Hal tersebut disebabkan, saat terjadi gempa utama atau mainshock, akan tercipta deformasi kerak bumi.
Deformasi ini yang menimbulkan pergeseran blok batuan yang cukup luas di bawah permukaan.
Pergeseran besar blok batuan ini akan memicu terjadinya ketidakseimbangan gaya tektonik di zona gempa.
Diketahui, biasanya setelah gempa kuat akan timbul gaya-gaya tektonik yang menggerakkan kembali blok batuan.
Baca: Lebih Dari 19 Ribu Warga Mengungsi Akibat Gempa Sulbar, 81 Orang Meninggal, 253 Luka Berat
Ini dikarenakan untuk mencari keseimbangan baru menuju kondisi stabil.
Menurut Daryono, untuk mendapatkan posisi tersebut, maka pergeseran kembali blok-blok batun secara tiba-tiba.
Hal tersebut dimanifestasikan sebagai gempa susulan.
Daryono menjelaskan, bahwa fenomena tersebut akan terus berlangsung hingga mencapai kondisi keseimbangannya.
"Fenomena ini akan terus terjadi hingga kondisi kesetimbangan tektonik terwujud dan selanjutnya kondisi batuan benar-benar kembali stabil dan menjadi aman kembali," kata Daryono.
Baca: Basarnas Kerahkan Anjing Pelacak K9 untuk Mencari Korban Gempa di Mamuju Sulawesi Barat
Tiga Daerah Terdampak Majene Masih Terisolir
Hingga Selasa (19/1/2021), tiga daerah terdampak gempa di Majene, Sulawesi Barat masih terisolir.
Tiga daerah tersebut yakni Dusun Aholeang, Desa Mekatta Kecamatan Malunda, lalu Dusun Salubiru, Desa Salutahongan, Kecamatan malunda, serta Dusun Salurindu, Desa Salutahongan, Kecamatan Malunda.
Informasi tersebut dikutip Tribunnews.com, melalui laporan wartawan Tribunnews, Taufik ismail.
Kabag Humas Basarnas, Yusuf Latief menyampaikan, daerah yang belum dievakuasi karena akses jalan tertutup longsor akibat gempa bumi, Selasa (19/1/2021).
Yusuf mengatakan, masih ada tiga orang yang tertimbun bangunan di Dusun Aholeang, Desa Mekatta, Kecamatan Malunda.
Diketahui, ketiga orang tersebut atas nama Ahmad atau papa Naba, Nurlia dan Nurfatma.
Baca: Anggota TNI Peluk Anak dan Istri saat Gempa Sulbar, Gunakan Punggung sebagai Tameng Reruntuhan
Sebelumnya, operasi SAR di Majene dan Mamuju hingga saat ini masih dilakukan.
Sementara itu, hingga hari ini, diketahui jumlah korban meninggal sebanyak 84 orang yang terdiri dari 73 orang di Mamuju dan 11 orang Majene.
Kemudian, tercatat sebanyak 826 korban luka-luka, dan sekitar 30 ribu orang mengungsi dari dua wilayah tersebut.
Operasi SAR juga melibatkan 407 personel yang terdiri atas 113 orang dari Basarnas dan potensi SAR lainnya 294 orang.
Baca: Kisah Perawat RS Mitra Mamuju Korbankan Nyawa, Tertimpa Reruntuhan Gempa saat Selamatkan Bayi
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Anindya Suci Pertiwi, KOMPAS.COM/Ellyvon Pranita, TRIBUNNEWS.COM/Taufik Ismail)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lagi, Gempa Bumi Ke-39 Kali Guncang Majene dan Mamuju"
Dan di Tribunnews.com dengan judul Sampai Hari Ini Tiga Daerah Terdampak Gempa di Majene Masih Terisolir