TRIBUNNEWSWIKI.COM - Soal pelajaran Agama tentang 'Pak Ganjar tak pernah bersyukur' berlanjut ke ranah hukum.
Terbaru, Forum Wali Murid Jawa Tengah melaporkan penerbit Perseroan Terbatas Tiga Serangkai Pustaka Mandiri ke Polda Jawa Tengah, Senin (15/2/2021).
Koordinator Forum Wali Murid Jawa Tengah Tangguh Perwira menyebut, pembuat soal diduga telah melanggar Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
"Kami menduga adanya pelanggaran pidana terhadap perlindungan anak yang dilakukan oleh penerbit buku tersebut," kata Koordinator Forum Wali Murid Jawa Tengah Tangguh Perwira, Senin (15/2/2021), dikutip Kompas.com.
Selain itu, dia menduga ada niatan untuk mempengaruhi pikiran anak dengan membenci pihak tertentu.
"Upaya meracuni pendidikan anak-anak dengan penerbitan buku sekolah merupakan tindakan yang masif dan terstruktur," katanya, dilansir dari Antara.
Keterangan Polda Jateng
Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Iskandar F Sutisna membenarkan kaabr tersebut.
Kini pihaknya tengah menyelidiki kasus tersebut.
Baca: Korban Banjir Minta Beras Petugas Dinsos Pekalongan Malah Karaoke, Ganjar: Sudah Diberi Peringatan
Baca: Geger Buku Pelajaran Ganjar Tak Pernah Bersyukur, Gubernur Jateng : Mungkin Kritikan Buat Saya
"Sudah diproses di Krimsus. Sudah diperiksa beberapa pihak untuk dikonfirmasi," katanya.
Sebelumnya, General Manager PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Solo Mas Admuawan sempat buka suara.
Dia menegaskan soal itu tak ada kaitannya dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Jadi Pak Ganjar itu sekadar contoh sebuah nama di soal saja. Terbitnya tahun 2009. Sementara Pak Ganjar (Gubernur Jateng) mulai 2013. Jadi empat tahun sebelumnya," kata dia, Selasa (9/2/2021).
Ganjar Pranowo Sempat Kaget
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku sempat kaget mengetahui tentang soal di buku pelajaran yang bertuliskan " Ganjar Tak Pernah Bersyukur".
Diketahui tersebar sebuah foto viral tentang soal mata pelajaran yang menyebut nama Ganjar di media sosial.
Berikut penggalan soal yang fotonya viral tersebut:
Pak Ganjar tidak pernah bersyukur. Sebagai orang Islam, ia pun tidak pernah melaksanakan salat.
Sontak saja, foto soal mata pelajaran tersebut diperbincangkan oleh warganet di Twitter karena terhubung dengan nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo .
Ganjar mengatakan, pihaknya akan mengecek terlebih dahulu kebenaran dari kabar itu, Selasa (9/2/2021).
"Buku dari Tiga Serangkai itu, ya? Saya sih nanti biar dicek temen-temen untuk klarifikasi dulu saja siapa yang nulis, benar tidak, motifnya apa. Biar tidak jadi keributan," kata Ganjar.
Ganjar juga mengimbuhkan, dirinya tak tau ada tidaknya motif politik di balik foto soal viral tersebut.
"Enggak tahu ya (kalau dihubungkan dengan politik)," terang Ganjar.
Gubernur Jawa Tengah itu menganggap jika soal dalam buku mata pelajaran tersebut sbeagai masukan untuknya.
Ia menambahkan, hal tersebut menjadi masukan bagi orang bernama Ganjar agar lebih rajin beribadah.
"Mungkin kritikan buat saya. Salat harus kencang, kalau Idul Adha harus sembelih sapi. Mungkin penulisnya memberi kritik untuk yang namanya Ganjar, tapi kan Ganjarnya banyak," jelasnya.
Baca: Heboh Soal ‘Pak Ganjar Tak Pernah Bersyukur’ Penerbit: Sekedar Contoh buat Nama
Baca: Geger Buku Pelajaran Ganjar Tak Pernah Bersyukur, Gubernur Jateng : Mungkin Kritikan Buat Saya
Menanggapi kabar viral tentang beredarnya foto soal yang mencatut nama Ganjar, akhirnya pihak Tiga Serangkai buka suara.
