TRIBUNNEWSWIKI.COM - Nenek RN (50) sempat viral karena kedapatan mencopet uang Rp 100 ribu di Pasar Mandiraja.
Nenek yang tinggal sebatang kara itu lalu diarak ke kantor polisi oleh massa yang mengamuk.
Namun sesampainya di kantor polisi, nenek RN tak dipenjara karena korban sudah memaafkan.
Polisi juga enggan menahan sang nenek karena latar belakangnya mencuri untuk kebutuhan makan sehari-hari.
Beberapa hari setelah kejadian itu, Kapolres Banjarnegara pun mengunjungi sang nenek di rumahnya, di Kecamatan Majenang, Cilacap.
Nenek tersebut ternyata memang tinggal sendiri setelah suami dan anaknya merantau ke Jakarta.
Nenek RN mengaku nekat mencopet karena dagangannya tak laku dan ia tak punya uang untuk makan.
Sedangkan dirinya harus menyetorkan uang dagangan ke pengepul.
Baca: Viral Nenek 50 Tahun Nekat Copet Rp 100 Ribu untuk Beli Makan, Menangis Mengaku Hidup Sebatang Kara
Baca: Viral Nenek Diarak Warga setelah Copet Rp 100 Ribu, Berakhir Tak Ditahan Polisi karena Ini
Polres Banjarnegara pun memberikan bantuan untuk memotivasi agar nenek itu tidak mengulang perbuatannya.
Ditampung di Pondok Pesantren
Kisah nenek RN pun mengetuk hati pengasuh Pondok Pesantren Alif Baa, Mantrianom Banjarnegara KH Hayatul Makki.
Ia yang mengaku prihatin atas kondisi RN, siap memberikan bimbingan akhlak agar orang tua itu kembali ke jalan yang benar.
Usai dari acara Konferensi pers di Markas Polres Banjarnegara pada Rabu (3/2/2021), RN pun diantar ke Ponpes Alif Baa.
Di situ, RN menerima bimbingan langsung dari sang pengasuh.
Di keheningan malam, lantunan ayat suci Al-Qur'an menggema di salah satu ruangan Ponpes Alif Baa.
RN ternyata mampu melafalkan ayat suci dengan lancar.
Tidak sulit bagi pengasuh untuk membimbing orang tua itu membaca Al-Quran.
"Melalui pendekatan keagamaan, kita ajak pengajian, "kata pengasuh Ponpes Alif Baa KH Hayatul Makki, Kamis (4/2/2021)
Meski baru sebentar di Ponpes, RN sudah mendapatkan beberapa materi keagamaan dari pengasuh.
KH Hayatul Makki atau akrab disapa Gus Hayat juga memberikan nasehat keagamaan untuk wanita itu.
RN mengangguk mengamini nasehat sangat kiai. Siraman rohani itu mendinginkan hatinya hingga wajahnya terlihat lebih teduh.
Hayat mengaku siap menampung RN untuk belajar agama di Ponpesnya bersama santri-santri yang lain. Ia tak memandang usia maupun latar belakang RN.
Belajar agama tak mengenal batas usia. Siapapun dengan latar belakang apapun berhak mendapatkan bimbingan agama. Begitu pun RN.
Hayat ingin meneladani Rasulullah yang diutus untuk menyempurnakan akhlak.
Karena itu, ia siap membimbing orang yang ingin menjadi pribadi lebih baik sesuai tuntunan agama.
Baca: Kondisinya Memprihatinkan, Nenek Pencopet Uang Rp 100 Ribu di Banjarnegara Dapat Bantuan dari Polisi
Baca: Viral Uang Seorang Nenek Ditukar dengan Uang Palsu, Berawal dari Iming-iming Beras
Hayat ternyata cukup berpengalaman membina orang-orang yang sempat tersesat kehidupannya.
Selain RN, beberapa santrinya juga punya latar belakang pencuri, anak jalanan, hingga pemakai narkoba.
"Di sini ada semua. Alhamdulillah yang tadinya tidak bisa membaca tulisan Indonesia, tulisan Arab, saat ini sudah bisa," katanya
Selain memperdalam pengetahuan agama, di Ponpes Alif Baa, RN juga akan diberdayakan agar bisa mandiri secara ekonomi.
Hayate mengatakan, nenek RN ternyata punya keahlian membuat kue bolu dan aneka gorengan.
RN bisa memproduksi dan menjual makanan itu, termasuk kepada santri Ponpes yang jumlahnya banyak.
"Kita berdayakan dan bantu pasarkan. Jadi selain dapat penghasilan, dia akan dapat pengetahuan agama yang cukup, " katanya.
(TribunnewsWiki.com/Restu, TribunJateng.com/Khoirul Muzaki)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Nenek yang Viral Karena Mencopet di Pasar Mandiraja Banjarnegara Ternyata Lancar Membaca Al Quran