TRIBUNNEWSWIKI.COM - Produsen mobil listrik Tesla dikabarkan telah mendekati kesepakatan untuk memproduksi kendaraan listrik di India.
Tesla akan membangun pabriknya setelah menyiapkan produksi di China, sebagaimana diberitakan Kontan dari Bloomberg, Rabu (17/2/2021).
Tesla telah memilih Karnataka, sebuah negara bagian selatan yang ibukotanya adalah Bangalore sebagai lokasi pabrik.
Kabarnya, Tesla telah bernegosiasi dengan pejabat lokal selama enam bulan dan secara aktif mempertimbangkan perakitan mobil di pinggiran kota Bangalore.
Lalu bagaimana dengan nasib Indonesia?
Belum ada kabar resmi terkait hal itu.
Namun diberitakan Tribunnews sebelumnya, Tesla berminat berinvestasi di Indonesia di bidang energi penyimpanan.
Pemerintah Indonesia diharapkan memberikan karpet merah kepada Tesla, agar rencana investasinya di Energy Storage System (ESS) atau penyimpan energi berskala besar dapat terwujud.
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan, proposal rencana investasi Tesla perlu diwujudkan oleh pemerintah dengan memberikan kemudahan berusaha dan insentif fiskal yang wajar.
"Ketika Tesla memilih bangun pabrik, itu menciptakan nilai tambah buat negara itu. Apa nilai tambahnya? Dapat untung dari brand Tesla yang positif, bagus dan tinggi," ujar Fabby saat dihubungi, Jakarta, Jumat (12/2/2021).
Baca: Elon Musk Gegerkan Dunia Investasi, Tesla Beli Bitcoin Senilai Rp 21 Triliun, Ini Tujuannya
"Artinya, investor global akan melihat Indonesia sebagai negara ramah untuk investasi. Sehingga, saya memperkirakan ini memicu investor lain tanam investasi di Indonesia," sambungnya.
Menurutnya, produk ESS yang dibidik Tesla merupakan sebuah teknologi yang sangat menentukan sistem energi di masa depan untuk menuju energi bersih.
"Jadi ESS menjadi bagian yang tidak terelakan dari sistem tenaga listrik, masa kini maupun masa depan," ucap Fabby.
Selain itu, Fabby menyebut jika Tesla sudah mewujudkan investasi, maka Indonesia bisa ekspor teknologi ke berbagai negara di Asia Tenggara mapun Asia Pasifik.
Baca: X Æ A-12 Musk, Apakah Nama Bayi Laki-laki CEO Tesla Elon Musk Memiliki Makna Tersembunyi?
"Sehingga nilai komoditas ekspor Indonesia ke depannya akan naik, tidak lagi ekspor bahan mentah, yang kita ekspor adalah teknologi. Jadi pemerintah harus benar-benar melihat manfaat jangka panjang dan multiplier effect," paparnya.
Oleh sebab itu, Fabby tidak ingin rencana investasi Tesla di Indonesia bernasib sama dengan perusahaan yang memproduksi iPhone, Foxconn beberapa tahun lalu.
"Foxconn pernah menyatakan minat investasi di Indonesia, tapi kemudian akhirnya tidak jadi karena perizinan pelik, urusan tanah untuk buka pabrik ribet, ada aturan macam-macam, dan lainnya," katanya.
Tanggapan DPR
Baca: Mau Kerja di Tesla? Elon Musk Selalu Tanyakan Ini ketika Interview, Tak Pernah Peduli Pendidikan
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI dari Fraksi PAN Eddy Soeparno menyebut Indonesia lebih diuntungkan ketika Tesla investasi di Energy Storage System (ESS) atau penyimpan energi berskala besar, dibanding baterai kendaraan listrik (EV Battery).
"Dengan adanya teknologi ESS ini, kita tidak hanya mampu membuat mobil listrik berbasis baterai, tapi juga bisa membuat kendaraan transportasi umum berbasis baterai, seperti bus," ujar Eddy saat dihubungi, Jakarta, Jumat (12/2/2021).
Selain itu, kata Eddy, jika sumber daya manusia (SDM) di dalam negeri sudah mampu membangun ESS, maka ke depan dapat membuat pembangkit listrik yang berukuran relatif kecil untuk di daerah-daerah terpencil.
"Jadi daerah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal) bisa dilayani kebutuhan listriknya, melalui ESS yang punya kapasitas seperti pembangkit listrik," papar politikus PAN itu.
Baca: Video Viral Seorang Memakai Kostum Dinosaurus Belanja di Mall & Naik Tesla, Dijuluki T-rex Sultan
"Saya kira segala sesuatu membutuhkan listrik dan energi, bisa kita kembangkan melalui ESS, ketika kita sudah memiliki teknologi tersebut," sambung Eddy.
Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) telah menerima proposal rencana investasi Tesla pada Kamis (4/2/2021).
Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto mengungkapkan, salah satu bentuk kerjasama yang akan dilakukan dengan Tesla ialah membangun pabrik Energy Storage System (ESS), serupa dengan "powerbank" dalam kapasitas ekstra besar, yakni sampai 100 megawatt (MW).
Dengan kapasitas tersebut, ESS dapat menjadi stabilisator untuk menggantikan pembangkit listrik yang menopang beban puncak alias peaker.
"Dengan Tesla ada juga kerjasama di bidang ESS. Mirip powerbank tapi ekstra besar. Idenya kalau ESS bisa gantikan pembangkit peaker yang hanya digunakan ketika electricity demand jauh melebihi penggunaan listrik rata-rata," terang Seto dalam media conference yang digelar secara daring, Jumat (5/2/2021).
(TribunnewsWiki.com/Nur, Kontan/Tribunnews/Seno Tri Sulistiyono)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Indonesia Dinilai Lebih Diuntungkan Ketika Tesla Masuk ke ESS dibanding Baterai Mobil Listrik