TRIBUNNEWSWIKI.COM - Media sosial digemparkan dengan adanya kisah viral pembantaian kucing, yang dilakukan oleh warga Medan.
Dari kisah yang dibagikan akun Instagram @soniarizkikarai, akhirnya terbongkar praktik pembunuhan puluhan kucing.
Kucing tersebut dibunuh dan dikuliti, lalu dagingnya dijual dan dikonsumsi sendiri.
Pelaku jagal kucing diketahui tinggal di Jalan Tangguk Bongkar VII, Tegal Sari Mandala II, Kecamatan Medan Denai.
Di lokasi depan rumah penjagal kucing tersebut, tampak darah berceceran yang masih segar.
Terdapat dua kepala kucing di dalam karung yang tepat berada di depan rumahnya.
Diketahui, hampir setiap hari ada pemotongan kucing.
"Sering di sini. Tiap hari. Motongnya di sini. Kucing kecil tak mau diambilnya. Jadi kepalanya dan isinya dibuang," ujar seorang warga, Henroy Panggabean ketika ditemui di lokasi pada Kamis siang.
Dia kemudian menunjukkan adanya usus yang mengambang di dalam parit.
Tidak diketahui usus tersebut apakah usus kucing atau hewan lainnya.
Hanya saja, di tempat tersebut dapat dengan mudah ditemukan cairan menyerupai darah berwarna merah kehitaman.
Selain itu, juga talenan kayu berbentuk bulat.
Baca: Viral Kisah Pembantaian Kucing di Medan, Hewan Diculik, Dipotong, Dagingnya Dimakan dan Dijual
Baca: Seekor Kucing Terkunci di Dalam Kontainer, Bertahan Hidup 3 Minggu Tanpa Makan dan Minum
Karung berisi 3 kepala kucing
Talenan itu sendiri berada di samping tumpukan kayu dan karung lusuh.
Bau amis dan sedikit busuk tercium di tempat tersebut.
Di dekat tumpukan kayu itu juga terdapat karung yang terikat yang oleh polisi kemudian dibuka, pada awalnya diduga merupakan daging atau usus babi, ternyata terdapat 3 kepala kucing.
"Orang sini juga nyah yang motong," katanya sembari menyebut nama seseorang.
Warga lainnya, R Sialagan mengatakan, dia beberapa kali melihat ada orang yang mengeluarkan kucing yang masih hidup dari dalam karung.
Dia tidak tahu bagaimana kemudian beberapa kucing mati di tempat tersebut.
Dia juga tidak tahu apa yang dilakukan selanjutnya terhadap kucing yang sudah mati.