TRIBUNNEWSWIKI.COM - Akun Twitter Eks Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti terus mendapat 'serangan' dari buzzer.
Kali ini, serangan datang terkait seruan Susi untuk meng-unfollow akun Abu Janda.
Bahkan ada pula netizen yang menjulukinya sebagai kadrunwati.
Terkait hal ini, Susi meminta untuk tak perlu dilanjutkan.
"Mbok ya sudah, Pak Presiden Jokowi setelah Pilpres 2019 sudah bilang, tidak ada kampret, tidak ada cebong, tidak ada kadrun, sudah selesai."
"Kenapa orang harus membuat klasterisasi manusia?" ungkapnya.
Lalu apa arti sebenarnya istilah Kadrun?
Baca: Bermula dari Twitter, Susi Pudjiastuti Dituding Lawan Presiden Jokowi, Eks Menteri KKP Klarifikasi
Baca: Siapa Sosok Henry Subiakto? Profesor yang Viral di Twitter karena Sindir Pendidikan Susi Pudjiastuti
Kadrun adalah akronim dari kadal gurun.
Berdasarkan penelusuran Sripoku, istilah ini biasa digunakan untuk merujuk:
1. Keturunan Arab, tak pro-Jokowi, cenderung sektarian;
2. WNI non-Arab namun berbusana Timur Tengah (dan bukan pendukung Jokowi);
3. Salah satu, atau gabungan, dua unsur tadi dan menyandang label intoleran, pro-NKRI bersyariah, bahkan disebut pro-khilafah.
Baca: Didesak Warganet jadi Menteri Lagi, Susi Pudjiastuti Balas dengan Meme: Saya Sibuk Tak Bisa Diganggu
Kendati demikian, Sripoku menyoroti istilah tersebut yang dianggap tak terlalu tepat.
Pasalnya, gurun tidak hanya terdapat di Arab atau Timur Tengah.
Gurun juga terdapat di Cina yakni gurun Gobi, Amerika yakni Gurun Mojave, dan Gurun Sahara di Afrika bahkan di Antartika.
Sebelumnya, juga pernah muncul informasi bahwa istilah kadrun adalah buatan PKI.
Kendati demikian, Kominfo menegaskan informasi tersebut adalah hoaks.
"Faktanya menurut Sejarawan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Asvi Warman Adam ia menjelaskan istilah Kadrun, baru muncul setelah Pilkada DKI 2012 hingga Pilpres 2019," tullis Kominfo di laman resminya.
Istilah tersebut muncul setelah munculnya istilah kampret dan cebong di perpolitikan Indonesia.
"Istilah kadrun belum ada saat era PKI masih ada."