Rencana Perang China Bocor, Ingin Satukan Wilayah Dinasti Qing, Rusia Jadi Target tapi Tak Berkutik

Dalam sebuah tulisan, China disebut punya ambisi rebut Taiwan hingga sebagaian wilayah Rusia.


zoom-inlihat foto
china-militer-teknologi.jpg
Dokumen Kementerian Pertahanan China
ILUSTRASI - Presiden China, Xi Jinping saat menghadiri latihan militer di Laut China Selatan pada Kamis (13/4/2018).


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Rencana perang China disebut-sebut telah bocor beberapa tahun silam.

Surat kabar Tiongkok Wenweipo, menulis sebuah artikel berjudul Enam Perang Tiongkok, Pasti Akan Bertempur Dalam 50 Tahun Mendatang, pada 9 Juli 2012 silam.

Kini apa yang digambarkan dalam artikel tersebut kian mirip dengan realita yang ada.

Dalam rencana itu, China diyakini bakal mengklaim seluruh wilayah kekaisaran mereka yang hilang, sejak dikalahkan Inggris dalam Perang Candu pada 1840-1842, sebagaimana diberitakan Intisari, Senin (1/2/2021).

Hal itu diterbitkan dalam sebuah buku Maria Hsia Chang, Return of The Dragon: China Wounded Nationalism, Westview 2001.

China belum menjadi kekuatan besar, jika semua wilayahnya belum bersatu.

Demi martabat Kaisar China, enam peperangan harus dilakukan selama lima puluh tahun mendatang, mulai perang regional hingga perang total.

1. Perang Unifikasi Taiwan 2020-2025

Padahal sumber itu diitulis tahun 2013, tetapi pernyataan ini terbukti. Tahun 2020, China sudah terus melakukan upaya penyatuan Taiwan melaluin intimidasi militer.

Sumber tersebut berbunyi begini: China harus menyusun strategi untuk menyatukan Taiwan dalam sepuluh tahun ke depan, dimulai pada tahun 2020.

Pada saat itu, China harus mengirim ultimatum ke Taiwan, menuntut Taiwan untuk memilih resolusi penyatuan damai (epilog yang paling disukai untuk Tiongkok) atau perang (opsi yang dipaksakan) pada tahun 2025.

Baca: Setelah Telepon Xi Jinping, Joe Biden Panik, Khawatir Infrastruktur AS Kalah dari China

ILUSTRASI - Taiwan dan Amerika Serikat (AS) telah resmi memperlebar lini kerja sama, ditandai dengan peluncuran pusat layanan jet tempur F-16 di Taiwan
ILUSTRASI - Taiwan dan Amerika Serikat (AS) telah resmi memperlebar lini kerja sama, ditandai dengan peluncuran pusat layanan jet tempur F-16 di Taiwan (peluncuran pusat layanan jet tempur F-16 di Taiwan)

Untuk tujuan penyatuan, Tiongkok harus melakukan persiapan tiga hingga lima tahun sebelumnya.

Dari analisis situasi saat ini, Taiwan diperkirakan akan melawan unifikasi, sehingga tindakan militer akan menjadi satu-satunya solusi.

Perang penyatuan ini akan menjadi perang pertama di bawah pengertian perang modern sejak berdirinya "China Baru".

Perang ini akan menjadi ujian bagi perkembangan Tentara Pembebasan Rakyat dalam peperangan modern.

2. Perang Penaklukkan Spratly 2025-2030

Kapal-kapal Amerika Serikat di perairan Laut China Selatan, berdekatan dengan teluk Filipina.
Kapal-kapal Amerika Serikat di perairan Laut China Selatan, berdekatan dengan teluk Filipina. (AFP)

Baca: China Dikepung Kapal Perang AS dan Prancis, Xi Jinping Panik Minta Bantuan Presiden Vietnam

Sama dengan kasus Taiwan, saat ini kepulauan ini sudah mulai dikuasai China, berlokasi di Laut China Selatan, dikabarkan militer China sudah membangun pankalan militer di sana.

Padahal sumber tersebut tertulis 2013, tetapi kenyataannya terjadi saat ini.

Tulisan itu mengatakan:

Saat ini, negara-negara Asia Tenggara sudah menggigil dengan penyatuan militer China di Taiwan.

Di satu sisi, mereka akan duduk di meja perundingan, namun mereka enggan melepaskan kepentingan mereka di Kepulauan itu.

Oleh karena itu, mereka akan mengambil sikap menunggu dan terus menunda untuk membuat keputusan akhir.

Mereka tidak akan memutuskan apakah akan berdamai atau pergi berperang sampai China mengambil tindakan tegas.

Menurut Peta, lokasinya di Laut China Selatan menempatkannya dekat dengan Vietnam yang merupakan negara paling kuat di wilayah tersebut.

Satu-satunya cara adalah China menyerang Vietnam, mengambil alih pulau dan menaklukkan wilayah lain hal itu akan membuatnya memiliki dominasi atas wilayah Pasifik.

3. Perang Penaklukkan Tibet Selatan 2035-2040

Foto selebaran ini diambil pada 10 Februari 2021 dan dirilis oleh Angkatan Darat India menunjukkan pelepasan militer di dekat Pangong di Ladakh. TENTARA INDIA / AFP
Foto selebaran ini diambil pada 10 Februari 2021 dan dirilis oleh Angkatan Darat India menunjukkan pelepasan militer di dekat Pangong di Ladakh. TENTARA INDIA / AFP (TENTARA INDIA / AFP)

China dan India berbagi perbatasan yang panjang, salah satunya adalah di Tibet Selatan meski wilayah ini tidak pernah diketahui keberadaan pastinya.

Sebelumnya India jauh tertinggal dari China, dan dikatakan India akan menjadi lawan yang sulit bagi China.

Oleh sebab itu, China merencanakan penghasutan disintegrasi India, memecah belas India menjadi beberapa bagian.

Rencana kedua mengekspor senjata ke Pakistan untuk membantu menaklukkan wilayah Khasmir tahun 2035, mengalihkan perhatian supaya India berperang dengan Pakistan. Sementara China akan menguasai Tibet.

Baca: Gagal Bongkar Asal-usul Corona, WHO Disebut Sekongkol dengan China, Sembunyikan Fakta Covid-19

4. Penaklukkan kembali Pulau Diaoyu/Senkaku dan Ryukyu 2040-2045

Sama sengan kasus Spartly dan Taiwan, perebutan pulau Senkaku yang kini dikuasai Jepang juga telah dilakukan China, saat ini China terus menekan Jepang.

Saat ini pulau Ryukyu adalah milik Jepang, namun sejak zaman kuno merupakan milik China yang berada di Laut China Timur.

Sama halnya dengan Diaoyu yang merupakan tanah Tiongkok sejak zaman kuno.

China menuduh Jepang merampok kekayaan kedua pulau itu selama bertahun-tahun dan kini mereka besiap akan merebutnya kembali.

5. Penyatuan Mongolia Luar 2045-2050

FOTO: Ilustrasi. Pemandangan sore hari di Mongolia.
FOTO: Ilustrasi. Pemandangan sore hari di Mongolia. (Unsplash - Vince Gx @vincegx)

Baca: Ujung Hidung Artis China Ini Membusuk dan Menghitam karena Operasi Plastik yang Gagal

Memang China mengakui kemerdekaan Mongolia, namun wilayah ini akan bernasib sama seperti Taiwan di masa depan, seperti dalam tulisan yang dimuat sumber tersebut.

China harus mengangkat masalah unifikasi dengan Mongolia Luar, dan melakukan kampanye propaganda di dalam Mongolia Luar.

China juga harus memilih kelompok yang mendukung penyatuan, membantu mereka untuk mengambil alih posisi kunci dalam pemerintahan mereka.

Untuk menyatakan Mongolia Luar sebagai kepentingan utama China setelah penyelesaian masalah Tibet Selatan pada tahun 2040

Jika Mongolia Luar dapat kembali ke China dengan damai, tentu saja itu adalah hasil terbaik; tetapi jika Cina menghadapi intervensi atau perlawanan asing, Cina harus bersiap untuk mengambil tindakan militer.

Model Taiwan dapat berguna dalam hal ini: memberikan ultimatum dengan tenggat waktu di Tahun 2045.

6. Mengambil Tanah yang Hilang dari Rusia 2055-2060

Hubungan China-Rusia mungkin baik-baik saja, namun hubungan iitu disebut hanya sebagai bentuk ketakutan Rusia.

Mereka tak bisa banyak berkutik.

Sekalipun sudah tahu rencana China, mereka menyadari tidak ada sekutu yang lebih baik untuk melawan AS, kecuali Tiongkok sendiri.

Jika lima perang di atas dimenangkan China tahun 2050, Tiongkok akan merebut tanah berdasarkan domain Dinasti Qing, dengan kampanye propaganda.

Di mana Rusia berpotensi menjadi musuh besar China, karena menduduki seratus enam puluh juta kilometer persegi tanah, setara seperenam daratan China.

(TribunnewsWiki.com/Intisari Online/Afif Khoirul M )

Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul Merinding, Surat Kabar China Ini Bocorkan 6 Rencana Perang China Dalam 50 Tahun ke Depan, Di Antaranya Sudah Mulai Terbukti Hari Ini!





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved