Kasus Global Covid-19 Tembus 100 Juta, Indonesia Urutan 19, Paling Buruk di Asia Tenggara

Indonesia menjadi negara dengan kasus Covid-19 terburuk di Asia Tenggara, rumah sakit mulai kolaps


zoom-inlihat foto
covid-brasil-005.jpg
MICHAEL DANTAS / AFP
ILUSTRASI - Pasien Covid-19 membludak di Unit Perawatan Intensif Covid-19 Rumah Sakit Gilberto Novaes di Manaus, Brasil, saat awal pandemi di negara itu, Mei 2020. Kondisi serupa kini terjadi di negara bagian Manuas saat petugas medis yang kekurangan tabung oksigen, terpaksa mencabut oksigen dari pasien untuk menyelamatkan pasien cpvid yang lain.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kasus global Covid-19 mencapai 100 juta kasus.

Angka tepatnya adalah 100.881.388 kasus hari Rabu (27/1/2021), seperti termuat dalam situs worldometers.info.

Amerika Serikat menjadi negara terparah dengan lebih dari 26 juta kasus.

Total, ada 435.452 kematian akibat Covid-19 di Negeri Paman Sam.

Dua negara terparah berikutnya adalah India dan Brazil, masing-masing di angka lebih dari 10 juta dan 8 juta kasus.

Sementara itu, Indonesia menempati urutan ke-19.

Indonesia yang Terburuk di Asia Tenggara

Jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia tembus 1.012.350 pasien.

Angka itu menempatkan Indonesia menjadi negara dengan jumlah kasus tertinggi di Asia Tenggara.

Angka tersebut bertambah setelah ada 13.094 kasus baru pada Selasa (26/1/2021).

Baca: Penerbangan Terdampak Pandemi Covid-19, Pilot Banting Setir Jadi Kuli Bangunan, Pramugari Jual Buah

Baca: Hari Ini, Jokowi Bakal Terima Vaksinasi Covid-19 Kedua dan Lantik Sigit Jadi Kapolri

Petugaas medis saat beristirahat di bawah pohon seusai menyelesaikan tugasnya di lingkungan Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, akhir November 2020. Per Selasa (26/1/2021), pasien positif Covid-19 di Indonesia sudah hampir tembus 1 juta jiwa.
Petugas medis saat beristirahat di bawah pohon seusai menyelesaikan tugasnya di lingkungan Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, akhir November 2020. Per Selasa (26/1/2021), pasien positif Covid-19 di Indonesia sudah hampir tembus 1 juta jiwa. (TRIBUNNEWS/JEPRIMA)

Sebelumnya, pada Senin (25/1/2021), total pasien positif Covid-19 sebanyak 999.256 orang.

Diberitakan Tribunnews, jumlah pasien yang sembuh pada hari ini menjadi 820.356 pasien di seluruh Indonesia.

Total ada 28.468 orang yang dinyatakan meninggal dunia hingga Selasa (26/1). 

Sementara jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia dalam 24 jam sebanyak 336 orang.

Rumah Sakit Mulai Kolaps

ILUSTRASI - KERETA ISOLASI-Walikota Madiun, Maidi melihat kondisi kereta medis darurat milik PT INKA yang akan dijadikan sebagai tempat perawatan pasien covid-19. Pemkot Madiun berencana meminjam kereta medis tersebut setelah ruang isolasi di rumah sakit penuh.
ILUSTRASI - KERETA ISOLASI-Walikota Madiun, Maidi melihat kondisi kereta medis darurat milik PT INKA yang akan dijadikan sebagai tempat perawatan pasien covid-19. Pemkot Madiun berencana meminjam kereta medis tersebut setelah ruang isolasi di rumah sakit penuh. (KOMPAS.COM/Dokumentasi Kominfo Kota Madiun)

Baca: Daftar Vitamin yang Bisa Meningkatkan Daya Tahan Tubuh saat Pandemi Covid-19

Baca: 3 Pemuda Tabrak Ambulans Pengangkut Jenazah Covid-19 yang Dikawal Polisi, Diduga Sedang Mabuk

Inisiator LaporCovid-19, Irma Hidayana menyoroti sejumlah rumah sakit di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) yang mulai kolaps.

Akibatnya, ia banyak mendapat laporan kasus pasien yang ditolak rumah sakit karena penuh.

Bahkan, sejak akhir Desember 2020 hingga 21 Januari 2021, pihaknya telah menerima 34 laporan.

"Hingga 21 Januari ya kalau tidak salah kami menerima 34 laporan tentang kasus pasien yang ditolak rumah sakit karena penuh."

"Kami juga sudah dibantu Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dalam mencari rumah sakit," kata Irma dalam Konferensi Pers Daring, Senin (25/1/2021), dikutip dari Kompas.com.

Berdasarkan laporan tersebut, pihaknya juga sudah meminta bantuan kepada tim Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mencarikan solusi.

Namun, empat kali meminta bantuan kepada tim Kemenkes, LaporCovid-19 mengaku tak kunjung berhasil.

Baca: Asosiasi RS Swasta: Jika Klaim Perawatan Covid-19 Tak Kunjung Cair, Rumah Sakit Terengah-engah

Baca: Pemerintah Tak Kunjung Bayar Klaim Perawatan Pasien Covid-19, Padahal RS Sudah Penuh

ILUSTRASI - Para tenaga medis sedang memindahkan seorang pasien ke unit berbeda dari Covid-19 Unit di United Memorial Medical Center di Houston, Texas, (2/7/2020). Meski menjadi pusat kedokteran dengan banyak rumah sakit dan laboratorium penelitian, Houston terancam dibanjiri pasien Covid-19 di Texas yang melonjak. Amerika Serikat pada Kamis (2/7/2020) melaporkan ada lebih dari 55 ribu kasus baru Covid-19.
ILUSTRASI - Para tenaga medis sedang memindahkan seorang pasien ke unit berbeda dari Covid-19 Unit di United Memorial Medical Center di Houston, Texas, (2/7/2020). Meski menjadi pusat kedokteran dengan banyak rumah sakit dan laboratorium penelitian, Houston terancam dibanjiri pasien Covid-19 di Texas yang melonjak. Amerika Serikat pada Kamis (2/7/2020) melaporkan ada lebih dari 55 ribu kasus baru Covid-19. (MARK FELIX / AFP)

Untuk itu, ia meminta agar pemerintah dan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 segera mencarikan solusi agar kapasitas kamar di rumah sakit kembali normal.

"Kita perlu fokus membenahi ini. Kita sedang hadapi rumah sakit yang mulai kolaps," ujarnya.

Irma menceritakan, sejak awal Desember 2020 rumah sakit di sekitar Jabodetabek dan berbagai daerah lain di Pulau Jawa mulai kesulitan menampung pasien.

Hal itu membuat terjadinya antrean pasien untuk mendapatkan perawatan hingga bisa meningkatkan risiko kematian.

"Tanda-tanda kolapsnya rumah sakit ini semakin bertambah memasuki Januari 2021."

"Apalagi sepanjang Desember 2020 mobilitas penduduk cenderung meningkat dengan adanya pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak dan libur Natal Tahun Baru," tuturnya.

Akhir-akhir ini, sejumlah kasus pasien yang ditolak rumah sakit karena penuh semakin banyak terjadi.

Bahkan, LaporCovid-19 juga menerima laporan pasien yang meninggal di perjalanan.

Termasuk di transportasi umum, di rumah, di selasar rumah sakit, di UGD serta di Puskesmas karena kesulitan mendapatkan perawatan intensif.

Contohnya, ia menerima laporan dari warga Kota Depok yang meninggal dalam perjalanan mencari rumah sakit pada 19 Desember 2020.

Baca: Lewat Covax, Indonesia Bisa Peroleh Vaksin Covid-19 Gratis hingga Sebanyak 20% Jumlah Penduduk

Baca: Cegah Covid-19 Lebih Efektif Pakai 2 Masker, Ini Penjelasannya

ILUSTRASI  - Pekerja medis memasukkan mayat ke dalam ambulans sambil mengenakan masker dan alat pelindung diri (APD) di Pusat Subakut dan Rehabilitasi Andover pada 16 April 2020 di Andover, New Jersey. Setelah mendapatkan laporan anonim di kepolisian, 17 orang ditemukan tewas di fasilitas perawatan jangka panjang, termasuk dua perawat, di mana setidaknya 76 pasien dan 41 anggota staf telah dinyatakan positif COVID-19.
ILUSTRASI - Pekerja medis memasukkan mayat ke dalam ambulans sambil mengenakan masker dan alat pelindung diri (APD) di Pusat Subakut dan Rehabilitasi Andover pada 16 April 2020 di Andover, New Jersey. Setelah mendapatkan laporan anonim di kepolisian, 17 orang ditemukan tewas di fasilitas perawatan jangka panjang, termasuk dua perawat, di mana setidaknya 76 pasien dan 41 anggota staf telah dinyatakan positif COVID-19. (AFP)

"Pada 19 Desember 2020 sore itu, keluarga pasien awalnya menghubungi Satgas Covid-19 di daerahnya untuk meminta ambulans karena kondisi ayah pelapor sebagai suspek Covid-19," ujar Irma.

"Sang ayah bergejala sesak nafas, namun ambulans tidak dikirim hingga dua jam penantian."

"Keluarga akhirnya membawa ayahnya menggunakan taksi daring berkeliling ke sejumlah RS di Kota Depok dan Jakarta Selatan."

"Hingga kemudian pasien meninggal dalam perjalanan setelah ditolak di sejumlah rumah sakit," tutur dia.

Dari kasus inilah kemudian Satgas Depok meminta LaporCovid-19 untuk transparan mengenai data pasien.

Namun, Irma menolak karena menurutnya saat ini yang paling penting adalah menyelesaikan sistem rumah sakit yang dinilai sudah mulai kolaps.

"Ada banyak warga yang ingin mencari bantuan, mereka yang positif mencari bantuan untuk segera mendapatkan perawatan di rumah sakit."

"Apakah itu rawat inap biasa atau ICU, tetapi situasi rumah sakit yang ada di Jabodetabek sudah full. Jadi tidak mampu menampung," ungkapnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Rumah Sakit di Jabodetabek Mulai Kolaps, Banyak Pasien Corona Tak Bisa Ditampung karena Penuh

(TribunnewsWiki.com/Ahmad Nur Rosikin) (Tribunnews.com/Inza Maliana)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved