Jubir Kemenkes Beri Alasan Pemerintah Tak Beri Kuota Vaksin untuk Penyintas Covid-19

Nadia mengungkap, alasan pemerintah tak memprioritaskan vaksinasi Covid-19 pada penyintas ialah terbatasnya jumlah vaksin.


zoom-inlihat foto
vaksin-covid-19-buatan-sinovac-biotech.jpg
KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO
Tenaga kesehatan menunjukkan vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech saat pelaksanaan vaksin untuk tenaga medis di RS Siloam Kebon Jeruk, Jakarta, Kamis (14/1/20210). Vaksinasi tahap awal akan menargetkan 1,48 juta tenaga kesehatan yang dijadwalkan berlangsung dari Januari hingga Februari 2021.


Namun, apabila ketersediaan dari GAVI tidak sampai 100 ribu dosis, pemerintah akan mengupayakan tambahan dari proses pembelian kerja sama bilateral dengan sejumlah produsen vaksin di dunia.

Dokter di Palembang meninggal setelah divaksin

Dokter berinisial JF asal Palembang ditemukan meninggal dunia di dalam mobil pada Jumat (22/1/2021).

JF tewas di mobilnya yang terparkir di salah satu minimarket yang berada di Jalan Sultan Mansyur, Kelurahan Ilir Barat I.

Padahal sebelumnya pada Kamis (21/1/2021), JF mendapat suntikan vaksin Covid-19.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Palembang Yudhi Setiawan menegaskan bahwa dokter JF meninggal bukan karena divaksin, tapi sakit jantung.

Dokter tersebut juga memiliki tanda kekurangan oksigen karena penyakit jantungnya.

"Jadi di sini kami tegaskan bahwa kematian almarhum tidak ada hubungannya dengan vaksinasi yang sudah dilakukan. Dari tanda-tanda di tubuhnya, beliau meninggal karena kekurangan oksigen akibat ada penyakit jantung. Hal ini juga sudah dipastikan berdasarkan hasil pemeriksaan forensik yang sudah dilakukan," tegas Yudhi, dikutip dri TribunSumsel.com.

Yudhi membenarkan jika JF disuntik vaksin Covid-19 pada Kamis (21/1/2021).

Namun, pada saat divaksin tidak menunjukkan reaksi apapun.

Baca: Dokter di Palembang Ditemukan Meninggal di dalam Mobilnya Sehari setelah Divaksin Covid-19

Baca: Vaksin Covid-19 Jokowi Dikabarkan Gagal, IDI: yang Dilakukan Dokter Kepresidenan Sudah Benar

Seorang pekerja medis menunjukkan botol vaksin Biotek Sinovac melawan virus corona COVID-19 di pusat perawatan kesehatan di Yantai, di provinsi Shandong, China timur pada 5 Januari 2021.
Seorang pekerja medis menunjukkan botol vaksin Biotek Sinovac melawan virus corona COVID-19 di pusat perawatan kesehatan di Yantai, di provinsi Shandong, China timur pada 5 Januari 2021. (STR / AFP)

Dijelaskan Yudhi, bila terjadi sesuatu pada tubuh seseorang yang menjalani vaksinasi, pasti hal tersebut akan cepat diketahui.

"Setelah disuntik itu ditunggu 30 menit. Selama itu, korban ini tidak menunjukkan gejala apapun, sehingga ini dipastikan bukan karena divaksin," jelasnya.

Atas kejadian itu, Yudhi pun mengimbau kepada tenaga kesehatan untuk tidak takut divaksin. Sebab, meninggalya JF tidak ada hubungannya sama sekali dengan vaksin.

"Vaksin yang diberikan juga sudah melewati berbagai uji dan hasilnya bagus semua. Maka kita mengimbau supaya jangan takut divaksin. Keamanannya sudah dijamin dan SOP juga sudah dijalankan," ujarnya.

Hal senada dikatakan dokter forensik RS M Hasan Bhayangkara Palembang Indra Nasution yang mengatakan bahwa JF meninggal bukan karena vaksin.

"Diduga sakit jantung, bukan karena vaksin. Memang sehari sebelumnya korban ini sempat disuntik vaksin," kata Indra, melalui telepon, Sabtu (23/1/2021).

Indra juga membenarkan jika JF disuntik vaksin pada Kamis.

Namun, ia menegaskan kematian korban tidak ada hubungannya dengan itu.

"Korban divaksin Kamis, meninggal diperkirakan Jumat. Kalau disuntik, pasti reaksinya lebih cepat. Kalau menurut saya, ini bukan karena vaksin, tapi jantung," ujarnya.

Baca: Presiden Jokowi Disuntik Vaksin Covid-19, Tangan Dokter Sempat Gemetar

Baca: Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo Positif Terinfeksi Corona, BNPB: Belum Pernah Divaksin

Kronologi





Halaman
123
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved