BNPB: Sudah Ada 185 Bencana di Tanah Air pada 1-21 Januari 2021, Mayoritas Banjir

Bencana-bencana ini menyebabkan sebanyak 1.896 unit rumah rusak dengan tingkat kerusakan yang berbeda.


zoom-inlihat foto
Banjir-Bandang-di-Puncak-Bogor-Jawa-Barat-Selasa-1912021.jpg
KOMPAS.COM/AFDHALUL IKHSAN
Banjir Bandang di Puncak Bogor, Jawa Barat, Selasa (19/1/2021). Menurut data BNPB sudah ada 185 bencana di Indonesia pada awal tahun 2021.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Berdasarkan catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sudah ada 185 bencana di Indonesia dari 1 Januari 2021 hingga hari ini, Kamis (21/1/2021).

Dari seluruh bencana di tanah air, bencana hidrometeorologi mendominasi.

Hal ini diungkapkan oleh Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati, Kamis (21/1/2021).

"Bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor dan puting beliung mendominasi kejadian bencana," kata Raditya, dikutip dari Kompas.

Menurut catatan BNPB, ada 127 banjir yang terjadi di sejumlah daerah di tanah air.

Selanjutnya, ada sebanyak 30 bencana tanah longsor dan 21 bencana puting beliung.

Kejadian bencana lainnya yang tercatat yakni gelombang pasang sebanyak 5 kejadian dan gempa bumi sebanyak 2 kejadian.

"Dari sejumlah kejadian, meskipun banjir paling sering terjadi, gempa bumi paling banyak mengakibatkan korban jiwa hingga kini," kata dia.

Hujan deras yang mengguyur kawasan Puncak membuat Sungai Ciliwung meluap dan menyebabkan banjir bandang di wilayah Tugu Selatan, Kecamatan Tugu, Kabupaten Bogor, Selasa (19/1/2021). Akibatnya, 900 warga terdampak.
Hujan deras yang mengguyur kawasan Puncak membuat Sungai Ciliwung meluap dan menyebabkan banjir bandang di wilayah Tugu Selatan, Kecamatan Tugu, Kabupaten Bogor, Selasa (19/1/2021). Akibatnya, 900 warga terdampak. (TribunJabar.com/ist)

Baca: Deforestasi Dianggap Picu Banjir Kalsel, Istana Klaim Jokowi Tak Obral Izin Tambang dan Sawit

Berdasarkan catatan BNPB, korban meninggal akibat gempa bumi berjumlah 91 jiwa, tanah longsor 41 jiwa, dan banjir 34 jiwa.

Sementara itu, korban hilang akibat banjir ada 8 orang dan korban hilang akibat gempa ada 3 orang. 

Adapun korban yang luka paling banyak akibat gempa bumi.  Korban luka-luka akibat gempa bumi sebanyak 1.172 jiwa, tanah longsor 26 jiwa, puting beliung 7 jiwa, dan banjir 5 jiwa.

Bencana-bencana tersebut menyebabkan kerusakan rumah hingga total berjumlah 1.896 unit dengan tingkat kerusakan yang berbeda.

" BNPB mencatat rumah rusak berat 147 unit, rusak sedang 63, dan rusak ringan 1.686. Dari rumah rusak, jumlah kerusakan akibat gempa bumi, khususnya yang terjadi di Sulawesi Barat, masih dalam proses pendataan di lapangan," kata Raditya.

Baca: Pemilik Tanah Marah, Pengungsi Gempa Majene Harus Bongkar Tenda dan Pindah Tempat Mengungsi

Sementara itu, bangunan yang rusak berat paling banyak terjadi akibat bencana tanah longsor. Ada 45 unit bangunan rusak berat karena bencana ini.

Pencarian seorang bocah yang tertimpa longsoran lereng gunung di Gunungbesar, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), Sabtu (16/1/2021) sore.
Pencarian seorang bocah yang tertimpa longsoran lereng gunung di Gunungbesar, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), Sabtu (16/1/2021) sore. (RAHMI UNTUK BPOST GROUP)

Kemudian, 40 unit bangunan rusak berat akibat abrasi atau gelombang pasang, 38 unit akibat banjir, dan 24 unit bangunan akibat puting beliung.

Selain itu, bencana mengakibatkan kerusakan fasilitas publik, di antaranya pada fasilitas penduduk berjumlah 18 unit, rumah ibadah 15 unit, kesehatan 3 unit, kantor 2 unit, dan jembatan 25 unit.

  "Kerusakan fasilitas publik akibat gempa masih dalam pendataan," kata dia. Dari dampak-dampak yang dihasilkan, BNPB pun mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada dan siaga.

BNPB juga meminta masyarakat memperhatikan prakiraan cuaca yang diinformasikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Sebab, puncak musim hujan masih terjadi hingga Februari 2021.

Baca: Lagi, Gempa ke-39 Kali Guncang Majene dan Mamuju, Tiga Daerah di Majene Masih Terisolir

Potensi bahaya lain yaitu gempa bumi yang dapat terjadi setiap saat, seperti yang terjadi di Provinsi Sulawesi Barat.

Demikian juga bahaya pandemi Covid-19 yang masih terjadi penularan di tengah masyarakat.

"BNPB mengingatkan untuk melakukan persiapan keluarga dalam menghadapi sejumlah potensi bahaya tersebut," kata dia.

"Diskusikan di antara keluarga dengan terlebih dahulu mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko di sekitar," ucap Raditya.

Pemerintah telah memetakan potensi bencana

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah sedianya telah memetakan seluruh potensi bencana di tanah air.

Termasuk, pemetaan adanya potensi bencana di wilayah Jawa Barat.

Baca: Bencana Lagi, 3 Rumah Ambruk Akibat Fenomena Tanah Bergerak di Purworejo, 31 Jiwa Mengungsi

"Pemetaan dilakukan secara saksama dari waktu ke waktu guna penyempurnaan penanganan bencana sehingga menjadi lebih tersistem," kata Muhadjir saat meninjau lokasi pengungsian korban banjir bandang di kawasan Agro Wisata Gunung Mas, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (20/1/2021), dikutip dari siaran pers.

Muhadjir mengatakan sederetan bencana alam yang belakangan ini terjadi merupakan efek La Nina, mulai dari banjir di Kalimantan Selatan, gempa di Sulawesi Barat, banjir dan longsor Manado, hingga banjir bandang di Cisarua, Bogor, Jawa Barat.

"Presiden sudah memimpin rapat lebih dari tiga kali untuk bagaimana kita bisa menangani masalah dampak dari La Nina ini dan Insya Allah pemerintah kita siap," kata Muhadjir.

Adapun dalam kunjungan tersebut, Muhadjir juga melihat apa saja kebutuhan para pengungsi banjir bandang yang terjadi di wilayah itu.

Pihaknya akan mengoordinasikan dukungan-dukungan dari dinas terkait, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga Kementerian Kehutanan untuk langkah pencegahan ke depannya apabila diperlukan. "Atau cukup di-handle oleh pihak PTPN.

Nanti saya akan bicara juga dengan Menteri BUMN," kata Muhadjir.

Pada kesempatan itu, Muhadjir juga menyerahkan bantuan masker dan logistik berupa pangan.

(Tribunnewswiki/Tyo/Kompas/Deti Mega Purnamasari)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menko PMK: Pemerintah Telah Petakan Potensi Bencana" dan "2021 Belum Sebulan, Sudah 185 Bencana Terjadi di Tanah Air"





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved