TRIBUNNEWSWIKI.COM - Survei terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap komoditas rokok dan kopi disebut berperan besar dalam meningkatkan angka kemiskinan di Banten.
Kabar tersebut disampaikan oleh kepala BPS Provinsi Banten, Adhi Wiriana mengacu pada hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), sebagaimana diberitakan Kompas.com, Selasa (16/2/2021).
Dari Susenas September 2020, jumlah penduduk miskin di Banten meningkat menjadi 857.064 orang.
Berarti terjadi penambahan 81.065 orang dari bulan Maret 2020.
Yang mengejutkan, kopi dan rokok menjadi komoditas yang memiliki dampak besar dalam meningkatkan kemiskinan.
"Untuk di perkotaan orang-orang yang masuk kategori di bawah garis kemiskinan masih banyak membelanjakan uangnya untuk membeli rokok filter," jelas Adhi melalui siaran daring, Senin (15/2/2021).
Rokok menjadi penyumbang utama kemiskinan di perkotaan, yakni sebesar 18,13 persen.
Baru disusul komoditas lain, seperti beras 12,63 persen, susu bubuk 3,77 persen, telur ayam ras 3,32 persen, dan daging ayam ras 2,58 persen.
Sementara bagi masyarakat pedesaan, rokok menempati posisi kedua setelah beras.
Baca: Punya Kebiasaan Minum Kopi Lalu Berhenti? Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh
Baca: Ternyata Kebiasaan Merokok dan Gaya Hidup Bisa Sebabkan Penuaan Dini
Rinciannya, beras 22,09 persen, rokok kretek filter 15,54 persen, telur ayam ras 3,93 persen, kopi bubuk dan kopi instan 3,43 persen.
Fakta lain, masyarakat banyak membelanjakan uang untuk kopi selama pandemi Covid-19.
Menurut Adhi, fenomena ini berperan pada garis kemiskinan.
"Ini fenomena baru, kopi berperan penting pada garis kemiskinan. Mungkin karena masyarakat ada kegiatan ronda malam sehingga membeli kopi untuk menjaga tetap segar, melek," tutur Adhi.
Sementara non makanan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, penyumbang kemiskinan terbesar adalah biaya rumah.
Angka Kemiskinan di Indonesia Meroket
Baca: Benarkah Kopi Bisa Pengaruhi Tekanan Darah? Ini Penjelasannya
Baca: Simak Yuk, Begini Cara Membersihkan Paru-Paru Bagi Perokok Pasif
Angka kemiskinan di Indonesia kembali naik di tengah Pandemi Covid-19.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah penduduk miskin Indonesia mencapai 27,55 juta orang pada September 2020.
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, jumlah tersebut naik 2,76 juta dibandingkan pada September 2019, sebagaimana diberitakan Kompas.com.
Akibatnya, persentase kemiskinan di tanah air kembali menyentuh angka 10 persen.
"September 2020 jumlah penduduk miskin Indonesia adalah 27,55 juta orang, atau setara dengan 10,19 persen (dari jumlah penduduk)," ujar Suhariyanto ketika memberikan keterangan pers secara virtual, Senin (15/2/2021).