TRIBUNNEWSWIKI.COM - Terjadi semburan gas di sebuah proyek panas bumi yang dikelola oleh PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) di Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal.
Peristiwa tersebut diduga menewaskan lima warga, Senin (25/1/2021).
Tiga korban meninggal dunia diantaranya masih balita dan anak-anak.
Selain itu, 24 orang warga mengalami keracunan dan tengah mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.
Dilansir Kompas.com, ratusan warga sekitar mengungsi lantaran takut menghirup gas.
Baca: Hari Ini, Jokowi Bakal Terima Vaksinasi Covid-19 Kedua dan Lantik Sigit Jadi Kapolri
Kronologi
Peristiwa semburan gas terjadi pada Senin (25/1/2021) siang, saat PT SMGP tengah melakukan pengeboran sumur di lokasi proyek geothermal.
Menurut PT SMGP, kala itu mereka tengah melakukan uji pengoperasian salah satu sumur uap panas bumi.
Mereka berujar, sudah sesuai standar dan prosedur yang berlaku.
Namun, tiba-tiba sumur mengeluarkan asap tebal, diduga mengeluarkan gas H2S (hidrogen sulfida).
Baca: Dugaan Korupsi di BPJS Ketenagakerjaan, Ditaksir Capai Rp 43 Triliun, Setara Gaji 10 Juta Pekerja
5 Warga Tewas, 24 Dirawat
Menurut Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Pemerintah Kabupaten, Madina M Sahnan Pasaribu menerangkan, saat peristiwa tersebut terjadi, ada banyak warga sedang beraktivitas.
Warga sekitar tengah melakukan kegiatan seperti berkebun dan bertani.
Diduga, akibat menghirup gas tersebut, lima warga Desa Sibanggor Julu meninggal dunia.
Tiga diantaranya masih anak-anak.
"Diduga karena gas beracun dan saat kejadian banyak warga yang melakukan aktivitas berkebun dan bertani di sekitar lokasi tersebut," ujar M Sahnan.
Selain lima orang warga tewas, sebanyak 24 warga harus dirawat di rumah sakit.
"Total korban yang sementara terdata ada 29 orang dan 5 diantaranya meninggal dunia," imbuh M Sahnan.
Baca: Gunung Merapi Semburkan Awan Panas Belasan Kali, Boyolali Diguyur Hujan Abu Tipis
Sempat Memicu Keributan
Akibat peristiwa itu, sejumlah warga mendatangi lokasi proyek energi dan panas bumi tempat gas diduga uncul.
Sempat terjadi keributan dengan warga dan pekerja perusahaan.
"Sempat menimbulkan keributan antara masyarakat dengan pihak PT SMGP," kata M Sahnan.
Menurut Sahnan, keributan itu, adalah bentuk aksi spontan masyarakat.
"Situasi saat ini relatif kondusif. Namun sudah dimediasi untuk saling menjaga diri," lanjutnya.
Sementara itu, polisi langsung menerjunkan personel dan tenaga medis guna membantu proses evakuasi warga.
"Kita sudah bangun komunikasi di sana, khususnya di Desa Sibanggor Julu, agar kita tahu apa yang diinginkan masyarakat terkait kejadian ini. Kita juga beritahukan, kita hadir untuk menolong dan memberikan upaya yang terbaik untuk masyarakat," sebut Kapolres Mandailing Natal, AKBP Horas Tua Silalahi.
Horas Tua juga menuturkan, ada dua anggotanya yang ikut menjadi korban lantaran diduga ikut menghirup gas.
"Ada dua anggota kami yang sedang melakukan pengamanan, ikut menjadi korban dan ikut menghirup gas saat menolong mengevakuasi warga," kata Horas Tua.
Diketahui, dua anggota kepolisian tersebut tengah mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.
Sebanyak 216 warga mengungsi ke Masjid
Sebanyak 216 warga yang tinggal di sekitar proyek geothermal PT SMGP di Mandailing Natal sudah mengungsi.
Warga khawatir jika gas masih akan meracuni mereka.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Pemkab Mandailing Natal, M Yasir, warga dievakuasi di Masjid.
