Transaksi Pakai Dinar dan Dirham, Pendiri Pasar Muamalah Depok Zaim Saidi Terancam 15 Tahun Penjara

Zaim Saidi ditetapkan jadi tersangka karena penggunaan alat tukar selain rupiah


zoom-inlihat foto
inilah-sosok-zaim-saidi-pendiri-muamalah-depok.jpg
TRIBUNNEWS.COM
Inilah sosok Zaim Saidi, pendiri Muamalah Depok yang ditangkap polisi karena menggelar transaksi memakai mata uang dinar dan dirham. Sempat pamit lewat Instagram.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pendiri Pasar Muamalah Depok, Zaim Saidi, terancam pidana maksimal 15 tahun penjara.

Dia diduga melakukan tindak pidana penggunaan alat transaksi selain rupiah.

Zaim Saidi kini ditahan di Rutan Bareskrim Polri, Jakarta, setelah resmi menjadi tersangka.

Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan menyampaikan pelaku dijerat dengan pasal 9 UU Nomor 1 tahun 1946 tentang peraturan hukum pidana. Dia menuturkan pasal itu bisa disangkakan kepada tersangka.

Selain itu, tersangka juga dijerat dengan UU Nomor 7 tahun 2011 tentang mata uang.

Untuk pasal ini, hukumannya lebih rendah yaitu 1 tahun penjara.

"Tersangka diancam dengan ancaman pidana 15 tahun penjara. Itu ada di pasal 9 UU Nomor 1 tahun 1946 tentang peraturan hukum pidana. Itu junctonya pasal 33, pasal 33 UU nomor 7 tahun 2011 tentang mata uang. Memang ancamannya 1 tahun dan denda Rp 200 juta," kata Ahmad saat dikonfirmasi Tribunnews, Kamis (4/2/2021).

Ahmad menyatakan penerapan pasal 9 UU Nomor 1 tahun 1946 tentang peraturan hukum pidana memang sempat menuai pro-kontra. Sebab, Zaim Saidi tidak membuat langsung Dinar dan Dirham lantaran memesan dari pihak lain seperti PT Antam.

Namun, kata Ahmad, tersangka dijerat karena memesan Dinar dan Dirham untuk digunakan alat transaksi jual-beli di pasar Muamalah Depok.

Dalam beleid pasal itu, memang disebutkan bahwa pihak yang membuat benda semacam mata uang atau uang kertas dengan maksud untuk menjalankannya atau menyuruh menjalankannya sebagai alat pembayaran yang sah dapat dihukum dengan hukuman penjara paling lama 15 tahun.

"Jadi sedikit ada perdebatan, ini persoalannya si pelaku ZS, dia memesan (Dinar dan Dirham). Jadi dalam UU pasal 9 Nomor 1 tahun 1946 itu barang siapa membuat mata uang dan menggunakannya secara transaksi. Kalau menciptakan sesuatu tapi digunakan bukan untuk transaksi jual beli itu tidak kena," ungkap dia.

Pasar muamalah di Jalan Raya Tanah Baru, Beji, Depok, Jawa Barat, ramai diperbincangkan netizen di media sosial.
Pasar muamalah di Jalan Raya Tanah Baru, Beji, Depok, Jawa Barat, ramai diperbincangkan netizen di media sosial. (Facebook via Kompas.com)

Baca: Ini Sosok Zaim Saidi Pendiri Pasar Muamalah Depok, Ditangkap karena Transaksi Dirham dan Dinar

"Tetapi saudara ZS dia melakukan pemesanan, misalnya Dinar di PT Antam, di Kesultanan Cirebon, dan lain-lain itu digunakan sebagai alat transaksi atau alat jual beli. Disitu penyalahgunaan pelanggarannya menggunakan alat tersebut sejenis mata uang. Jadi bukan berarti dia harus kertas. Nah ini kan koin, logam," sambung dia.

Di sisi lain, Ahmad juga menjelaskan pengguna atau pembeli di pasar Muamalah Depok itu tak bisa dikenakan pasal tersebut.

Sebab, kata dia, pembeli bukan sebagai pihak yang membuat alat transaksi Dinar dan Dirham tersebut.

"Jadi dia (pembeli) tidak disebut pelaku, juga tidak disebut korban. Disini barang siapa yang membuat gitu ya, bukan menggunakan. Jadi dia ngga korban, dia kan cuma nukar," tukas dia.

Polisi Benarkan Penahanan

Bentuk koin dirham dan dinar yang digunakan sebagai alat transaksi di Pasar Muamalah. (Kompas.com)
Bentuk koin dirham dan dinar yang digunakan sebagai alat transaksi di Pasar Muamalah. (Kompas.com) (Kompas.com)

Baca: Kini Jadi Tersangka, Pendiri Pasar Muamalah Zaim Saidi Ambil Untung 2,5 Persen dari Penukaran Dinar

Polri akhirnya memutuskan menahan pendiri pasar Muamalah Depok Zaim Saidi dalam statusnya sebagai tersangka dugaan tindak pidana penggunaan alat transaksi selain rupiah. Dia mendekam di Rutan Bareskrim Polri, Jakarta Selatan.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono menyampaikan penahanan tersebut setelah Zaim Saidi diperiksa sebagai tersangka kasus tersebut.

"Benar (sudah ditahan)," kata Brigjen Rusdi kepada wartawan, Kamis (4/2/2021).

Rusdi menyampaikan tersangka ditahan karena dikhawatirkan untuk melarikan diri ataupun menghilangkan barang bukti. Tak hanya itu, tersangka diketahui dijerat dengan pasal di atas 5 tahun penjara.





Halaman
12
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved