kota di Provinsi Sumatra Utara.
Kota ini berjarak ± 80 Km dari Medan dan berada di jalur jalan nasional menuju Pekan Baru (Riau) dan Padang (Sumatera Barat).
Secara astronomis, Kota Tebing Tinggi terletak di antara 3o19’ – 3o21’ LU dan 98o9’ – 98o11’ BT.
Kota Tebing Tinggi memiliki lima kecamatan.[1]
Baca: Kota Medan
Visi dan misi
Visi Pemerintahan Kota Tebing Tinggi
Menjadikan Kota Tebing Tinggi menjadi kota jasa dan perdagangan yang beriman, cerdas, layak, mandiri dan sejahtera dengan sumber daya manusia yang Berkualitas

Misi Pemerintahan Kota Tebing Tinggi
Mewujudkan tata kelola Pemerintahan Kota Tebing Tinggi yang Baik, mewujudkan Kota Tebing Tinggi sebagai pusat kegiatan wilayah dan Perdagangan, mewujudkan Kota Tebing Tinggi sebagai Kota Jasa, meningkatkan kualitas sarana dan prasarana Perkotaan[2]
Baca: Kelurahan Kalisegoro, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang
Sejarah
Berdasarkan Perda, awal berdirinya Kota Tebing Tinggi adalah 1 Juli 1917.
Pada zaman dulu, wilayah yang saat ini dikenal sebagai Kota Tebing Tinggi merupakan wilayah kekuasaan Kerajaan Padang.
Kota Tebing Tinggi yang merupakan daratan yang terhampar di sepanjang pinggiran Sungai Padang dan Sungai Bahilang dan mulai dihuni sebagai tempat tinggal pada tahun 1864.
Sejarah Kota Tebing Tinggi menurut tradisi lisan:
Ada seorang bangsawan dari wilayah Bandar Simalungun (sekarang masuk wilayah Pagurawan) bernama Datuk Bandar Kajum bersama pengikut setianya menyusuri Sungai Padang untuk mencari hunian baru.
Mereka mendarat dan bermukim di sekitar aliran sungai besar itu.
Pemukiman itu bernama Kampung Tanjung Marulak – sekarang Kelurahan Tanjung Marulak, Kecamatan Rambutan.
Namun, kehidupan bangsawan dari Bandar Simalungun ini tidak tenteram karena diburu oleh tentara Kerajaan Raya.
Baca: Kota Surabaya
Datuk Bandar Kajum itu pun pindah dan akhirnya bermukim di suatu lokasi yang persis berada di bibir Sungai Padang.
Permukiman itu merupakan sebuah tebing yang tinggi. Dia dan para pengikutnya mendirikan hunian di atas tebing yang tinggi itu sembari memasang pagar menggunakan kayu yang kokoh.
Permukiman Datuk Bandar Kajum inilah yang sekarang berlokasi di Kelurahan Tebing Tinggi Lama, Kecamatan Padang Hilir.
Kini kawasan itu menjadi lokasi pemakaman keturunan Datuk Bandar Kajum, yang diyakini sebagai cikal bakal nama Tebing Tinggi.
Pada masa itu, tentara dari Kerajaan Raya suatu kali kembali menyerang Kampung Tebing Tinggi untuk menangkap Datuk Bandar Kajum.
Namun, saat itu Datuk Bandar Kajum yang bergelar Datuk Punggawa tidak berada di tempat.
Sementara itu, keluarga bersama pengikutnya melarikan diri ke perkebunan rambutan yang saat itu di bawah kekuasaan Kolonial Belanda.
Dibantu oleh Belanda, Datuk Bandar Kajum pun mengadakan serangan balasan terhadap tentara Kerajaan Raya. Dalam peperangan itu, dia bersama pengikutnya berhasil mengalahkan lawannya.
Setelah suasana kembali aman, untuk tetap menjaga ketentraman daerah itu, Datuk Bandar Kajum pun mengadakan perjanjian dengan Belanda.