M Yasir menuturkan, ratusan warga yang mengungsi berasal dari lokasi sekitar proyek.
"Dari desa-desa sekitar, ada dari Desa Sibanggor Julu dan Purba Julu dan semua kebutuhan warga kami fasilitasi sehingga dipastikan situasi benar-benar kondusif," tandasnya.
Baca: Listyo Sigit Prabowo Resmi Menjadi Kapolri yang ke-25 Setelah Dilantik Presiden Jokowi
Penjelasan Pihak PT SMGP
Juru Bicara PT SMGP, Kirhna Handoyo menjelaskan, perusahaan langsung menutup sumur bor yang diduga menyebabkan musibah tersebut.
Awalnya, menurut Krishna, mereka tengah melakukan uji untuk pengoperasian salah satu sumur uap panas bumi sesuai dengan standar.
"Namun sempat terjadi terpaparnya gas yang kemungkinan berupa H2S (hidrogen sulfida)," sebut Krishna.
Selain itu, ia menjelaskan, pihak PT SMGP telah menghentikan kegiatan operasional di area proyek, guna mencegah terjadinya paparan lanjutan.
"Dan untuk mencegah terjadinya pemaparan lanjutan, kami juga telah menghentikan kegiatan operasional di fasilitas proyek untuk mendukung masyarakat dan pemerintah Mandailing Natal dalam penanganan musibah," imbuhnya.
Selain itu, perusahaan juga akan melakukan penyelidikan dengan berkoordinasi dengan pemerintah Madina, dan Kementrian ESDM untuk mengetahui penyebab kejadian tersebut.
Krishna mengaku, turut berduka atas kejadian yang tak diinginkan oleh pihak perusahaan dan warga.
"Kami juga turut berduka dan prihatin bagi warga desa Sibanggor Julu yang menjadi korban dan juga yang saat ini tengah mendapat penanganan medis baik di RSUD Panyabungan maupun RS Permata Madina," papar Krishna.
"Dan PT SMGP siap untuk bekerjasama dengan semua pihak termasuk keluarga. Kami bekerja sama dengan aparat setempat untuk memastikan keselamatan semua orang, baik masyarakat maupun para pekerja di lokasi proyek," tegasnya.
Baca: Fakta Kematian Rapper Iron, Berikut Profil beserta Perjalanan Kariernya
Pemkab Beri Santunan Kepada Korban Meninggal
Sementara itu, korban meninggal dunia akibat keracunan gas dari proyek geothermal tersebut dimakamkan pada Selasa (26/1/2021) siang.
Diketahui, para korban dimakamkan di satu lokasi secara bersamaan.
"Proses fardu kifayah kelima korban sudah selesai dilakukan siang tadi sehabis Zuhur. Dan sesuai perintah Pak Bupati, itu yg paling utama dilakukan," kata M Taufiq Lubis.
Pernyataan tersebut dituturkan oleh Kepala Dinas Sosial Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal M Taufiq Lubis kepada Kompas.com, Selasa.
Bupati Madina, Dahlan Hasan Nasution, memberikan santunan berupa uang kepada masing-masing keluarga korban, sebagai bentuk simpati dan atensi pemerintah.
"Selain memastikan urusan pemakaman berjalan aman. Kami dari pemerintah juga memberikan santunan sebesar Rp 5 juta per jiwa. Dari pemerintah, bukan dari perusahaan," sebut Taufiq.
Taufiq menerangkan, atas musibah tersebut pihak Pemkab Madina turut berduka dan berharap agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
"Saya mewakili bapak bupati, menyampaikan belasungkawa dan turut berduka. Dan untuk penyelesaian masalah ini, kita serahkan kepada pihak yang berwenang," kata Taufiq.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Anindya Suci Pertiwi, KOMPAS.COM/Kontributor Padang Sidempuan, Oryza Pasaribu)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sederet Fakta Musibah Gas Geothermal Mandailing Natal, 5 Warga Tewas, Kronologi hingga Penjelasan Pengelola"