Perwakilan Badan Kesatuan Bangsa Politik (Kesbangpol) Provinsi Jawa Tengah ternyata sudah mendatangi General Manager PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Mas Admuawan.
Admuawan juga sudah mengklarifikasi kabar tersebut, di Solo, Jawa Tengah, Selasa (9/2/2021).
"Terkait nama Pak Ganjar yang ada di buku agama kita, tadi dari Kesbangpol Jateng itu sudah klarifikasi ke sini kami juga yang menemui dan menjelaskan. Dan juga dari Polresta Solo," ujar Admuawan.
Admuawan mengaku siap jika diminta bertemu dengan Ganjar untuk mengklarifikasi hal tersebut.
"Kita bersedia untuk sowan ke Pak Ganjar menjelaskan ini bahwa kita tidak ada tendensi apapun. Apalagi di berita-berita itu sudah dipelintir,"kata dia..
Nama Ganjar dalam buku, kata Admuawan, hanyalah sekadar nama.
Juga tidak dimaksudkan untuk menyinggung Ganjar Pranowo.
Menurut penuturannya, buku tersebut diterbitkan pertama kali pada tahun 2009.
Hal ini berarti Ganjar Pranowo belum menjadi sosok yang seterkenal saat ini
"Jadi Pak Ganjar itu sekadar contoh sebuah nama di soal saja. Terbitnya tahun 2009. Sementara Pak Ganjar (Gubernur Jateng) mulai 2013. Jadi empat tahun sebelumnya," kata Admuawan.
Dikutip darui Kompas.com, buku pelajaran terbitan mereka sudah mengikuti kode etik penyuntingan.
"Di antaranya adalah tidak boleh menyebut SARA, tidak boleh juga bias gender harus mengakomodir keberagaman, kebhinekaan, memupuk nasionalisme ini kita laksanakan," imbuhnya.
"Bahkan, kalau kita mencantumkan nama dari luar seperti Mikhael atau apa itu tidak boleh. Nah, nama saya kan komplit. Kebetulan salah satu nama yang tercantum di buku kami adalah Pak Ganjar," tutur Admuawan.
Admuawan juga menyampaikan permintaan maaf dan segera merevisi soal di buku pelajaran yang viral tersebut.
"Kami mohon maaf atas tidak perkenan, ketidaknyamanan itu. Kita berjanji akan kita revisi," kata Admuawan.
Baca: Soal Gerakan Jateng di Rumah Saja, Ganjar: Bukan Lockdown, Kita Sedang Belajar Disiplin
Baca: Menag Ingin Jadikan Candi Borobudur Pusat Ibadah Umat Buddha Dunia, Ganjar: Banyak Sekali Manfaatnya
Admuawan juga akan membuat surat untuk konsumen tentang nama yang tercantum di bukutersebut tidak ada hubungannya dengan Ganjar Pranowo.
Admuawan mengatakan, sejak 2009, soal tersebut terus masuk dalam buku pelajaran karena tidak ada revisi yang signifikan pada pelajaran agama.
"Sementara buku agama kita itu kurikulumnya itu revisinya kecil-kecil tidak total. Sehingga namanya itu tetap terbawa. Sama sekali kita tidak kepikiran dan tidak mengaitkan bahwa nama Pak Ganjar dalam buku kita adalah Ganjar Pranowo tidak sama sekali," terang Admuawan..
General Manager PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri ini juga menegaskan pihaknya tidak mempunya tendensi apapun dalam penerbitan buku tersebut.
"Padahal kami tidak berpersepsi, tidak ada tendensi sama sekali. Apalagi mendiskreditkan," tutup Admuawan.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Nur/Ka, Kompas.com)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Sederet Fakta Buku Pelajaran Cantumkan Soal "Ganjar Tak Pernah Bersyukur", Gubernur Kaget, Ini Klarifikasi Penerbit