Daerah kekuasaan Datuk Bandar Kajum ini dilebur menjadi wilayah taklukan Kerajaan Deli.
Penandatanganan perjanjian itu, dilakukan Datuk Bandar Kajum dan Belanda di sebuah sampan bernama “Sagur” di sekitar muara Sungai Bahilang.
Sebelum dinamai Tebing Tinggi, dalam catatan sejarah, nama daerah hunian dan tempat tinggal di sepanjang aliran Sungai Padang dan Sungai Bahilang itu sempat dinamai Kerajaan Padang.
Kerajaan Padang merupakan daerah otonom di bawah Kerajaan Deli.[3]
Daftar kecamatan
1. Padang Hilir
2. Padang Hulu
3. Rambutan
4.Tebing Tinggi Kota
5. Bajenis[4]
Potensi daerah
Sebagai daerah perkotaan, peruntukan lahan di Tebing Tinggi didominasi oleh pemukiman (53,32%), disusul pertanian (29,66%).
Kondisi ini memberikan gambaran besarnya potensi bagi pengembangan perumahan. Namun demikian, daerah ini juga memiliki potensi yang cukup besar di sektor lainnya seperti pertanian, pertambangan, industri dan perdagangan serta pariwisata.
Pertambangan Bahan galian yang ada di Kota Tebing Tinggi adalah bahan galian golongan C berupa pasir yang terdapat di 5 lokasi tangkahan alur Sungai Padang dengan produksi rata-rata 18.980 M3 per tahun.
Pemanfaatan yang belum optimal menjadikan potensi pasir sungai yang tersedia masih cukup besar untuk dikembangkan bagi kebutuhan bahan bangunan dan kebutuhan lainnya.
INDUSTRI
Pada tahun 2001, di Kota Tebing Tinggi terdapat 289 perusahaan industri yang terdiri dari 186 perusahaan industri kecil, dan 77 perusahaan industri rumah tangga dan sisanya merupakan industri sedang/besar. Selain industri, terdapat juga 166 unit koperasi dengan 13.417 anggota.[5]
Iklim, topografi, dan penduduk
Secara klimatologi, daerah ini beriklim tropis dengan temperatur udara antara 24o – 28o C serta kondisi alam yang dipengaruhi oleh musim kemarau dan penghujan.
Rata-rata curah hujan mencapai 1.217mm/tahun dengan kelembaban udara 80% – 90%.
Secara topografi, Kota Tebing Tinggi pada umumnya mendatar dan bergelombang, dengan ketinggian sekitar 26 – 34 m dpl. Dengan luas wilayah 3.843,8 Ha (38.438 Km2)
Pada tahun 2000 penduduknya mencapai 125.081 jiwa dengan laju pertumbuhan 0,71 % per tahun serta kepadatan rata-rata 3.254 jiwa/Km2.
Penduduk kota ini pada umumnya bekerja di sektor perdagangan, angkutan, jasa, industri, pertanian, konstruksi, pertambangan, galian, keuangan, pegawai negeri dan ABRI.
Adapun jumlah angkatan kerja pada tahun 2000 mencapai 1.139 orang terdiri dari 348 laki-laki dan 791 perempuan.[6]
Lambang
Lambang

Kontak
BALAI KOTA TEBING TINGGI
Alamat: Jalan Dr. Sutomo No.14, Kota Tebing Tinggi, Provinsi Sumatera Utara - 20623
Telepon: (0621) 21272
Fax: (0621) 21273
Email : info@tebingtinggikota.go.id
Website: tebingtinggikota.go.id[7]
(Tribunnewswiki/Tyo)
Nama | Kota Tebing Tinggi |
---|
Lokasi | Provinsi Sumatra Utara |
---|
Letak astronomis | 3o19’ – 3o21’ LU dan 98o9’ – 98o11’ BT |
---|
Sumber :
1. medan.tribunnews.com
2. www.tebingtinggikota.go.id